Tauhid: Pengertian dan Jenis-jenisnya yang Harus Dipahami Muslim

Tauhid: Pengertian dan Jenis-jenisnya yang Harus Dipahami Muslim

Amelia Ghany Safitri - detikHikmah
Selasa, 08 Okt 2024 09:30 WIB
Ilustrasi muslim berdoa saat malam Nisfu Syakban.
Foto: iStockphoto
Jakarta -

Tauhid dalam ajaran Islam sering diartikan bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang menciptakan segala sesuatu di alam semesta. Dan hanya Allah SWT tuhan yang berhak disembah.

Pengertian tauhid dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan sebuah kata benda yang memiliki arti keesaan Allah SWT, kuatnya kepercayaan bahwa Allah SWT hanya satu.

Menurut buku Hakikat Ilmu Tauhid karya Abdul Rahman, kata tauhid berasal dari bahasa Arab, masdar dari kata wahhada-yuwahhidu-tauhidan. Secara etimologis, tauhid berarti keesaan. Maksudnya, keyakinan atau meyakini bahwa Allah SWT adalah Esa, Tunggal, Satu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip buku Kitab Tauhid karya Muhammad bin Abdul Wahab, tauhid adalah pegangan pokok yang sangat menentukan kehidupan manusia, karena tauhid menjadi landasan bagi setiap amal yang dilakukan. Hanya amal yang dilandasi dengan tauhid yang akan mengantarkan manusia kepada kehidupan yang baik dan kebahagiaan yang hakiki di alam akhirat nanti. Allah SWT berfirman dalam surah An-Nahl ayat 97,

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ، حَيَوَةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

ADVERTISEMENT

Latin: Man 'amila ṣāliḥam min żakarin au unṡā wa huwa mu`minun fa lanuḥyiyannahụ ḥayātan ṭayyibah, wa lanajziyannahum ajrahum bi`aḥsani mā kānụ ya'malụn

Artinya: "Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan, sedang ia dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik lagi dari apa yang telah mereka kerjakan."

Tauhid bukan sekadar mengenal dan mengerti bahwa pencipta alam semesta ini adalah Allah SWT, bukan juga sekadar mengetahui bukti-bukti tentang kebenaran wujud (keberadaan) Nya, dan wahdaniyah (ke-esaan) Nya, dan bukan pula sekadar mengenal asma' dan sifat-Nya.

Sangat penting bagi setiap muslim mempelajari tauhid yang benar, bahkan inilah ilmu yang paling utama. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin berkata:

"Sesungguhnya ilmu tauhid adalah ilmu yang paling mulia dan paling agung kedudukannya. Setiap muslim wajib mempelajari, mengetahui dan memahami ilmu tersebut, karena merupakan ilmu tentang Allah SWT, tentang nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya dan hak-hak-Nya atas hamba-Nya."

Jenis-jenis Tauhid

Merujuk kembali buku Hakikat Ilmu Tauhid, berikut adalah 3 jenis tauhid yang perlu diketahui:

1. Tauhid Rububiyah

Tauhid rububiyah yang berarti mengesakan Allah SWT dalam penciptaan, kekuasaan, kepemilikan dan kewenangan Allah SWT sebagai satu-satunya Zat yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Rububiyah adalah kata yang berhubungan kepada salah satu nama Allah SWT, yaitu "Rabb".

Tauhid rububiyah ini sering dijumpai dalam Al- Qur'an yang menerangkan tentang kekuasaan Allah SWT, salah satunya dalam surah Az-Zumar ayat 62,

اَللّٰهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ ۙوَّهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ وَّكِيْلٌ

Latin: Allāhu khāliqu kulli syai'(in), wa huwa 'alā kulli syai'iw wakīl(un).

Artinya: "Allah adalah pencipta segala sesuatu dan Dia Maha Pemelihara atas segala sesuatu."

2. Tauhid Uluhiyah

Tauhid uluhiyah menegaskan dalam segala bentuk ibadah. Ini berarti seseorang beribadah hanya niat semata-mata kepada Allah SWT tanpa ada sekutu lainnya, pasti kita meyakini bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Dzat yang memiliki kekuasaan mutlak atas semua hal yang ada di alam semesta. Kata uluhiyah diambil dari kata "ilah" yang bermakna yang disembah.

Syaikh Shalih bin Fauzan menjelaskan, yang dimaksud dengan tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah SWT dengan perbuatan para hamba berdasarkan niat Taqarrub Ilallah (mendekatkan diri kepada Allah) yang disyariatkan seperti doa, nazar, qurb, raja' (pengharapan), takut, tawakal, senang dan taubat.

Dengan kata lain tauhid uluhiyah ialah percaya sepenuhnya, bahwa Allah lah yang berhak dan paling pantas menerima semua peribadatan makhluk, dan hanya Allah SWT yang harus disembah sebagaimana tujuan utama manusia diciptakan di dunia yang Allah SWT jelaskan dalam surah Az-zariyat ayat 56,

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Arab-Latin: Wa mā khalaqtul-jinna wal-insa illā liya'budụn

Artinya: "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku."

3. Tauhid Asma' dan Sifat

Pengertian tauhid asma dan sifat adalah beriman kepada nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya, sebagaimana tercantum dalam Al-Qur'an dan Hadits. Ini juga berarti menyingkirkan segala kekurangan yang mungkin diberikan kepada-Nya. Selain itu, sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW, diwajibkan untuk menjauhi sifat-sifat seperti tahrif (pengubahan kata), ta'thil (meniadakan sama sekali), takyif (menanyakan bagaimana keadaan), dan tamtsil (mencontohkan dengan sifat selain Allah). Allah SWT telah berfirman dalam surah Asy-Syūra ayat 11,

فَاطِرُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ جَعَلَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا وَمِنَ ٱلْأَنْعَٰمِ أَزْوَٰجًا ۖ يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ ۚ لَيْسَ كَمِثْلِهِۦ شَىْءٌ ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ

Arab-Latin: Fāṭirus-samāwāti wal-arḍ, ja'ala lakum min anfusikum azwājaw wa minal-an'āmi azwājā, yażra`ukum fīh, laisa kamiṡlihī syaī`, wa huwas-samī'ul-baṣīr

Artinya: (Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat.




(dvs/dvs)

Hide Ads