Gerhana matahari adalah fenomena alam yang bisa terjadi kapanpun atas kehendak Allah SWT. Ketika terjadi gerhana matahari, umat Islam dianjurkan untuk mendirikan sholat gerhana matahari.
Ada beberapa dalil yang menjelaskan tentang gerhana matahari, anjuran sholat dan penjelasan tentang tata cara mendirikan sholat gerhana matahari.
Anjuran melaksanakan sholat sunnah gerhana matahari tercantum dalam hadis riwayat Bukhari, Rasulullah SAW bersabda,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Matahari dan bulan merupakan setengah dari beberapa tanda kekuasaan Allah, bukan karena matinya seseorang atau bukan pula karena hidupnya, maka ketika kalian melihat gerhana, berdoalah dan sholatlah sampai gerhana tersebut hilang (terang)."
Dalam hadits lain yang dikutip dari buku Bulughul Maram: Panduan Lengkap Masalah Fiqih, Akhlak, dan Keutamaan Amal karya Ibn Hajar Al-Asqalani, Al-Mughirah ibn Syu'bah RA pernah berkata bahwasanya,
الْكَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ مَاتَ إِبْرَاهِيمُ فَقَالَ النَّاسُ : اِنْكَسَفَتِ الشَّمْسُ لِمَوْتِ إِبْرَاهِيْمَ فَقَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُوْهُمَا فَادْعُوا اللَّهَ وَصَلُّوْا حَتَّى تَنْكَشِفَ
Artinya: "Pada zaman Rasulullah SAW pernah terjadi gerhana matahari, yaitu pada hari wafatnya Ibrahim. Lalu orang-orang berseru, Terjadi gerhana matahari karena wafatnya Ibrahim. Maka Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian dan kehidupan seseorang. Jika kalian melihat keduanya (mengalami gerhana), berdoalah kepada Allah dan shalatlah hingga kembali seperti semula." (HR Al- Bukhari dan Muslim. Dalam riwayat Al-Bukhari disebutkan, "Sampai terang kembali.")
Anjuran sholat gerhana matahari juga tercatat dalam riwayat lain, Imam Al-Bukhari menyebutkan, dari Abu Bakrah RA, Rasulullah SAW bersabda,
فَصَلُّوا وَادْعُوْا حَتَّى يُكْشَفَ مَا بِكُمْ
Artinya: "Maka shalatlah dan berdoalah sampai kembali seperti semula."
Niat Sholat Gerhana Matahari
Mengutip buku Fasholatan Lengkap: Tuntunan Sholat Lengkap yang disusun oleh Ahmad Hisyam, berikut bacaan niat sholat gerhana matahari. Sholat gerhana matahari terdiri dari dua rakaat.
أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab Latin: Ushalli sunnatan likusufisy syamsi rak'ataini lillahi ta'ala.
Artinya: "Saya niat sholat sunnah gerhana matahari dua rakaat karena Allah taala."
Tata Cara Sholat Gerhana Matahari
Sholat gerhana matahari hukumnya sunnah. Sholat ini bisa dikerjakan oleh wanita atau pria.
Sholat gerhana matahari lebih utama dikerjakan secara berjamaah dan dianjurkan mendengarkan dua khutbah.
Sholat gerhana matahari dilaksanakan dengan cara berikut ini.
الْحَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَصَلَّى فَقَامَ قِيَامًا طَوِيلًا نَحْوا مِنْ قِرَاءَةِ سُوْرَةِ الْبَقَرَةِ ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طويلاً ثُمَّ رَفَعَ فَقَامَ قِيَامًا طويلًا وَهُوَ دُونَ الْقِيَامِ الْأَوَّل ثم رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الْأَوَّلِ ثُمَّ رَفَعَ ثُمَّ سَجَدَ ثُمَّ قَامَ قِيَامًا طَوِيلًا وَهُوَ دُوْنَ الْقِيَامِ الْأَوَّلِ ثُمَّ رَكَعَ رُكُوْعًا طَوِيْلاً وَهُوَ دُونَ الرَّكُوعِ الْأَوَّلِ ثُمَّ رَفَعَ فَقَامَ قِيَامًا طَوِيلًا وَهُوَ دُونَ الْقِيَامِ الْأَوَّلِ ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيْلاً وَهُوَ دُونَ الرَّكُوعِ الْأَوَّلِ ثُمَّ سَحَدَثُمَّ انْصَرَفَ وَقَدْ تَجَلَّتِ الشَّمْسُ فَخَطَبَ النَّاسَ
Artinya: "Terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah SAW, maka beliau shalat. Beliau berdiri sangat lama sekitar lamanya bacaan surah Al-Baqarah, kemudian rukuk dengan lama, lalu bangun dan berdiri lama pula, tetapi lebih pendek dibandingkan dengan berdiri yang pertama. Kemudian beliau rukuk dengan lama, tetapi lebih pendek dibandingkan dengan rukuk yang pertama. Lalu beliau sujud, dan kemudian berdiri lama, tetapi lebih pendek dibandingkan dengan berdiri yang pertama. Lalu beliau rukuk dengan lama, tetapi lebih pendek dibandingkan dengan rukuk yang pertama. Kemudian, beliau bangun dan berdiri lama, tetapi lebih pendek dibandingkan dengan berdiri yang pertama. Lalu beliau rukuk lama, tetapi lebih pendek dibandingkan dengan rukuk yang pertama. Kemudian beliau mengangkat kepala, lalu sujud, sehingga selesailah dan matahari telah terang. Lalu beliau berkhotbah di hadapan orang-orang." (HR Al-Bukhari dan Muslim, sedangkan redaksinya berdasarkan riwayat Al-Bukhari)
Berikut tata cara sholat gerhana matahari dua rakaat.
- Menghadap kiblat dan membaca niat
- Takbiratul ihram
- Membaca doa iftitah, lanjut membaca Al Fatihah dan surah pendek.
- Rukuk sambil memanjangkan bacaannya
- Bangkit dari rukuk dan mengucap, Sami'allahu liman hamidah.
- Setelah iktidal (bangkit dari rukuk) tidak langsung sujud, melainkan lanjut membaca Al Fatihah dan surah Al Imran.
- Rukuk kembali atau rukuk kedua, yang panjangnya lebih pendek dari rukuk sebelumnya.
- Bangkit dari rukuk atau iktidal
- Melakukan sujud
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud kedua
- Bangkit dari sujud dan melaksanakan rakaat kedua sebagaimana rakaat pertama.
Pada rakaat kedua dianjurkan membaca surah An-Nisa dan Al-Maidah.
Akhiri dengan salam
Setelah melaksanakan sholat gerhana matahari, umat Islam bisa melanjutkan amalan lain. Misalnya dengan memperbanyak istighfar sambil berzikir dan memuji Allah SWT.
(dvs/erd)
Komentar Terbanyak
Ribuan Orang Teken Petisi Copot Gus Yahya dari MWA UI
MUI Konfirmasi Dugaan Nampan MBG Terpapar Minyak Babi
Isi Deklarasi New York: Upaya PBB Damaikan Palestina-Israel