Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering terjebak dalam hasrat mengejar kemewahan duniawi. Kekayaan, kekuasaan, dan ketenaran seringkali menjadi tujuan utama yang mengaburkan pandangan tentang makna kehidupan yang sejati.
Menyambut tahun 2025, seyogyanya kita kembali bermuhasabah diri. Mari kita ikuti teladan Rasulullah Muhammad SAW, yang telah memberikan banyak peringatan kepada umatnya agar tidak terperdaya oleh cinta dunia yang berlebihan.
Sebab, Islam mengajarkan keseimbangan antara kebutuhan duniawi dan persiapan untuk kehidupan akhirat. Nabi Muhammad SAW mengingatkan bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara, seperti seorang musafir yang berteduh di bawah pohon sebelum melanjutkan perjalanan panjangnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arti Cinta Dunia
Cinta dunia adalah kecenderungan mencintai kehidupan dunia lebih dari kehidupan akhirat. Saat cinta dunia menjadi pusat segalanya hingga mengesampingkan nilai-nilai spiritual, maka itulah yang menjadi bahaya besar.
Dalam berbagai hadis, Rasulullah SAW menekankan bahwa harta, tahta, dan segala kenikmatan duniawi sejatinya hanyalah titipan. Dikutip dari laman resmi Universitas Islam Sultan Agung, Dosen Fakultas Agama Islam Unissula, Dr H Ghofar Sidiq MAg menjelaskan bahwa Rasulullah SAW telah mengingatkan umatnya tentang bahaya sikap cinta dunia.
Sikap ini menjadi sumber keburukan dan maksiat, karena dapat melemahkan iman kepada Allah serta membawa dampak buruk dalam kehidupan sosial. Cinta dunia membuat seseorang kehilangan akal sehat sehingga rela melakukan apa saja untuk mendapatkannya.
Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa cinta dunia adalah akar dari segala kesalahan. Cinta dunia biasanya dipicu oleh nafsu, baik yang terkait dengan perut maupun hal-hal di bawah perut, yang berpotensi melahirkan berbagai bentuk maksiat dan kerusakan.
Namun, apakah itu berarti kita tidak boleh memiliki dunia? Tentu tidak. Manusia hidup di dunia dan membutuhkan dunia untuk bertahan hidup. Imam Al-Ghazali menjelaskan, bahwa tidak semua hal di dunia bersifat duniawi.
Segala sesuatu yang dilakukan karena Allah tidak dianggap duniawi, sedangkan yang dilakukan bukan karena Allah itulah yang disebut duniawi. Termasuk kemaksiatan dan berlebihan dalam perkara yang diperbolehkan.
4 Pesan Nabi Muhammad Agar Tak Terlampau Cinta Dunia
Ketika manusia terlalu mencintai dunia, ia bisa kehilangan tujuan hidup yang sebenarnya, yakni untuk beribadah kepada Allah dan mencari keridhaan-Nya. Lalu, apa saja pesan Nabi Muhammad SAW tentang cinta dunia dan bagaimana cara menghindari jebakannya?
1. Tingkatkan Iman dan Bersiap dengan Maut
Cinta dunia adalah salah satu penyakit akhir zaman yang dikhawatirkan oleh Rasulullah SAW akan menimpa umatnya. Dalam laman Humas Pemprov Aceh, disebut kondisi tersebut digambarkan Nabi Muhammad SAW:
"Hampir tiba masa di mana kalian diperebutkan sebagaimana sekumpulan pemangsa yang memperebutkan makanannya. Seorang sahabat bertanya: Apakah saat itu jumlah kami sedikit, ya Rasulallah? Rasulullah bersabda: Tidak. Bahkan saat itu jumlah kalian sangat banyak, tetapi seperti buih di lautan karena kalian tertimpa penyakit wahn. Sahabat bertanya: Apakah penyakit wahnitu, ya Rasulallah? Beliau menjawab: Penyakit wahnitu adalah cinta dunia dan takut mati." (HR Abu Daud)
Maka, ingatlah selalu Allah dan Rasul, jaga keimanan, dan bersiaplah bertemu ajal yang bisa menjemput kapan saja. Letakkan cinta pada Allah di atas segala-galanya, maka berbagai jenis kemaksiatan, dosa, dan kemungkaran akan menjauh.
Sebaliknya, jika seseorang cenderung meletakkan cintanya pada dunia di atas cintanya pada Allah, maka segala bentuk dosa dan kemaksiatan akan lebih dekat kepadanya. Na'udzubillah min dzalik.
2. Jalani Hidup Seperti Orang Asing
Rasulullah SAW pernah berpesan agar menjalani hidup di dunia seperti orang asing. Ia menyampaikan hal ini pada salah seorang sahabat, Ibnu Umar RA.
Pesan Rasulullah SAW kepada Ibnu Umar RA tersebut termaktub dalam Riyadhus Shalihin, kitab hadits shahih, karya Imam an-Nawawi yang diterjemahkan Solihin. Diriwayatkan dari Ibnu Umar RA, ia berkata:
أَخَذَ رَسُولُ اللهِ ﷺ بِمَنْكِبِي فَقَالَ: «كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلِ وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُ: إِذَا أَمْسَيْتَ، فَلَا تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ، فَلَا تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ صِحْتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
Artinya: "Rasulullah SAW menepuk kedua pundakku, lalu bersabda, 'Jadilah engkau di dunia ini seolah-olah orang asing atau orang yang singgah dalam perjalanan.' Ibnu Umar berkata, 'Jika engkau di waktu sore, maka janganlah menantikan waktu pagi. Dan jika engkau di waktu pagi, maka janganlah menantikan waktu sore. Ambillah kesempatan sewaktu engkau sehat untuk masa sakitmu, dan sewaktu engkau hidup untuk matimu.'" (HR Bukhari)
Para alim ulama pensyarah hadits memaknai sabda Rasulullah SAW tersebut sebagai pengingat agar tidak terlalu cinta pada dunia, termasuk bergantung padanya dan menganggap kehidupan dunia akan kekal.
Imam an-Nawawi dalam kitab haditsnya menerangkan, orang asing atau perantau sekalipun tinggal lama di negeri orang, ia tetap tidak bertanah air di tempat yang ia diami itu. Jika orang tersebut bijaksana, kata Imam an-Nawawi, tentu kerjaannya di tanah rantau itu ia gunakan untuk mencari bekal guna dibawa ke tanah kelahirannya saat kembali nanti.
3. Tidak Kikir
Dunia itu fana dan jangan sampai menganggapnya sebagai tempat tinggal yang abadi. Hal tersebut bukan berarti seseorang harus mengabaikan kebahagiaan di dunia, melainkan antara dunia dan akhirat wajib dilaksanakan bersamaan sesuai porsinya.
Janganlah melampaui batas dalam mencintai harta benda duniawi hingga menjadikan kikir untuk beramal dengan harta benda itu.
4. Berzuhud
Salah seorang pada zaman Nabi SAW pernah bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai amalan yang membuat seseorang dicintai Allah SWT dan manusia. Rasulullah SAW pun menjawab bahwa amalan itu adalah zuhud pada perkara dunia. Berikut bunyi hadisnya:
وعن أبي العباس سَهْلِ بن سعد الساعدي ، رضي الله عنه ، قال : جاء رجل إلى النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : فقال : يا رسول الله دلني على عَمَلٍ إِذا عَمِلْتُهُ أَحبَّنِي الله ، وَأَحبَّنِي النَّاسُ ، فقال : « ازْهَدْ في الدنيا يُحِبك الله ، وَازْهَدْ فِيمَا عِنْدَ النَّاسِ يُحبَّكَ النَّاسُ ) حديث حسن رواه ابن ماجه وغيره بأسانيد حسنة
Artinya: Dari Ibnu Abbas, yakni Sahal bin Sa'ad as-Sa'idi RA, berkata, "Ada seorang lelaki datang kepada Nabi SAW, lalu berkata, 'Ya Rasulullah, tunjukkanlah padaku sesuatu amalan yang apabila amalan itu saya lakukan, maka saya akan dicintai Allah dan juga dicintai oleh seluruh manusia.' Beliau SAW bersabda, 'Berzuhudlah di dunia, tentu engkau dicintai oleh Allah dan berzuhudlah dari apa yang dimiliki oleh para manusia, tentu engkau akan dicintai para manusia'." (Hadits ini hasan, diriwayatkan Ibnu Majah dan lainnya dengan isnad-isnad yang baik)
Fahrur Mu'is, S.Pd.l, M.Ag dan Muhammad Suhadi, Lc dalam buku 40 Pesan Nabi untuk Setiap Muslim menyebut Rasulullah memberitahukan bahwa jalan untuk mendapatkan cinta Allah dan manusia adalah zuhud.
Zuhud adalah mengalihkan kesenangan terhadap sesuatu kepada yang lebih baik. Menurut Imam An-Nawawi, zuhud adalah meninggalkan urusan dunia yang tidak dibutuhkan, sekalipun hal itu halal serta mencukupkan diri pada hal yang perlu-perlu saja.
Tingkat keyakinan tentang perbedaan antara dunia dan akhirat akan semakin menguatkan keinginan menukar dunia dengan akhirat. Allah berfirman:
"Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal." (Al-A'la: 16-17).
Nah, itulah tadi pesan Nabi Muhammad SAW agar kita tak tenggelam dalam cinta dunia. Semoga setiap harinya, kita mampu menjadi hamba Allah yang menjauhi keburukan. Aamiin.
(aau/fds)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI