Rasulullah SAW dikenal sebagai sosok yang sangat sederhana, terutama dalam berpakaian. Beliau biasa mengenakan pakaian dengan warna-warna tertentu yang sarat akan makna.
Sebagai seorang Rasul, Nabi Muhammad SAW tidak hanya dikenal dengan sifatnya yang penuh kasih sayang, tetapi juga dengan kesederhanaan dan kepribadiannya yang kuat.
Warna-warna yang dipilih Rasulullah SAW juga mencerminkan karakter beliau, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun saat menghadiri momen-momen penting.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warna Kesukaan Nabi Muhammad
Berikut warna kesukaan Nabi Muhammad SAW dilihat dari pakaian yang beliau kenakan.
Putih
Warna putih sering disebut sebagai warna kesukaan Nabi Muhammad SAW. Warna ini memiliki makna yang mendalam dalam Islam, melambangkan kesucian, ketenangan, dan kemurnian. Dikutip dari sebuah hadits yang terdapat pada kitab Bulughul Maram Jilid 2 karya Abdullah bin Abdurrahman Al Bassam, Nabi Muhammad SAW bersabda,
"Kenakanlah pakaian putih, karena itu lebih suci dan lebih baik, dan kafankanlah orang mati di antara kalian dengan kain putih." (HR Tirmidzi)
Imam Al-Ghazali dalam Ihya' Ulumuddin menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW sangat menyukai warna putih. Anas bin Malik juga menegaskan bahwa warna putih merupakan salah satu yang disukai Rasulullah SAW.
Hijau
Warna hijau sering kali dikaitkan dengan Nabi Muhammad SAW. Mengutip buku Metode Rasulullah SAW Mengatasi Problematika Rumah Tangga yang disusun oleh Dr. Abdussami' Anis, terdapat hadits yang menyatakan bahwasanya Rasulullah SAW pernah memakai pakaian berwarna hijau saat khutbahnya.
Abu Rimtsah berkata, "Aku melihat Rasulullah sedang berkhutbah dan beliau mengenakan dua helai pakaian berwarna hijau." (HR an-Nasa'i dan Abu Daud)
Hijau bukan sekadar warna yang disukai Nabi Muhammad SAW, tetapi juga memiliki makna simbolis yang penting dalam tradisi Islam. Hijau dianggap sebagai simbol kesuburan, kehidupan, dan kedamaian.
Dalam tradisi Islam, hijau juga sering disebut sebagai warna surga, menandakan kesejukan dan ketenangan.
Hitam
Hitam juga menjadi warna pakaian yang pernah dikenakan Nabi Muhammad SAW, terutama pada kesempatan tertentu seperti saat berperang. Meskipun hitam sering dianggap sebagai warna berkabung dalam banyak budaya, dalam konteks Islam, hitam melambangkan kekuatan dan keteguhan.
Terdapat hadits yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah mengenakan serban hitam ketika memasuki Makkah pada saat Fathu Makkah. Dari Jabir RA. Ia menyebutkan,
"Nabi Muhammad SAW memasuki Makkah pada Fathu Makkah dengan mengenakan serban hitam. "(HR Muslim dan Tirmidzi)
Selain itu, terdapat juga hadits yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW sering menggunakan serban berwarna hitam, hadits ini berasal dari ayahnya Amr bin Huraits yang diceritakan oleh Ibnu Abu Umar RA. Ia berkata,
"Aku melihat Nabi SAW berkhutbah di atas mimbar dengan mengenakan serban hitam." (HR Muslim)
Mahmud bin Ghailan dan Yusuf bin Isa juga menambahkan riwayat hadits serupa, "Bahwasanya Nabi SAW berkhutbah di hadapan orang-orang dengan mengenakan serban hitam." (HR Muslim)
Abu-Abu
Warna abu-abu adalah salah satu warna netral yang juga dikaitkan dengan Nabi Muhammad SAW. Dalam buku Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW karya Moenawar Chalil, terdapat hadits yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah mengenakan pakaian dengan nuansa abu-abu.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA dia berkata, "Pernah Nabi Muhammad SAW keluar dengan kepala yang dibalut sehelai kain berwarna abu-abu (kelabu). "(HR Bukhari)
Warna Campuran
Beberapa sumber juga menyebut Nabi Muhammad SAW pernah mengenakan pakaian dengan kombinasi beberapa warna. Pakaian dengan kombinasi warna sering dipakai oleh Rasulullah SAW dalam situasi tertentu, namun tetap dalam koridor kesederhanaan.
Imam Bukhari meriwayatkan hadis dari Anas RA, bahwa dia pernah melihat Nabi Muhammad SAW menutup kepalanya dengan kain biasa yang bercorak-corak warnanya.
Ada juga beberapa keterangan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah memakai pakaian berwarna hitam, merah hati, abu-abu, dan warna campuran. Warna campuran ini tidak mencolok dan tetap dalam nuansa yang tenang dan tidak berlebihan.
Keutamaan Mengenakan Warna Putih dan Hijau
Warna memiliki makna yang mendalam dalam ajaran Islam, terutama warna putih dan hijau. Dalam konteks spiritual, warna-warna ini dianggap sebagai simbol dari ketenangan jiwa dan kesucian hidup. Ada beberapa hadits yang menjelaskan pentingnya mengenakan warna-warna ini dalam kehidupan sehari-hari.
Hadits tentang Warna Putih
Putih adalah warna yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Menurut hadits yang termuat dalam kitab Syarah Riyadhus Shalihin jilid 2 karya Imam an-Nawawi, Rasulullah SAW memerintahkan untuk menggunakan pakaian putih, beliau bersabda,
"Pakailah pakaian yang berwarna putih, karena ia lebih suci dan lebih baik, dan gunakanlah untuk mengkafani orang-orang yang sudah meninggal di antara kalian." (HR At-Tirmidzi dalam Sunan-nya, Ibnu Majah, dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak. An-Nasa'i dan Ahmad turut meriwayatkannya dari jalur Samurah bin Jundab. Hadits shahih.)
Berdasarkan sumber sebelumnya, hadis ini menjelaskan anjuran untuk mengenakan pakaian berwarna putih, terutama pada hari Jumat dan acara-acara khusus. Kecuali pada hari raya dianjurkan memakai pakaian baru jika tersedia.
Namun, jika pakaian baru tersebut berwarna putih, itu dianggap lebih baik. Selain itu, terdapat juga anjuran untuk mengkafani jenazah dengan kain kafan berwarna putih.
Hijau sebagai Warna yang Menenangkan
Hijau dianggap sebagai warna yang menenangkan dalam Islam. Selain sering disebut sebagai warna favorit Rasulullah SAW, hijau juga diidentifikasi sebagai warna surga. Dalam Al-Qur'an, hijau disebutkan sebagai warna pakaian penghuni surga. Hal ini dijelaskan dalam surah Al-Insan ayat 21, Allah SWT berfirman,
عٰلِيَهُمْ ثِيَابُ سُنْدُسٍ خُضْرٌ وَّاِسْتَبْرَقٌۖ وَّحُلُّوْٓا اَسَاوِرَ مِنْ فِضَّةٍۚ وَسَقٰىهُمْ رَبُّهُمْ شَرَابًا طَهُوْرًا
Artinya: "Mereka berpakaian sutra halus yang hijau, sutra tebal, dan memakai gelang perak. Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang suci."
Menurut Tafsir Al-Qur'an Kemenag RI, ayat ini menggambarkan pakaian para penghuni surga, yang terdiri dari sutra halus berwarna hijau dan kain sutra tebal. Mereka juga mengenakan gelang perak yang sesuai dengan kedudukan mereka. Selain itu, Tuhan memberikan minuman yang suci dan murni kepada mereka, berbeda dari segala minuman lainnya.
Nabi Muhammad SAW Tidak Menyukai Warna Merah
Selain warna-warna yang disukai, ada beberapa warna yang dihindari oleh Rasulullah SAW, salah satunya adalah merah. Meskipun tidak ada larangan eksplisit untuk mengenakan warna merah, ada beberapa hadits yang menunjukkan bahwa Nabi tidak menyukai warna ini dalam pakaian sehari-harinya.
Rasulullah SAW menyebutkan bahwa warna merah adalah warna yang disukai oleh setan. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam kitab Al-Ausath dan Al-Baihaqi dalam kitab Syu'ab Al-Iman dari Rafi' bin Yazid Ats-Tsaqafi.
Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sesungguhnya setan menyukai warna merah. Karena itu, jauhilah oleh kalian setiap pakaian yang menunjukkan kemasyhuran."
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
PBNU Kritik PPATK, Anggap Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Serampangan