Nabi Muhammad SAW Lahir pada Tahun Gajah, Kapan Tepatnya?

Nabi Muhammad SAW Lahir pada Tahun Gajah, Kapan Tepatnya?

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Sabtu, 03 Agu 2024 05:00 WIB
Ilustrasi Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW (Foto: Getty Images/iStockphoto/Maha Fnj)
Jakarta -

Nabi Muhammad SAW adalah rasul yang diutus Allah SWT untuk menyebarkan ajaran Islam. Kehidupannya menyimpan banyak hikmah bagi kaum muslimin.

Menukil dari Sirah Nabawiyah oleh Ibnu Hisyam yang diterjemahkan Ikhlas Hikmatiar, Nabi Muhammad SAW lahir pada awal tahun Gajah. Lantas, berapa masehi yang dimaksud dengan tahun gajah?

Tahun Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Turut dijelaskan dalam Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad oleh Moenawar Chalil, para sejarawan mengatakan tahun Gajah bertepatan dengan 570 atau 571 M. Pendapat mayoritas mengatakan Rasulullah SAW lahir pada 12 Rabiul Awal tahun Gajah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penamaan tahun Gajah ini disebabkan serbuan pasukan Gajah oleh Abrahah, seorang Gubernur Jenderal Najasyi Habasyah di Yaman. Saat itu, Abrahah datang untuk menghancurkan Ka'bah. Peristiwa tersebut bertepatan dengan 50 hari jelang kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Allah SWT mengirimkan utusan-Nya untuk membinasakan pasukan bergajah yang dipimpin oleh Abrahah yang tak lain ialah burung ababil. Masing-masing dari burung itu membawa 3 buah batu dari neraka untuk dijatuhkan ke pasukan Abrahah.

ADVERTISEMENT

Akhirnya, pasukan Abrahah tewas karena batu-batu tersebut. Sama halnya dengan Abrahah sendiri.

Kisah Kelahiran Rasulullah SAW

Menurut buku Kisah Teladan 25 Nabi & Rasul tulisan Ifsya Hamasah, Rasulullah SAW lahir dalam keadaan yatim yakni tanpa bapak. Abdullah yang merupakan ayahnya wafat lebih dulu sebelum sang rasul lahir.

Setelah lahir, Nabi Muhammad SAW diasuh oleh ibu susuannya yaitu Halimah As-Sa'diyah. Masa kecilnya dihabiskan di perkampungan bani Sa'ad, wilayah kering dan gersang.

Atas izin Allah SWT, ketika sang rasul diasuh oleh Halimah secara tiba-tiba keadaan perkampungan itu berubah menjadi subur. Bahkan, para kambing menghasilkan banyak susu dan penduduk di sana mengatakan agar mereka menggembalakan hewan ternak di ladang milik Halimah.

Seharusnya, Nabi Muhammad SAW dikembalikan ke keluarganya. Tetapi, Halimah meminta izin kepada Aminah yang merupakan ibu kandung Rasulullah SAW untuk merawat sang nabi lebih lama. Ini disebabkan keluarga Halimah banyak mendapat berkah sejak kelahiran sang rasul.

Aminah menyetujui permohonan Halimah. Akhirnya, Rasulullah SAW tinggal bersama Halimah lebih lama lagi untuk sementara waktu.

Ditinggal Wafat Sang Ibu

Ketika usia Nabi Muhammad SAW mencapai 6 tahun, ibunya wafat. Sang rasul menjadi yatim piatu semenjak itu.

Sang ibunda wafat dalam perjalanan pulang ke Makkah setelah mengajak Muhammad kecil menjenguk pamannya dari bani Adi bin An-Najjr di Madinah. Tempat tersebut juga menjadi lokasi sang ayah dikuburkan.

Setelah menjadi yatim piatu, kakeknya yang bernama Abdul Muthalib mengasuh Rasulullah SAW. Namun, dua tahun setelahnya sang kakek meninggal dunia.

Barulah Rasulullah SAW diasuh oleh paman dari ayahnya, yaitu Abu Thalib. Bersama sang paman, Nabi Muhammad banyak mempelajari ketekunan dan kerja keras hingga mengikuti pamannya berdagang keluar Makkah.




(aeb/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads