Dusta: Pengertian, Macam-Macam dan Ciri-Cirinya

Dusta: Pengertian, Macam-Macam dan Ciri-Cirinya

Hanif Hawari - detikHikmah
Sabtu, 29 Jun 2024 09:00 WIB
Business man carrying white mask to his body indicating Business fraud and faking business partnership
Ilustrasi dusta (Foto: Ilustrasi/thinkstock)
Jakarta -

Dusta adalah perkataan atau perbuatan tentang sesuatu yang berbeda dengan kenyataan. Bagaimanapun bentuknya, dusta adalah perilaku tercela walaupun dusta itu sangat kecil.

Seseorang dianggap berdusta ketika menyampaikan berita yang tidak pernah ada atau memoles suatu berita yang tidak sesuai dengan kenyataannya. Dalam Islam, manusia dianjurkan untuk berkata jujur dan menjauhkan diri dari sifat dusta sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Furqan ayat 72:

وَٱلَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ ٱلزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا۟ بِٱللَّغْوِ مَرُّوا۟ كِرَامًا

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.

Pengertian Dusta

Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dusta adalah berkata tidak benar atau berbohong. Sedangkan secara terminologi, dusta adalah perbuatan atau perkataan yang tidak sesuai dengan bukti, tidak sesuai dengan kenyataannya, palsu, dan bukan asli.

ADVERTISEMENT

Mengutip buku Perempuan Dambaan Surga oleh Muhammad Syafie al-Bantanie, dusta adalah salah satu penyakit lisan yang harus dihindari. Islam mewajibkan kita berkata dan bersikap jujur dalam pergaulan dan menghindari kebohongan meski dalam perkara yang dianggap remeh.

Dusta dapat menimbulkan kebencian di antara umat manusia, menyebabkan hilangnya kepercayaan di antara mereka dan tidak adanya kerukunan di antara mereka. Oleh sebab itu, benar jika Islam menganggap dusta adalah dosa besar.

Allah berfirman dalam surat An-Nahl ayat 105:

اِنَّمَا يَفْتَرِى الْكَذِبَ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِۚ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْكٰذِبُوْنَ

Artinya: Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah. Mereka itulah para pembohong.

Macam-Macam Dusta

Seperti penjelasan sebelumnya, dusta adalah perbuatan tercela yang dilarang oleh Allah SWT. Dan segala yang dilarang oleh Allah SWT memiliki derajat dan tingkatan dalam dosanya.

Menukil dari buku Misteri Lisan oleh Ahmad Anwar Musthafa, dusta terbagi dalam beberapa macam. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Dusta kepada Allah SWT

Ini adalah dusta yang paling bahaya dan paling besar dosanya. Dusta kepada Allah adalah sejelek-jeleknya dusta.

Allah adalah dzat yang ditakuti oleh orang-orang beriman dan bertakwa. Lantas siapa saja yang berani berdusta kepada Allah? Berikut diantaranya bentuk-bentuk dusta kepada Allah:

  • Orang-orang yang menulis kitab dengan tangan mereka lalu berkata, "ini adalah dari Allah".
  • Orang-orang yang menghalalkan dan mengharamkan sesuatu berdasarkan hawa nafsu.
  • Orang-orang yang mengaku sebagai Nabi dan mampu mendatangkan firman seperti Allah SWT.

2. Dusta kepada Rasulullah

Dusta kepada Rasul adalah sama halnya dengan dusta kepada Allah SWT, sebab Rasul adalah utusan Allah yang menyampaikan risalah dari-Nya. Maka barangsiapa mendustakan Rasul, berarti ia telah mendustakan Allah.

3. Dusta kepada Manusia

Dusta jenis ini berhubungan langsung dengan sesama manusia. Dalam hal ini termasuk mengabarkan berita bohong yang dapat merugikan dan menyesatkan orang lain.

Ciri-Ciri Orang yang Berdusta

Muhammad Iqbal dalam bukunya Ramadhan dan Pencerahan Spiritual menjelaskan, ada tiga cara yang dipakai pelaku untuk berdusta dan mempertahankan dustanya. Berikut ini uraian lengkapnya:

1. Suka Berangan-Angan

Orang yang berdusta selalu dibuai dengan angan-angan bahwa perbuatan yang dilakukannya itu tidak salah. Ia menyangka bahwa perbuatan dustanya adalah hal biasa dan tidak akan diketahui oleh orang lain.

Allah menegaskan tentang penyakit orang munafik yang sering berdusta dalam surat Al-Baqarah ayat 9-10. Mereka sebenarnya menipu diri sendiri, karena tidak mau berkata atau berbuat sebagaimana adanya. Mereka bertopeng untuk menyembunyikan dusta yang mereka kerjakan.

يُخٰدِعُوۡنَ اللّٰهَ وَالَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا ۚ وَمَا يَخۡدَعُوۡنَ اِلَّاۤ اَنۡفُسَهُمۡ وَمَا يَشۡعُرُوۡنَؕ‏ ٩ فِىۡ قُلُوۡبِهِمۡ مَّرَضٌۙ فَزَادَهُمُ اللّٰهُ مَرَضًا ۚ وَّلَهُمۡ عَذَابٌ اَلِيۡمٌۢۙ بِمَا كَانُوۡا يَكۡذِبُوۡنَ‏ ١٠

Artinya: Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari. Dalam hati mereka terdapat penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu; dan mereka mendapat azab yang pedih, karena mereka berdusta.

2. Selalu Ingkar

Jika orang lain mulai mengetahui dustanya, maka ia segera mengingkarinya. Selalu membela diri dengan mengatakan bahwa yang dimaksudnya tidak sesuai dengan apa yang dipahami oleh orang yang mendengarnya.

Orang tesebut tidak segan untuk membantah apa yang pernah diucapkannya. Pengingkaran ini adalah konsekuensi dari seseorang yang hobi berdusta.

3. Keras Kepala

Kalau sudah terdesak maka ia akan semakin keras kepala. Pelaku dusta akan mencari seribu alasan untuk membela diri.

Semua kebenaran yang dikemukakan orang lain akan ditolaknya, sebab mata dan hatinya telah tertutup untuk menerima kebenaran. Ia seperti menegakkan benang basah, meskipun semua orang tahu ia benar-benar berdusta.

Orang berdusta karena ada kelemahan dalam dirinya yang tidak ingin dilihat oleh orang lain. Semoga Allah menjauhkan kita dari sifat dusta yang sangat berbahaya ini.




(hnh/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads