- Contoh Teks Khutbah Jumat Bulan Muharram Singkat Padat 1. Khutbah Jumat Bulan Muharram Singkat: Keutamaan Muharram 2. Khutbah Jumat Bulan Muharram Singkat: Muharram Momentum Introspeksi Diri 3. Khutbah Jumat Bulan Muharram Singkat: Menjaga Spirit Hijrah 4. Khutbah Jumat Bulan Muharram Singkat: Makna dan Hikmah Hijrah Nabi Muhammad SAW 5. Khutbah Jumat Bulan Muharram Singkat: Bersikap Istikamah 6. Khutbah Jumat Bulan Muharram Singkat: Momentum Perubahan Dzahir Batin 7. Khutbah Jumat Bulan Muharram Singkat: Anjuran Puasa Asyura
Khutbah Jumat bulan Muharram dapat menjadi momen pengingat muslim untuk membangkitkan kembali semangat hijrah. Sebagaimana hijrah yang dilakukan Rasulullah SAW dengan para sahabatnya terdahulu pada momen Muharram ini.
Khatib bisa memanfaatkan waktu salat Jumat untuk menyampaikan pesan hijrah di awal Tahun Baru Islam ini. Berikut kumpulan contoh naskah khutbah Jumat bulan Muharram yang sudah disesuaikan penulisannya dan dirangkum sesuai kebutuhan.
Contoh Teks Khutbah Jumat Bulan Muharram Singkat Padat
1. Khutbah Jumat Bulan Muharram Singkat: Keutamaan Muharram
Saat ini kita sudah memasuki bulan Muharram, Tahun Baru Islam. Muharram menjadi salah satu di antara asyhurul hurum atau bulan-bulan yang dimuliakan. Di antara asyhurul hurum adalah Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, asyhurul hurum dalam Tafsir Ibnu Katsir juga dimaknai dengan bulan yang diharamkan perang. Hal tersebut karena keistimewaan dan mulianya bulan ini sehingga tidak diperkenankan untuk berperang.
Di dalam bulan Muharram terdapat hari yang begitu penting bagi umat Islam dan bagi umat agama samawi lainnya, yakni hari Asyura'. Dari kata 'asyrah atau tanggal sepuluh. Asyura' menjadi hari yang bersejarah, sebagaimana Rasulullah saw. menggambarkan pentingnya hari tersebut berdasarkan hadits:
"Dari Ibnu Abbas RA bahwa Nabi SAW ketika tiba di Madinah, beliau mendapati mereka (orang Yahudi) melaksanakan puasa Asyura (10 Muharram) dan mereka berkata: 'Ini adalah hari raya, yaitu hari ketika Allah menyelamatkan Musa dan menenggelamkan Firaun'. Lalu Nabi Musa AS mempuasainya sebagai wujud syukur kepada Allah SWT, (mendengar pernyataan orang Yahudi tersebut) maka Beliau Nabi Muhammad SAW bersabda: 'Akulah yang lebih utama (dekat) terhadap Musa dibanding mereka'. Maka Beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan umat beliau untuk mempuasainya." (HR Bukhari)
Para jemaah sekalian dengan masuknya kita di bulan Muharram ini semoga kita senantiasa bisa meneladani arti perjuangan. Perjuangan nabi-nabi terdahulu dalam membimbing umatnya. Jika kita saat ini belum bisa berjuang untuk umat, paling tidak kita bisa berjuang untuk membimbing keluarga kita, jika kita merasa belum bisa menjadi pembimbing keluarga kita, paling tidak dimulai dengan berjuang membimbing diri kita sendiri dalam arti membimbing hati kita untuk berusaha menjadi manusia yang mulia, manusia yang berbudi luhur sebagaimana dicita-citakan oleh Nabi Muhammad SAW karena kasih sayang beliau kepada umatnyalah beliau menyimpan syafaatnya.
Khutbah ini ditulis oleh Muhammad Barir dalam naskah khutbah Jumat Kemenag RI.
2. Khutbah Jumat Bulan Muharram Singkat: Muharram Momentum Introspeksi Diri
Momen 1 Muharram adalah memperingati awal hijrahnya Rasulullah SAW dari Makkah ke Yatsrib (Medinah). Rasulullah dan sahabat-sahabatnya berhijrah bukan karena ingin beristirahat dan hidup tenang, atau mencari dunia, atau mencari tempat yang aman karena takut serangan kaum kafir Quraisy. Akan tetapi, hijrahnya Rasulullah semata-mata karena perintah Allah SWT. Kandungan ayat 89 surah An Nisa, memberi makna bahwa: "Orang-orang kafir hendak menjadikan kamu menjadi kafir sebagaimana mereka. Maka berhijrahlah dengan ketentuan Allah dan berjihadlah melawan mereka."
Dengan ayat ini Umar Ibn Khattab mengancam kaum kafir jika mereka menghalangi perjalanan hijrah Rasulullah bersama para sahabat. Ketaatan Rasulullah SAW bersama para sahabatnya di dalam menjalankan perintah inilah yang menyebabkan turunnya pertolongan Allah SWT sehingga lahirlah kejayaan Islam.
Dengan peristiwa ini, khalifah Umar Ibn Khattab pada masa 4 tahun beliau berkuasa atau 17 tahun setelah peristiwa hijrah tersebut, beliau menetapkan Tahun Hijrah bagi umat Islam sebagai tahun yang resmi digunakan untuk semua urusan dalam pemerintahannya.
Kita yang masih hidup di zaman ini, di alam yang serba aman, dengan lingkup kemodrenan yang hampir tiada batas, perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat terbuka, kemajuan teknologi dan informasi yang menjadikan dunia ini kecil dan sempit, masihkah hijrah itu perlu untuk kita lakukan?
Sungguh, dalam peristiwa hijrah Rasulullah terdapat suri teladan yang sangat tinggi nilainya, di antaranya adalah mengajarkan kesabaran dari segala kesulitan hidup, mengajarkan semangat perjuangan melawan hawa nafsu, dan mengajarkan umat manusia untuk senantiasa bersyukur atas nikmat kehidupan.
Dengan sabar kita akan beroleh keteguhan jiwa, dengan jihad melawan hawa nafsu kita akan beroleh keteguhan iman, dan dengan bersyukur kita akan beroleh keduanya sekaligus menegakkan rasa hidup bersama di bumi Allah ini. Barangkali ketiga pelajaran ini, yakni sabar, jihad, dan syukur yang terkandung di dalam peristiwa hijrah Rasulullah SAW dapat dijadikan modal utama di dalam menghadapi tantangan yang sedang kita hadapi sekarang ini.
Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 Hijriah. Semoga Allah SWT senantiasa menerima amal bhakti dan perjuangan kita selama ini, dan melindungi dengan rahmat dan karunia-Nya terhadap niat dan langkah kita ke depan. Amin, ya mujibassailin.
Khutbah ini ditulis oleh Penyuluh Agama Islam HM Shafwan S. Ali, M.HI dalam naskah khutbah Jumat Kemenag RI.
3. Khutbah Jumat Bulan Muharram Singkat: Menjaga Spirit Hijrah
Penetapan permulaan kalender Hijriah sebagai tahun baru umat Islam dilakukan pada masa khalifah Islam ke-2yaitu Umar bin Khattab. Beliau menetapkan tahun baru Islam dihitung mulai dari tahun terjadinya hijrah Rasulullah SAW bersama para sahabat dan pengikutnya dari Makkah ke Yastrib (Madinah).
"Peristiwa hijrah memisahkan antara yang haq dengan yang bathil. Oleh sebab itu abadikanlah dalam rangkaian sejarah." tegas Khalifah Umar tujuh tahun kemudian. setelah bermusyawarah dengan sahabat yang lain.
Dalam kaitan ini, seorang muslim haruslah senantiasa mengenang dan menghayati jiwa dan semangat hijrah itu serta memetik hikmah dan relevansinya bagi kehidupan dalam konteks masa kini. Walaupun perkataan hijrah secara bahasa berarti pindah, tapi maknanya tidak selalu dengan melakukan hijrah fisik.
Dalam konteks kekinian, seorang muslim berhijrah kepada Allah dengan menunjukkan sikap. komitmen, dan identitas keimanannya. Hijrah dalam kategori kedua ini disebut hijrah qa/biyah, artinya hij'rah hati nurani atau hijrah mental.
Hijrah dalam Islam tidak berarti 'uzlah (mengasingkan diri) dari tengah-tengah masyarakat. Seorang muslim tetap bergaul di tengah-tengah manusia lainnya, tapi tidak terlibat atau melibatkan diri dalam perbuatan-perbuatan yang tidak baik atau merusak. Bahkan berupaya untuk mencegah dan memperbaiki kerusakan di masyarakat.
Semoga kita semua menjadi pribadi-pribadi muslim yang berhijrah kepada Allah sehingga terwujud masyarakat dan negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
Naskah khutbah Jumat ini diambil dari buku Kumpulan Naskah Khutbah Jumat: Membentuk Generasi Qur'ani terbitan Kemenag RI.
4. Khutbah Jumat Bulan Muharram Singkat: Makna dan Hikmah Hijrah Nabi Muhammad SAW
Marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya, yakni dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Saat ini kita dalam suasana Muharram, yaitu peringatan hijrah Nabi Muhammad SAW.
Kita ketahui bahwa usia 8 tahun seperti usia Muhammad saat itu sampai 16 tahun adalah masa pembentukan watak. Masa-masa itu sangat mudah terpengaruh dan peka terhadap sesuatu yang masuk melalui indranya dan direkam dengan sepenuh di dalam hatinya karena jiwanya begitu tajam. hal itu akan mewarnai corak jiwanya.
Umur antara 17 dan 18 tahun ialah masa pematangan: watak. Muhammad SAW menggembalakan kambing sejak usia 8 sampai 20 tahun: selama 12 tahun itulah beliau hijrah dalam dua hal, hijrah dari lingkungan (watak pengembala kambing yang Jahiliyah) dan hijrah dari watak kambing itu sendiri.
Pengembala kambing yang jahiliyah tidak mempunyai sifat kemanusiaan, ia mengambil sesuatu yang bukan miliknya untuk kepentingan pribadinya. Muhammad SAW tidak terpengaruh oleh hal yang demikian, karena dalam dirinya sudah terpatri sikap mental yang kuat berkat bimbingan Abu Thalib, pamannya.
Kalau beliau berdagang ditanya pembeli, "lni harganya berapa?"
Jawabnya, "Saya mengambil dari yang punya di Makkah sekian, saya berjalan dari Makkah menuju Syam (Syiria), ke Damaskus pergi sekian hari, pulang sekian hari, terserah anda berapa akan memberi saya untung."
Ini cara beliau untuk tidak khianat kepada yang punya barang, dan sebaliknya juga pada pembeli. Jadi prinsip beliau dalam berdagang adalah kejujuran.
Kemudian setelah itu Muhammad SAW berkhalwat ke Gua Hira, seminggu berada di Gua Hira dan seminggu berada di rumah, begitu yang beliau lakukan selama 4 tahun hingga mencapai usia 40 tahun. Demikianlah Nabi Muhammad SAW telah menempa jiwanya dengan metode hijrah. Beliau turun ke kota Makkah dan hijrah lagi 13 tahun lamanya pada masa kerasulan di Makkah. Hijrah dari wataknya orang-orang Jahiliah yang ugal-ugalan.
Akhimya marilah kita tingkatkan amal kita dengan sepenuh hati dan beruswah kepada suri teladan dari semangat hijrah Rasulullah SAW yang luhur itu.
Naskah khutbah Jumat ini diambil dari buku Kumpulan Naskah Khutbah Jumat: Membentuk Generasi Qur'ani terbitan Kemenag RI.
5. Khutbah Jumat Bulan Muharram Singkat: Bersikap Istikamah
Marilah sama-sama kita bertakwa kepada Allah SWT, sesungguhnya orang yang bertakwa itu akan mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Khutbah kita pada hari ini ialah bersikap istikamah.
Beberapa sahabat Rasulullah SAW pun telah memberikan batasan dan pengertian tentang istikamah ini. Misalnya Amirul Muminin Umar lbnu Khattab RA menjelaskan istikamah adalah engkau bersikap teguh dalam menjalani taat kepada Allah. Sementara, Sufyan At-Tsauri mengartikan istikamah adalah satunya perkataan dengan perbuatan.
Pembuktian kebenaran keimanan dan tauhid adalah dengan ujian atau musibah yang menimpa kepada seseorang. Dengan ujian inilah seseorang dapat diketahui kualitas keimanan dan tauhidnya kepada Allah SWT.
Hamba Allah yang telah berhasil lulus dari berbagai macam cobaan dan ujian yang datang kepada dirinya, karena dalam diri mereka telah tertanam dengan kokoh sikap dan sifat istikamah.
Merekalah mendapat pertolongan Allah dengan pendampingnya para malaikat baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat. Allah senantiasa memberkan bimbingan kepada jalan yang baik dan maslahat bagi dirinya.
Kaum muslimin, sikap istikamah bagi seorang mukmin adalah sangat diperlukan. Oleh karena itu Rasulullah SAW telah memberi petunjuk kepada seseorang yang meminta sesuatu yang dapat memelihara dirinya.
Bagaimanakah agar dapat bersikap istikamah? Pertama, kita harus mempunyai ilmu. Dengan ilmu kita mengetahui dan memahami agama kita dengan benar dan tepat.
Kedua dengan bersikap ikhlas kepada Allah. Inti dari amal adalah keikhlasan. Oleh karena disebutkan bahwa semua orang akan merugi kecuali mereka yang beramal.
Ketiga, laksanakanlah apa yang telah diwajibkan Allah kepada orang-orang mukmin. Allah telah mewajibkan kepada kita semua perintah-perintahnya dan melarang kepada kita perbuatan-perbuatan yang tidak halal dilakukan oleh seorang mukmin.
Keempat, agar kita dapat bersikap istikamah adalah dengan mempelajari dan mencontoh para nabi-nabi dan rasul-rasul Allah serta generasi umat Islam yang telah lalu.
Naskah khutbah Jumat ini diambil dari buku Kumpulan Naskah Khutbah Jumat: Membentuk Generasi Qur'ani terbitan Kemenag RI.
6. Khutbah Jumat Bulan Muharram Singkat: Momentum Perubahan Dzahir Batin
Sejak peristiwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam berhijrah dari Makkah ke Madinah dengan alasan situasi yang tidak membuat nyaman waktu itu di Makkah. Dasar itulah yang menjadi alasan utama para sahabat termasuk Sayyidina Umar bin Khattab RA yang menjabat sebagai khalifah waktu itu.
Penetapan kalender Hijriah juga terdiri dari 12 bulan, dengan jumlah hari berkisar 29-30 hari. Penetapan 12 bulan ini sesuai dengan firman Allah SWT.
Hijrah merupakan maqam pertama secara dzahir yang harus dilalui oleh seorang hamba yang ingin melakukan perubahan dirinya. Sedang maqam batinnya diawali dengan niat lillahi ta'ala karena tanpa sokongan Maha Penggerak Hati mustahil dapat dilakukan perubahan itu.
Sesungguhnya sahnya suatu amal perbuatan tergantung dari niat. Barang siapa yang berhijrah karena Allah dan Rasulnya, maka hijrahnya pun akan sampai ke Allah dan Rasulnya. Barang siapa yang berhijrah karena dunia, maka hijrahnya pun akan sampai kepadanya.
Perubahan atau perpindahan tidak akan terwujud bila tidak dimulai dengan ibda binafsihi. Ibda binafsihi ini tidak memiliki kekuatan jika tidak digerakkan oleh penggerak utama. " Kullu muharrikin lahu muharrikun.
Khutbah ini ditulis oleh Kamad MTS DDI Ujun Abdurrahim Hadi dalam naskah khutbah Jumat Kemenag RI.
7. Khutbah Jumat Bulan Muharram Singkat: Anjuran Puasa Asyura
Tidak terasa Dzulhijjah telah meninggalkan kita dan sekarang Muharram yang menyapa kita. Allah datangkan Muharram seraya mengetuk alam pikir kita bahwa waktu ini ternyata begitu cepat berlalu bagi kita. Kita adalah orang-orang yang beruntung karena masih diberikan kesempatan umur untuk memantapkan persiapan bekal di bulan Muharram.
Sebagaimana yang diketahui bahwa Muharram adalah bulan yang agung, bulan yang suci, bulan yang mulia, dan termasuk salah satu dari asyhurul hurum (bulan-bulan yang dimuliakan Allah). Ada momentum yang amat baik dan ditunggu-tunggu oleh umat Islam, yaitu momentum 10 Muharram. Ada apa dengan 10 Muharram? Ya, ada ibadah sunnah dengan tawaran pahala yang amat besar, yaitu puasa Asyura.
Puasa Asyura dapat menghapus dosa selama setahun. Sedangkan setiap hari selalu ada dosa yang kita lakukan. Namun dengan berpuasa seraya mengharap rida Allah SWT semata, maka Allah hadirkan rahmat-Nya dengan menghapus dosa hamba-Nya selama setahun.
Terdapat banyak peristiwa bersejarah yang terjadi pada tanggal 10 Muharram. Sehingga pada hari Asyura kita dianjurkan melakukan puasa dan amalan lain seperti menyantuni anak yatim, memperbanyak silaturahmi, berziarah kepada para alim ulama, menjenguk orang sakit, dan sebagainya.
Dari berbagai amalan yang dianjurkan selama bulan Muharram sebagaimana disebutkan di atas semuanya mengandung pesan moral positif. Syekh Muhammad Ibnu 'Asyur dalam kitab at-Tharir wat Tanwir memberikan tafsir terhadap ayat 36 surat at Taubah.
Pada bulan Muharram kita disunnahkan berpuasa Asyura, puasa Senin dan Kamis. Melalui puasa-puasa tersebut, kita diajarkan untuk memiliki rasa empati dengan perjuangan para Nabi terdahulu, melatih kesabaran, memiliki ketekunan, ketangguhan dan menjadi perisai emosi agar tidak menjadi pribadi yang emosional dan pemarah, akan tetapi menjadi yang damai dan penuh dengan kasih sayang.
Baca juga: Kalender Puasa Sunnah Bulan Muharram |
Kemudian pada bulan Muharram kita juga dianjurkan untuk memperbanyak membaca doa dan dzikir kepada Allah SWT. Tentu amalan-amalan tersebut adalah sarana untuk kita mendekatkan diri kepada Allah sang pencipta.
Dengan doa-doa yang kita mohonkan dan dzikir-dzikir yang kita lantunkan, kita berharap kepada Allah agar kita menjadi insan yang saling menghormati dan menyayangi serta menjadi hamba yang mendapat rida dari Allah SWT.
Khutbah ini ditulis oleh Fakhrul Rijal dalam naskah khutbah Jumat Kemenag RI.
(rah/kri)
Komentar Terbanyak
MUI Konfirmasi Dugaan Nampan MBG Terpapar Minyak Babi
Erdogan Sebut Kematian di Gaza Itu Genosida Total dan Hamas Bukan Teroris
Batas Wilayah Palestina dan Israel Jika Tercapai Solusi Dua Negara