Dinasti Abbasiyah menorehkan sejarah gemilang sebagai era keemasan peradaban Islam. Di masa ini, dunia Islam menyaksikan lonjakan pesat dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, mulai dari teologi, filsafat, sains, hingga kedokteran.
Kemajuan ini tak lepas dari peran aktif Dinasti Abbasiyah dalam mengantarkan dunia Islam menuju puncak keilmuan. Lalu, bagaimana cara Dinasti Abbasiyah mengembangkan ilmu pengetahuan?
Sekilas tentang Dinasti Abbasiyah
Dinasti Abbasiyah merupakan kekhalifahan ketiga yang berdiri setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Kekhalifahan ini didirikan oleh dinasti keturunan dari paman Nabi Muhammad SAW, Abbas bin Abdul Muttalib.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari buku yang berjudul Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam oleh Saprida dkk, terbentuknya Dinasti Abbasiyah adalah untuk melanjutkan kekuasaan sebelumnya, yaitu Dinasti Umayyah. Dinamakan Dinasti Abbasiyah karena para pendiri dan pemimpin dinasti ini adalah keturunan Al-Abbas.
Kekhalifahan Abbasiyah memerintah sebagai khalifah setelah menggantikan pemerintah sebelumnya, yaitu Bani Umayyah pada tahun 750 masehi. Pemerintahan dari Dinasti Abbasiyah berlangsung selama lima abad, dari tahun 750 hingga 1258 Masehi.
Dinasti Abbasiyah dikenal dengan komitmen yang kuat terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Kemajuan ilmu pengetahuan di era Abbasiyah tidak hanya bermanfaat bagi umat Islam, tetapi juga memberikan pengaruh signifikan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di dunia.
Bagaimana Cara Dinasti Abbasiyah Mengembangkan Ilmu?
Dinasti Abbasiyah dikenal dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam pada masa itu. Di kala itu, banyak sekali ilmuwan dan cendekiawan Islam yang lahir berkat peradaban yang mementingkan ilmu pengetahuan.
Dilansir dari buku Selayang Pandang Dinasti Abbasiyah karya Rizem Aizid, salah satu kemajuan di bidang pengetahuan yang mengantarkan Abbasiyah pada puncak kejayaan adalah usaha penerjemahan buku-buku Barat (Yunani dan Persia) ke dalam bahasa Arab.
Pada masa Abbasiyah, gerakan penerjemahan ini menjadi salah satu fokus khalifah. Terutama di masa Harun ar-Rasyid dan al-Ma'mun.
Pada awalnya, naskah-naskah yang diterjemahkan adalah ilmu pragmatis atau eksakta. Pada masa awal penerjemahan, bidang keilmuan yang diterjemahkan adalah astrologi, kimia, dan kedokteran. Kemudian, disusul dengan naskah filsafat dari dua filsuf besar Yunani, yaitu Aristoteles dan Plato.
Kunci keberhasilan dari gerakan penerjemahan di masa Abbasiyah adalah dibukanya Baitul Hikmah. Tempat ini merupakan gedung perpustakaan yang digunakan sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan. Pada masa tersebut, Baitul Hikmah berjalan seperti universitas, yaitu tempat untuk berdiskusi gagasan dalam keilmuan.
Gerakan penerjemahan karya asing ke dalam bahasa Arab membuka jalan bagi kebangkitan intelektual di masa Abbasiyah. Mereka membangun Kota Baghdad sebagai pusat ilmu pengetahuan dan ibu kota negara.
Beberapa tokoh ilmuwan lahir pada masa ini dari berbagai bidang pengetahuan. Dalam bidang tafsir, ada Ibnu Jarir at-Tabary, Ibnu Atiyah al-Andalusy, As-Suda, Mupatil bin Sulaiman, dan Muhammad bin Ishak.
Dalam bidang filsafat, terdapat nama seperti Al-Kindi, Ibnu Sina, Al-Farabi, Ibnu Rusyd, Abu Bakar Ibnu Thufail, Al-Ghazali, dan Abu Bakar Muhammad bin as-Sayig (Ibnu Bajjah). Dalam Tasawuf terdapat nama Ibnu Jarir at-Tabary, Khatib Baghdadi, Ibnu Hayyan, Ibnu Batutah, dan Ibnu Khaldun.
Dalam ilmu eksakta seperti matematika, terdapat cendekiawan muslim Al-Khawarizmi yang berjasa dalam bidang matematika sebagai penemu angka nol dan dikenal sebagai Bapak Aljabar.
Dalam bidang kedokteran, Dinasti Abbasiyah menghasilkan Ibnu Sina yang dikenal sebagai Bapak Dokter Islam, ada juga Jabir bin Hayyan yang sangat ahli dalam bidang kimia. Selain nama-nama yang disebutkan di atas, masih banyak lagi ilmuwan Islam yang lahir di masa Abbasiyah berkat komitmen yang kuat terhadap pengembangan ilmu pengetahuan.
(hnh/kri)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!