Nama-nama yang Dilarang Rasulullah SAW untuk Diberikan pada Anak

Nama-nama yang Dilarang Rasulullah SAW untuk Diberikan pada Anak

Amelia Ghany Safitri - detikHikmah
Jumat, 20 Sep 2024 12:33 WIB
Nama bayi China Aesthetic
Foto: Getty Images/iStockphoto/VYCHEGZHANINA
Jakarta -

Nama bukan hanya sekadar panggilan, nama merupakan sebuah identitas seseorang. Bahkan setelah meninggal dunia pun, nama akan tetap dikenang sebagai identitas orang tersebut.

Sebagai orang tua, penting untuk memberikan nama yang memiliki makna yang baik bagi anak. Pemberian nama pada anak tidak bisa dilakukan sembarangan, orang tua perlu memahami arti dari nama yang diberikan.

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits Hasan riwayat Imam Abi Daud dari Abi Darda RA yang dikutip dari buku Kitab Nama Bayi Islami karya Ust. Akbar Saman,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّكُمْ تُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَسْمَائِكُمْ وَأَسْمَاءِ آبَائِكُمْ فَأَحْسِنُوا أَسْمَاءَكُمْ .

Rasulullah SAW berkata: "Sesungguhnya kamu sekalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-namamu dan nama-nama bapakmu. Maka, baguskanlah nama-namamu."

ADVERTISEMENT

Nama Anak yang Dilarang Rasulullah SAW

Merangkum dari buku Sunah Non-Tasyri'iyyah menurut Yusuf Al-Qardhawi karya Tarmizi M. Jakfar dan sumber sebelumnya, Rasulullah SAW melarang para sahabat untuk memberi nama anak-anak mereka dengan beberapa nama tertentu.

Seperti terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Samurah bin Jundab RA, ia mengatakan:

قال رسول الله صلي الله عليه وسلم : لا تسم غلامك رباحا ولا يسارا ولا أفلح ولا

نافعا (رواه مسلم)

Artinya: "Janganlah kamu memberi nama budak-budakmu dengan nama Rabah, Yasar, Aflah dan Nafi'." (HR. Muslim).

Pada riwayat lain, Samurah bin Jundab mengatakan bahwa Rasulullah SAW melarang agar kami tidak memberi nama budak-budak kami (raqiqanā) dengan empat macam nama, yaitu Aflah, Rabāh, Yasar dan Nafi'.

Para orang tua dianjurkan untuk tidak menggunakan atau memanggil anak mereka dengan nama-nama Allah SWT. Hal ini dikarenakan kedudukan manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya tidaklah sepadan untuk menyandang nama-nama Allah SWT, yang memiliki keindahan dan kesempurnaan dalam segala sifat-Nya.

Seorang ulama besar bernama Abdullah Nashih Alwan RA, mengatakan dalam kitabnya yang berjudul Tarbiyatul Aulad Fil Islam,

"Tidak boleh memberikan sebuah nama dengan nama Ar-Razzaaq (pemberi rezeki), Al-Khaaliq (yang menciptakan), Ash-Shamad (tempat bergantungnya segala urusan dan kebutuhan), Al-Ahad (Allah Maha Esa), ... dan nama-nama Allah yang lain."

Rasulullah SAW juga bersabda, "Lelaki yang paling dimarahi dan jelek di hadapan Allah SWT adalah lelaki yang bernama Malikal Amlak, sedangkan tidak ada maha raja yang merajai segalanya, kecuali Allah SWT"

Hanya Allah SWT yang sangat pantas menyandang nama tersebut, yang merupakan raja dari segala raja yang merajai, bukan kita selaku hamba yang lemah dan tidak berdaya.

Para ulama juga sepakat agar para orangtua tidak memberikan nama dengan nama sesembahan (yang disembah) selain Allah SWT, seperti Abdul Uza (hamba 'Uza -nama sebuah berhala yang disembah). Abdul Ka'bah (harda Ka'bah). Abdun Nabi (hamba Nabi), dan nama lainnya yang bermakna nama sesembahan. Para ulama juga mengatakan bahwa memakai nama sesembahan selain Allah SWT hukumnya adalah haram.

Rasulullah SAW menganjurkan agar para orangtua berusaha memberikan nama yang bagus dan sebaliknya Beliau melarang untuk memberikan nama yang jelek.

Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda, "Rasulullah SAW selalu mengganti nama yang jelek."

Menurut Al-Tabari, Nabi Muhammad SAW pernah mengubah nama beberapa orang. Namun, perubahan nama ini tidak bersifat pelarangan (haram), melainkan lebih sebagai saran yang bisa diterima atau ditolak (taghyir 'ala wajh al-ikhtiyar).

Atas dasar ini, umat Islam dianggap diperbolehkan untuk memberi nama yang baik kepada seseorang meskipun sifatnya buruk, atau memberi nama saleh kepada seseorang yang sebelumnya dikenal sebagai perusak.

Dari Ibn al-Musayyab, ia menerima dari bapaknya bahwa bapaknya (kakek Ibn al-Musayyab) datang kepada Nabi Muhammad SAW, Nabi Muhammad SAW bertanya kepadanya:

ما اسمك قال حزن قال أنت سهل قال لا أغير اسما سمانيه أبي قال بن المسيب فما
زالت الحزونة فينا بعد ( رواه البخاري )

Artinya: Siapa nama anda? Ia menjawab: "Hazn," Lalu Nabi bersabda: "Nama anda Sahl." Ia (Hazn) mengatakan: "Aku tidak mau merubah atau menggantikan nama yang diberikan oleh bapakku. Ibn Al-Musayyab mengatakan: "Setelah kejadian itu kesusahan senantiasa menyertai kami." (HR. al-Bukhārī).

Menurut versi Ibn Sa'd dalam kitabnya al-Tabaqat al-Kubrā, ketika Nabi mengatakan:

"Nama anda Sahl," Hazn mengatakan: "Wahai Rasulullah SAW! 'Hazn' adalah nama yang diberikan oleh kedua orang tuaku dan aku telah terlanjur dikenal dengan nama itu di kalangan masyarakat. Ibn Musayyab mengatakan: (Ketika mendengar penjelasan tersebut, "Nabi SAW pun diam)

Anjuran Nama yang Baik

Ust K. Akbar Saman juga menyebutkan bahwa sebaik-baiknya nama adalah nama yang mengandung penghambaan dan pujian. Penghambaan diartikan sebagai sebuah nama yang memiliki makna menghambakan diri kepada Allah SWT, seperti nama "Ibaadur Rahmaan' yang berarti hamba-hamba Allah SWT yang maha pengasih, 'Abdullah' yang berarti hamba Allah SWT, dan lain-lain.

Pujian diartikan sebagai sebuah nama yang maknanya mencerminkan akhlak yang terpuji, seperti nama 'Muhammad' yang berarti manusia yang sangat terpuji dalam segala hal, 'Mahdi' yang berarti selalu menunjukkan ke jalan yang benar. Rasulullah SAW bersabda,

خَيْرُ الْأَسْمَاءِ مَا عُبِدَ ثُمَّ مَا حُمِدَ .

"Sebaik-baiknya nama adalah nama yang mengandung penghambaan dan pujian."

Dalam hadist dari Imam Muslim, Ibnu Umar ra ia berkata, bahwa Rasulullah telah bersabda:

"Sesungguhnya nama yang paling disukai oleh Allah SWT adalah Abdullah dan Abdur Rahman."

Dari Abi Wuhaib Al-Jasyami Ash-Shohabi RA, la berkata, Rasulullah SAW bersabda:

"Jadikanlah oleh kamu sekalian nama dari nama para nabi dan nama yang paling disukai Allah SWT adalah Abdullah dan Abdur Rahman. Nama yang paling baik adalah Harits dan Hamam. Nama yang paling jelek adalah Harb dan Murrah."




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads