Kisah cinta Zainab binti Muhammad, putri sulung Rasulullah SAW menjadi salah satu cerita penuh makna. Perjalanan cintanya dengan Abu al-As bin al-Rabi tidak mudah, karena keyakinan agama yang berbeda sempat menjadi ujian berat.
Zainab dikenal sebagai putri yang mewarisi kelembutan dan kearifan dari ayahnya, Nabi Muhammad SAW. Ia dinikahkan dengan Abu al-As sebelum risalah Islam diwahyukan.
Namun, ketika Zainab memeluk Islam bersama keluarganya, Abu al-As tetap dalam keyakinan lamanya. Perbedaan ini menjadi cobaan yang menguji cinta dan keimanan keduanya, terutama ketika tekanan dari kaum Quraisy semakin memisahkan mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kisah cinta Zainab dan Abu al-As adalah cermin kehidupan yang menggambarkan perjuangan di tengah perbedaan. Tidak hanya memperlihatkan kekuatan cinta, tetapi juga menunjukkan bagaimana Islam mengajarkan keadilan, kesabaran, dan komitmen terhadap nilai-nilai kebenaran.
Zainab Al-Kubra, Sosok Putri Sulung Rasulullah
Wajah istri Nabi Muhammad SAW, Khadijah, berseri-seri saat mengetahui dirinya sedang mengandung seorang anak dari suami tercinta, yang kelak menjadi Rasul Allah. Kehamilan ini terjadi ketika usia pernikahan Khadijah dan Rasulullah memasuki tahun kelima.
Diceritakan dalam buku Kisah Wanita Teladan oleh Yati Nurhayati, putri yang dilahirkan Khadijah itu diberi nama Zainab Al-Kubra. Rasulullah pun sangat bahagia menyambut putrinya yang lahir dari istri yang begitu dicintainya.
Meski pada masa itu kelahiran seorang anak perempuan sering dianggap aib, Rasulullah justru menyambut Zainab dengan penuh suka cita. Sebagai seorang ayah yang penyayang, Rasulullah mendidik anak-anaknya dengan penuh perhatian
Zainab tumbuh menjadi seorang anak yang cantik. Ketika beranjak dewasa, ia dilamar oleh Abu Al-Ash ibn Rabi', sepupunya yang merupakan putra Halah, saudari kandung Khadijah.
Abu Al-Ash dikenal sebagai pedagang yang sukses, kaya, dan memiliki reputasi baik di kalangan Quraisy. Ia terkenal karena kejujurannya. Pernikahan Zainab dan Abu Al-Ash pun dilakukan dengan meriah, dan terjadi sebelum Rasulullah menerima wahyu kenabian dan diangkat sebagai rasul.
Sebagai istri, Zainab menjalankan tanggung jawabnya dengan baik, menjadi pendamping yang salehah bagi suaminya. Pernikahan mereka dikaruniai dua orang anak.
Zainab Jalani Kisah Cinta Beda Agama
Pada buku Khadijah: Cinta Sejati Rasulullah diceritakan pernikahan mereka berlangsung harmonis dan penuh cinta hingga Rasulullah menerima wahyu kenabian. Ketika Rasulullah mulai menyebarkan Islam, Zainab termasuk dalam golongan pertama yang memeluk Islam.
Ketika Rasulullah menerima wahyu pertama di Gua Hira, Zainab merasa terkejut sekaligus bangga. Ia teringat cerita Waraqah bin Naufal tentang kedatangan Nabi terakhir yang akan dihadapkan pada banyak tantangan.
Zainab bersama saudara-saudaranya dengan tulus berikrar untuk mengikuti ajaran ayahnya. Zainab mengajak suaminya, Abu Al-Ash, untuk ikut menerima Islam. Namun, Abu Al-Ash merasa berat untuk meninggalkan kepercayaan nenek moyangnya karena khawatir dijauhi oleh kaumnya.
Abu Al-Ash tetap bertahan dalam keyakinannya. Meskipun ditekan oleh kaum Quraisy untuk menceraikan Zainab, Abul 'Ash menolaknya dengan tegas, menunjukkan kesetiaannya kepada istri yang dicintainya.
Sebagai putri pertama dari pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Khadijah, Zainab menjalani kisah cinta yang penuh tantangan. Saat Rasulullah dan kaum Muslimin hijrah ke Madinah, Zainab tetap tinggal di Mekah bersama suaminya. Ia terpisah dari keluarganya, menghadapi tekanan dari masyarakat Mekah yang semakin memusuhi kaum Muslimin.
Rumah Tangga Zainab dan Abu Al-Ash Bertahan
Ketika Perang Badar pecah, Abu Al-Ash bergabung dengan pasukan Quraisy untuk melawan Rasulullah. Zainab sangat sedih mengetahui suaminya berdiri di pihak yang memusuhi ayahnya.
Setelah kaum Muslimin memenangkan perang, Abu Al-Ash menjadi salah satu tawanan. Zainab yang mendengar kabar ini mengirimkan kalung pemberian ibunya, Khadijah, sebagai tebusan.
Rasulullah terharu melihat kalung tersebut dan meminta izin kepada para sahabat untuk membebaskan Abu Al-Ash tanpa tebusan, dengan syarat Zainab harus pergi ke Madinah.
Meskipun berat, Abu Al-Ash menepati janjinya kepada Rasulullah untuk membiarkan Zainab pergi ke Madinah. Setelah dibebaskan, ia kembali ke Mekah dengan perasaan campur aduk. Ia menyadari cinta mendalam yang dimiliki Zainab untuknya, tetapi juga memahami pengorbanan yang harus mereka jalani demi keimanan.
Zainab akhirnya bersatu kembali dengan keluarganya di Madinah, sementara Abu Al-Ash tetap berada di Mekah. Setelah bertahun-tahun berpisah, Zainab dan Abu Al-Ash kembali dipertemukan ketika sang suami datang ke Madinah.
Dengan izin Rasulullah, barang dagangan Abu Al-Ash yang ditawan dikembalikan dan tak lama kemudian, ia memutuskan memeluk Islam. Keputusan ini membawa kebahagiaan bagi Zainab yang telah lama menanti. Namun sayang, kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama.
Cinta Zainab dan Abu Al-Ash Terpisah Maut
Pada buku 40 Putri Terhebat, Bunda Terkuat oleh Tethy Ezokanzo, diceritakan pada tahun ke-8 Hijriah, Zainab meninggal dunia akibat luka dan komplikasi yang dideritanya sejak insiden di masa hijrahnya ke Madinah.
Dalam sebuah tragedi, Zainab terluka parah. Saat itu ia sedang hamil sehingga mengalami keguguran. Hal inilah yang menyebabkan Zainab terus sakit-sakitan. Lukanya sulit diobati.
Hari-hari terakhir hidup Zainab ditemani suami tercinta, hingga akhirnya ia meninggal pada tahun 8 hijriah. Rasulullah SAW sangat berduka atas kematian putrinya.
Namun ia merasa gembira, sebab kepada para sahabatnya, Rasulullah berkata:
"Aku sangat khawatir akan kelemahan Zainab, lalu aku berdoa agar Allah meluaskan kuburnya dan membebaskannya dari siksa kubur, dan Allah mengabulkan doaku."
Itulah kisah Zainab, putri Rasulullah SAW yang banyak berkorban. Kisah cinta Zainab dan Abul 'Ash menjadi saksi perjalanan cinta yang penuh ujian, pengorbanan, dan keikhlasan. Zainab RA dan Abul 'Ash menunjukkan bahwa cinta sejati adalah cinta yang mendekatkan kepada kebaikan, meskipun harus melalui berbagai cobaan yang sulit.
(aau/fds)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!