Surat Shad Ayat 35 Ceritakan Nabi Sulaiman Memohon Kekayaan pada Allah SWT

Surat Shad Ayat 35 Ceritakan Nabi Sulaiman Memohon Kekayaan pada Allah SWT

Amelia Ghany Safitri - detikHikmah
Jumat, 11 Okt 2024 18:30 WIB
Al-Quran yang menjadi pedoman hidup umat Islam.
Foto: Getty Images/iStockphoto/mgstudyo
Jakarta -

Surat Shad Ayat 35 berisi sebuah doa yang diamalkan Nabi Sulaiman AS ketika ia memohon kekayaan kepada Allah SWT.

Surat Shad merupakan surat ke 38 dalam Al-Qur'an yang terdiri dari 88 ayat. Surat ini termasuk golongan surah Makkiyah dan diturunkan setelah surat Al-Qamar.

Pada surat Shad ayat 35, Allah SWT mengabadikan kisah Nabi Sulaiman AS yang memohon kekayaan kepada-Nya. Berikut bacaan surat Shad ayat 35 yang juga dapat diamalkan oleh umat Islam untuk memohon kekayaan seperti Nabi Sulaiman AS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bacaan Surat Shad ayat 35: Arab, Latin, dan Artinya


قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَهَبْ لِيْ مُلْكًا لَّا يَنْۢبَغِيْ لِاَحَدٍ مِّنْۢ بَعْدِيْۚ اِنَّكَ
اَنْتَ الْوَهَّابُ

Arab Latin: qâla rabbighfir lî wa hab lî mulkal lâ yambaghî li'aḫadim mim ba'dî, innaka antal-wahhâb

ADVERTISEMENT

Artinya: "Dia berkata, "Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak patut (dimiliki) oleh seorang pun sesudahku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi."

Tafsir Surat Shad ayat 35

Mengutip Tafsir Tahlili Kemenag RI, ayat ini merupakan sebuah doa Nabi Sulaiman AS setelah ia sembuh dari sakitnya, dan ia menyadari kelemahan yang ada pada dirinya.

Nabi Sulaiman AS telah memilih hal yang kurang penting. Dia telah kehilangan waktu yang utama untuk melakukan ibadah karena menyaksikan latihan kuda.

Lalu Nabi Sulaiman berdoa kepada Allah SWT agar dianugerahi kerajaan yang tidak ada tandingannya, yang tak akan dimiliki oleh seorang jua pun sesudahnya. Rasulullah SAW bersabda,

"Bahwa Ifrit dari golongan jin meludahi aku tadi malam agar aku membatalkan salatku namun Allah memberikan kekuatan kepadaku sehingga aku dapat menangkap jin itu. Aku bermaksud untuk mengikatnya di satu tiang dari tiang-tiang masjid sehingga kamu dapat melihatnya. Tapi aku teringat doa saudaraku Sulaiman, "Ya Allah ampunilah aku, dan berilah aku kekuatan yang tidak layak untuk diberikan kepada orang sesudahku." Maka aku usir dia untuk menjauh. (Riwayat Al-Bukhari dan Muslim)

Buya Hamka mengungkapkan dalam kitab Tafsir Al-Azhar, bahwa menurut sejarah, ada anggapan jika kekuasaan Nabi Sulaiman AS tergantung pada cincinnya, dan jika cincin itu hilang, maka dia akan kehilangan kekuasaan. Namun kenyatannya, Nabi Sulaiman AS bukanlah seperti itu.

Merujuk kembali pada Tafsir Kemenag RI, Nabi Sulaiman AS dibesarkan dalam lingkungan kerajaan dan kenabian. Sejak kecil ia terlatih sebagai seorang anak dari seorang raja dan nabi. Nabi Sulaiman AS pun mewarisi kemampuan keduanya dan Allah SWT juga menganugerahkan kepadanya kemampuan itu.

Itulah sebabnya Allah SWT menganugerahkan kepadanya kerajaan yang sangat kuat dan kekayaan yang berlimpah ruah, yang tiada tandingannya.

Dengan izin Allah SWT pula, Nabi Sulaiman AS dapat mencapai puncak kekuasaannya, ia sanggup mendirikan Baitul Maqdis (Masjid Al-Aqsa), dan setelah masjid ini berdiri, Nabi Sulaiman AS wafat.

Setelah Nabi Sulaiman AS wafat, kerajaan Bani Israil terpecah dan tidak ada lagi kekuatan seperti masa pemerintahannya. Kerajaan Nabi Sulaiman AS adalah puncak tertinggi dari kekuasaan dan kemegahan Bani Israil.

Di akhir ayat, Buya Hamka lanjut menafsirkan ayat ini bahwa betapa besarnya kasih sayang Allah SWT kepada mereka yang menjalankan tugas dengan baik, seperti Nabi Sulaiman AS yang tidak hanya sebagai Nabi, tetapi juga sebagai raja.




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads