Ada beberapa ayat Al-Qur'an yang bisa menjadi penenang ketika mengalami keraguan hati. Ayat-ayat ini dapat dibaca agar hati dijauhkan dari perasaan ragu, khawatir dan galau.
Perasaan ragu kadang kala hadir ketika seseorang dihadapkan pada pilihan dan sulit menentukan mana yang terbaik. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT telah berfirman melalui beberapa ayat yang bisa mengusir perasaan ragu.
Dalam hadits, dari Hasan bin Ali bin Abi Thalib, ia berkata,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aku hafal (sebuah hadits) dari Rasulullah SAW: "Tinggalkan yang meragukanmu lalu ambillah yang tidak meragukanmu. (HR Tirmidzi, An-Nasa'i)
Melalui hadits ini, Rasulullah SAW menegaskan bahwa setiap umat Islam harus mengambil apapun yang diyakininya dan meninggalkan apapun yang membuatnya ragu.
Dalil tentang Keraguan Hati
Ada sejumlah ayat Al-Qur'an yang bisa menjadi penenang saat mengalami keraguan hati. Ayat-ayat ini berisi penegasan bahwa hal yang membuat ragu haruslah ditinggalkan.
1. Ragu saat Diberi Ujian
Dalam surat Al-Baqarah ayat 286, Allah SWT menjamin bahwa setiap orang akan diberi ujian sesuai batas kemampuannya. Artinya, tidak ada ujian berat yang diberikan pada makhluk-Nya melebihi batas kemampuannya.
لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا ٱكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ
Arab-Latin: Lā yukallifullāhu nafsan illā wus'ahā, lahā mā kasabat wa 'alaihā maktasabat, rabbanā lā tu`ākhiżnā in nasīnā au akhṭa`nā, rabbanā wa lā taḥmil 'alainā iṣrang kamā ḥamaltahụ 'alallażīna ming qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih, wa'fu 'annā, wagfir lanā, war-ḥamnā, anta maulānā fanṣurnā 'alal-qaumil-kāfirīn
Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".
2. Jaminan Kemudahan setelah Kesulitan
Allah SWT akan memberikan kemudahan bagi hamba-Nya yang bersabar ketika mengalami kesulitan. Hal ini termaktub dalam surat Al-Insyirah ayat 6,
إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا
Arab-Latin: Inna ma'al-'usri yusrā
Artinya: Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
3. Ragu pada Jodoh
Dalam surat An-Nur ayat 26, Allah SWT menegaskan bahwa jodoh adalah gambaran diri.
ٱلْخَبِيثَٰتُ لِلْخَبِيثِينَ وَٱلْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَٰتِ ۖ وَٱلطَّيِّبَٰتُ لِلطَّيِّبِينَ وَٱلطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَٰتِ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ ۖ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
Arab-Latin: Al-khabīṡātu lil-khabīṡīna wal-khabīṡụna lil-khabīṡāt, waṭ-ṭayyibātu liṭ-ṭayyibīna waṭ-ṭayyibụna liṭ-ṭayyibāt, ulā`ika mubarra`ụna mimmā yaqụlụn, lahum magfiratuw wa rizqung karīm
Artinya: Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga).
4. Ragu pada Pilihan Sulit
Perasaan ragu sering kali muncul ketika seseorang dihadapkan pada hal yang tidak disukai. Padahal bisa jadi hal tersebut adalah pilihan terbaik dari Allah SWT. Ayat 216 surat Al-Baqarah menegaskan hal tersebut.
كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Arab-Latin: Kutiba 'alaikumul-qitālu wa huwa kur-hul lakum, wa 'asā an takrahụ syai`aw wa huwa khairul lakum, wa 'asā an tuḥibbụ syai`aw wa huwa syarrul lakum, wallāhu ya'lamu wa antum lā ta'lamụn
Artinya: Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
5. Ragu atas Takdir
Dalam surat Ar Rahman ayat 13, Allah SWT berfirman,
فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
Arab-Latin: Fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān
Artinya: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa nikmat-nikmat tampak jelas pada kalian (manusia dan jin) dan kalian diliputi olehnya sehingga kalian tidak dapat mengingkarinya. Dan kami hanya dapat mengatakan sebagaimana yang dikatakan oleh jin yang beriman kepadaNya,"Ya Allah, tidak ada sesuatu pun dari nikmat-nikmatMu yang kami ingkari, maka segala puji bagiMu" Ibnu Abbas selalu menjawabnya dengan ucapan berikut,"Tidak, lalu yang manakah, wahai Tuhanku?" yaitu "Kami tidak mendustakan sesuatu pun darinya."
(dvs/inf)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Indonesia Konsisten Jadi Negara Paling Rajin Beribadah
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina