Gerhana Matahari Cincin Tak Terlihat di Indonesia, Apakah Tetap Salat Kusuf?

Gerhana Matahari Cincin Tak Terlihat di Indonesia, Apakah Tetap Salat Kusuf?

Hanif Hawari - detikHikmah
Rabu, 02 Okt 2024 08:00 WIB
Gerhana Matahari Cincin Api 2023 telah berakhir. Fenomena ini terjadi di berbagai negara bagian di Amerika Serikat. Berikut potret gerhana dan orang-orang yang menikmatinya.
Potret gerhana matahari cincin (Foto: space.com)
Jakarta -

Gerhana matahari cincin akan melintasi beberapa wilayah pada 2 Oktober 2024 ini. Hal tersebut merupakan fenomena alam langka dan menakjubkan.

Sayangnya, menurut informasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), gerhana matahari cincin tidak akan terlihat di Indonesia. Dilansir NASA, fenomena ini hanya bisa dilihat di beberapa bagian selatan Chile dan Argentina.

Lantas, apakah umat Islam di Indonesia harus melaksanakan salat gerhana matahari cincin?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dosen Tafsir dan Bahasa Arab di Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Dirosat Islamiyah Al-Hikmah Jakarta, Muhammad Aqil Haidar, Lc., M.H., mengatakan, muslim di Indonesia tidak perlu melaksanakan salat gerhana. Ia menyebut, kesunnahan salat gerhana ini berlaku bagi orang yang melihat gerhana matahari cincin tersebut.

"Oh tidak (perlu salat), karena yang disunnahkan salat adalah mereka yang melihat," ujar Aqil Haidar saat dihubungi detikHikmah, Selasa (1/10/2024).

ADVERTISEMENT

Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW. Mengutip buku Bulughul Maram: Panduan Lengkap Masalah Fiqih, Akhlak, dan Keutamaan Amal karya Ibn Hajar Al-Asqalani, Al-Mughirah ibn Syu'bah RA pernah berkata bahwasanya,

الْكَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ مَاتَ إِبْرَاهِيمُ فَقَالَ النَّاسُ : اِنْكَسَفَتِ الشَّمْسُ لِمَوْتِ إِبْرَاهِيْمَ فَقَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُوْهُمَا فَادْعُوا اللَّهَ وَصَلُّوْا حَتَّى تَنْكَشِفَ

Artinya: "Pada zaman Rasulullah SAW pernah terjadi gerhana matahari, yaitu pada hari wafatnya Ibrahim. Lalu orang-orang berseru, Terjadi gerhana matahari karena wafatnya Ibrahim. Maka Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian dan kehidupan seseorang. Jika kalian melihat keduanya (mengalami gerhana), berdoalah kepada Allah dan salatlah hingga kembali seperti semula." (HR Al- Bukhari dan Muslim. Dalam riwayat Al-Bukhari disebutkan, "Sampai terang kembali.")

Dalam riwayat lain, Imam Al-Bukhari menyebutkan dari Abu Bakrah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda,

فَصَلُّوا وَادْعُوْا حَتَّى يُكْشَفَ مَا بِكُمْ

Artinya: "Maka salatlah dan berdoalah sampai kembali seperti semula."




(hnh/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads