Setelah Dunia Kiamat, Manusia Harus Melewati 6 Tahapan Ini

Setelah Dunia Kiamat, Manusia Harus Melewati 6 Tahapan Ini

Bayu Ardi Isnanto - detikHikmah
Jumat, 21 Jun 2024 06:30 WIB
Shot of a dramatic thunderstorm over a mountainhttp://195.154.178.81/DATA/i_collage/pi/shoots/783670.jpg
Foto: iStock
Jakarta -

Sebagai muslim, kita harus percaya akan adanya hari kiamat. Pada hari kiamat, dunia seisinya akan hancur. Namun perjalanan manusia tidak berhenti sampai di situ.

Setelah dunia kiamat, manusia akan dibangkitkan kembali dan harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya di dunia. Ada 6 tahapan perjalanan manusia setelah hari kiamat. Berikut penjelasannya.

6 Tahapan Setelah Kiamat

Dikutip dari buku Kekalkah Kita di Alam Akhirat? karya Rizem Aizid, manusia awalnya berada di alam ruh, kemudian ditempatkan oleh Allah SWT ke dalam rahim ibu. Janin kemudian lahir ke alam dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari alam dunia, manusia akan meninggal dan tinggal di alam barzah atau alam kubur. Di alam kubur, manusia akan menanti datangnya hari kiamat. Lantas apa yang terjadi pada manusia setelah hari kiamat? Berikut ini 6 tahapan setelah hari akhir:

1. Yaumul Ba'ats (Hari Kebangkitan)

Pada tahap pertama, seluruh manusia yang sudah mati sejak pertama hingga paling akhir akan dibangkitkan kembali. Mereka bangkit usai malaikat Israfil meniup sangkakala untuk kedua kalinya.

ADVERTISEMENT

Tahapan yaumul ba'ats dijelaskan dalam surat Yasin ayat 51

وَنُفِخَ فِى ٱلصُّورِ فَإِذَا هُم مِّنَ ٱلْأَجْدَاثِ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يَنسِلُونَ

Arab latin: Wa nufikha fiṣ-ṣụri fa iżā hum minal-ajdāṡi ilā rabbihim yansilụn

Artinya: "Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka."

2. Yaumul Mahsyar (Hari Berkumpulnya Seluruh Manusia)

Setelah dibangkitkan, semua manusia dari Nabi Adam hingga kaum akhir zaman dikumpulkan di Padang Mahsyar. Di tempat inilah seluruh manusia akan menerima catatan amalnya secara rinci tanpa kecuali.

Selanjutnya Allah SWT akan mengadili setiap manusia seadil-adilnya, sesuai QS Az Zumar ayat 69

وَأَشْرَقَتِ ٱلْأَرْضُ بِنُورِ رَبِّهَا وَوُضِعَ ٱلْكِتَٰبُ وَجِا۟ىٓءَ بِٱلنَّبِيِّۦنَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَقُضِىَ بَيْنَهُم بِٱلْحَقِّ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ

Arab latin: Wa asyraqatil-arḍu binụri rabbihā wa wuḍi'al-kitābu wajī`a bin-nabiyyīna wasy-syuhadā`i wa quḍiya bainahum bil-ḥaqqi wa hum lā yuẓlamụn

Artinya: "Dan terang benderanglah bumi (padang mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan."

Kondisi pada saat itu adalah semuanya berdesakan sampai kedua betis kanan dan kirinya bertaut rapat. Hal ini tergambar dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman:

وَٱلْتَفَّتِ ٱلسَّاقُ بِٱلسَّاقِ. إِلَىٰ رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ ٱلْمَسَاقُ

Artinya: "Dan bertaut betis (kiri) dan betis (kanan), kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau." (QS Al-Qiyamah: 29-20).

Keadaan manusia di Padang Mahsyar pun sangat beragam, tergantung pada tingkat keimanan dan amal sholeh mereka di dunia. Namun manusia seluruhnya dikumpulkan tanpa selembar kain yang menempel di badan, tanpa alas kaki, dan tidak berkhitan, seperti pertama kali hidup.

3. Yaumul Hisab (Hari Perhitungan)

Setelah menerima catatan amal, manusia akan ditunjukkan segala perbuatan selama hidup di dunia. Umat pertama yang dihisab adalah umat Nabi Muhammad SAW. Amal pertama yang dihisab adalah sholatnya.

Pada yaumul hisab, seluruh anggota tubuh juga ikut bersaksi sesuai firman Allah SWT dalam An-Nur ayat 24

يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُم بِمَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Arab latin: Yauma tasy-hadu 'alaihim alsinatuhum wa aidīhim wa arjuluhum bimā kānụ ya'malụn

Artinya: "Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan."

4. Yaumul Mizan (Hari Penimbangan)

Pada tahap Yaumul Mizan, amalan manusia akan ditimbang, baik itu amalan yang terkecil hingga paling besar tanpa ada yang luput. Jika selama hidupnya manusia selalu beramal sholeh, tentu akan bahagia menerima timbangan Allah SWT. Sebaliknya akan terjadi pada mereka yang selalu melanggar ketentuan Allah SWT.

Hal ini dijelaskan dalam QS Al Anbiya ayat 47

وَنَضَعُ ٱلْمَوَٰزِينَ ٱلْقِسْطَ لِيَوْمِ ٱلْقِيَٰمَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا ۖ وَإِن كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا ۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَٰسِبِينَ

Arab latin: Wa naḍa'ul-mawāzīnal-qisṭa liyaumil-qiyāmati fa lā tuẓlamu nafsun syai`ā, wa ing kāna miṡqāla ḥabbatim min khardalin atainā bihā, wa kafā binā ḥāsibīn

Artinya: "Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan."

5. Yaumul Sirat (Hari Melewati Jembatan)

Dalam buku Konsep Mayoritas Ahlussunnah wal Jamaah yang disusun Idik Saeful Bahri, SH, MH, dijelaskan jembatan ini adalah jembatan yang menghubungkan dan mengantarkan manusia ke surga atau neraka.

Hal ini tercantum dalam Al-Qur'an surat Maryam ayat 71

وَاِنْ مِّنْكُمْ اِلَّا وَارِدُهَا ۚ كَانَ عَلٰى رَبِّكَ حَتْمًا مَّقْضِيًّا ۚ

Arab latin: Wa im minkum illā wāriduhā, kāna 'alā rabbika ḥatmam maqḍiyyā(n).

Artinya: Tidak ada seorang pun di antaramu yang tidak melewatinya (sirat di atas neraka). Hal itu bagi Tuhanmu adalah ketentuan yang sudah ditetapkan.

Rasulullah SAW juga memberi gambaran tentang jembatan Shiratal Mustaqim ini. Hadits ini diriwayatkan Abu Sa'id al-Khudriy,

بَلَغَنِي أَنَّ الْجِسْرَ أَدَقُّ مِنَ الشَّعْرَةِ وَ أَحَدُّ مِنَ السَّيْفِ

Artinya: "Aku diberitahu bahwa jembatan itu lebih halus dari rambut dan lebih tajam dari pedang." (HR Muslim).

6. Yaumul Jaza (Hari Pembalasan)

Tahap terakhir, manusia akan menerima balasan atas segala amal perbuatannya, apakah akan ditempatkan di surga ataukah neraka. Balasan diberikan sesuai porsi tanpa ada yang luput.

Tahap ini dijelaskan dalam QS Al Jatsiyah ayat 28,

وَتَرَىٰ كُلَّ أُمَّةٍ جَاثِيَةً ۚ كُلُّ أُمَّةٍ تُدْعَىٰٓ إِلَىٰ كِتَٰبِهَا ٱلْيَوْمَ تُجْزَوْنَ مَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

Arab latin: Wa tarā kulla ummatin jāṡiyah, kullu ummatin tud'ā ilā kitābihā, al-yauma tujzauna mā kuntum ta'malụn

Artinya: Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan.

Itulah tadi tahapan yang terjadi setelah dunia kiamat, yang dimulai dengan hari kebangkitan hingga hari pembalasan yang akan menempatkan kita ke surga atau neraka. Semoga kita menjadi insan yang masuk ke dalam surgaNya.




(bai/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads