Tazkiyah Adalah Proses Penyucian Jiwa dalam Pendidikan Islam, Ini Penjelasannya

Tazkiyah Adalah Proses Penyucian Jiwa dalam Pendidikan Islam, Ini Penjelasannya

Hanif Hawari - detikHikmah
Senin, 13 Jan 2025 08:00 WIB
Muslim woman pray on hijab praying with Koran on mat indoors
Ilustrasi tazkiyah (Foto: Getty Images/iStockphoto/think4photop)
Jakarta -

Tazkiyah adalah suatu konsep penting dalam pendidikan Islam yang mengacu pada proses penyucian diri manusia untuk kembali kepada fitrahnya. Proses ini melibatkan pembimbingan spiritual yang mengarah pada perbaikan jiwa dan akhlak.

Dalam konteks pendidikan Islam, tazkiyah berfungsi sebagai ruh yang menghidupkan setiap proses belajar mengajar. Melalui tazkiyah, seseorang diharapkan dapat membersihkan hati dari sifat buruk dan menghiasi dirinya dengan akhlak mulia, sehingga mencapai kesucian jiwa yang sejati.

Pengertian Tazkiyah

Dikutip dari buku Paradigma Pendidikan Agama Islam oleh Zubairi, Tazkiyah (التزكية) dimaksudkan sebagai cara untuk memperbaiki seseorang dari tingkat yang rendah ke tingkat yang lebih tinggi di dalam hal sikap, sifat, kepribadian dan karakter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semakin sering manusia melakukan tazkiyah, semakin Allah membawanya ke tingkat yang lebih tinggi.

At-tazkiyah sendiri berasal dari kata at-tath-hiir yang berarti penyucian atau pembersihan. Sementara itu, kata an-nafs (jamaknya: anfus dan nufus) merujuk pada jiwa atau nafsu. Jadi, tazkiyatun nafs dapat diartikan sebagai penyucian jiwa atau nafsu.

ADVERTISEMENT

Namun, tazkiyah tidak hanya terbatas pada penyucian, tetapi juga mencakup makna an-numuww, yang berarti tumbuh. Dalam hal ini, tazkiyatun nafs juga menggambarkan proses pertumbuhan jiwa, agar jiwa tersebut berkembang dengan sehat dan memiliki sifat-sifat yang baik serta terpuji.

Dengan demikian, tazkiyatun nafs merupakan suatu proses yang mencakup penyucian dan pengembangan jiwa manusia, serta pembinaan akhlakul karimah (moralitas mulia) dalam diri dan kehidupan. Dalam proses perkembangan jiwa ini terkandung falah (kebahagiaan), yang berarti pencapaian keberhasilan manusia dalam mengaktualisasikan martabatnya sebagai makhluk yang memiliki akal dan budi pekerti.

Konsep Tazkiyah

Dijelaskan dalam jurnal berjudul Prinsip-Prinsip Tazkiyah Al-Nafs dalam Islam dan Hubungannya dengan Kesehatan Mental oleh Masyhuri, menurut Al-Ghazali, tazkiyah al-nafs terbagi ke dalam 3 konsep, yaitu rub ibadah, rub al-adat, dan al-akhlak.

Berikut ini adalah penjelasan konsep tazkiyah:

1. Rub Al-Ibadah

Rub al-ibadah adalah bagian yang membahas tentang ibadah, yang berkaitan dengan hubungan antara manusia dan Allah SWT. Rub ini mencakup topik-topik seperti keutamaan ilmu, aqidah, thaharah, makna sholat, puasa, haji, dan zikir.

2. Rub Al-Adat

Rub al-Adat adalah bagian yang membahas hubungan manusia dengan lingkungannya. Rub ini mencakup pembahasan tentang tata cara pergaulan, pernikahan, etika dalam mencari nafkah, serta ketentuan yang berkaitan dengan halal dan haram.

3. Rub Al-Akhlak

Rub Al-akhlak terdiri dari al-muhlikat dan al-munjiyat. Rub al-muhlikat yaitu bagian-bagian yang membahas tentang hubungan manusia dengan dirinya sendiri, khususnya membahas tentang akhlak tercela yang harus dihindari oleh setiap orang.

Rub ini berbicara tentang penyakit jiwa seperti bahaya lidah, sifat dengki, marah, bakhil tentang sifat-sifat terpuji yang harus dimiliki oleh setiap manusia.

Rub Al-Munjiyat merupakan bagian yang membahas hubungan manusia dengan dirinya yang khusus pada sifat-sifat terpuji pada manusia. Rub ini menjadi obat bagi orang yang mengalami gangguan kejiwaan.

Tujuan Tazkiyah

Kembali mengutip dari jurnal yang sama, tujuan tazkiyah adalah untuk membentuk manusia yang taat, bertakwa, dan beramal shaleh dalam segala aspek kehidupannya, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, maupun agama. Selain itu, tazkiyah juga bertujuan untuk membentuk manusia yang seimbang dalam mengelola potensi dirinya, seperti nafsu, syahwat, marah, dan cinta.

Al-Ghazali menyadari bahwa setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda dalam mencapai tujuan tazkiyah. Mereka yang memiliki kemampuan lebih besar akan mencapai hasil dan tujuan yang lebih tinggi, sedangkan yang kurang mampu akan mencapai tingkat yang lebih rendah. Al-Ghazali membagi empat tingkatan ketaatan yang ingin dicapai melalui tazkiyah, yaitu: pertama, ketaatan orang awam; kedua, ketaatan orang shaleh; ketiga, ketaatan orang yang taqwa; dan keempat, ketaatan orang yang benar dan bijaksana.

Wallahu a'lam.




(hnh/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads