Hari Tasyrik: Waktu, Amalan, Larangan, dan Keutamaan

Hari Tasyrik: Waktu, Amalan, Larangan, dan Keutamaan

Alvin Setiawan - detikHikmah
Kamis, 20 Jun 2024 18:01 WIB
Ilustrasi berdoa
Ilustrasi berdoa di hari tasyrik. (Foto: Getty Images/Riza Azhari)
Jakarta -

Pada bulan Dzulhijjah setelah Idul Adha 10 Dzulhijjah, muslim memasuki hari-hari tasyrik. Hari tasyrik berlangsung selama tiga hari.

Mengutip buku Puasa Wajib dan Sunah yang Paling Dianjurkan karya Zainul Arifin, tasyrik berasal dari kata yusyrikun (menjemur) yang merujuk pada makna menjemur daging kurban. Ada yang mengatakan pula bahwa hari tasyrik bermula dari kata yusyrik (terbit), pada saat matahari mulai terbit ketika hewan-hewan kurban mulai disembelih.

Sebagian ulama lainnya berpendapat sebutan hari tasyrik ini mengacu pada waktu salat Idul Adha dilaksanakan setelah matahari terbit (syuruq) dan hari-hari tasyrik mengikuti Idul Adha.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Disebutkan pula hari-hari tasyrik merupakan hari di mana muslim dianjurkan makan dan minum dengan hati gembira.

Ketika tibanya hari tasyrik, terdapat larangan, amalan dan keutamaan yang muslim perlu tahu. Adapun waktu hari tasyrik jatuh pada tanggal berikut.

ADVERTISEMENT

Jadwal Hari Tasyrik Idul Adha 2024

Waktu hari tasyrik akan berlangsung selama tiga hari berturut-turut usai Hari Raya Idul Adha, yakni 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

Apabila mengacu hasil keputusan sidang isbat, 1 Dzulhijjah 1445 H ditetapkan oleh pemerintah jatuh pada Selasa, 8 Juni 2024. Untuk itu, Idul Adha 2024 (10 Dzulhijjah) jatuh pada 17 Juni 2024. Dengan demikian, berikut jadwal hari tasyrik setelah Idul Adha 2024:

  • 11 Dzulhijjah 1445 H bertepatan pada 18 Juni 2024
  • 12 Dzulhijjah 1445 H bertepatan pada 19 Juni 2024
  • 13 Dzulhijjah 1445 H bertepatan pada 20 Juni 2024

Amalan Hari Tasyrik Idul Adha

Memasuki hari tasyrik, muslim dapat melakukan amalan yang dianjurkan yakni menyembelih hewan kurban. Memotong hewan kurban pada hari tasyrik masih terhitung sebagai ibadah kurban (udhiyyah).

Seperti yang disampaikan pada hadits riwayat Jubair bin Muth'im RA dan dishahihkan al-Albani dalam Shahih al-Jami. Rasulullah SAW bersabda,

أَيَّامُ التَّشْرِيقِ كُلُّهَا ذَبْحٌ

Artinya: "Pada setiap hari tasyrik itulah (hari) penyembelihan." (HR Ahmad)

Selain itu, muslim juga dianjurkan untuk membaca doa sapu jagat dan memperbanyak dzikir pada hari tasyrik. Berikut ini adalah bacaan doanya.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Robbana aatina fid dunya hasanah wa fil akhiroti hasanah wa qina 'adzaban naar

Artinya: "Ya Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa api neraka."

Doa sapu jagat ini dapat dibaca ketika hari tasyrik. Hal ini sangat dianjurkan agar semua hajat yang kita miliki baik di dunia maupun di akhirat dikabulkan oleh Allah SWT dan mendapat keselamatan di dunia dan akhirat.

Doa sapu jagat memiliki kandungan yang luar biasa. Pasalnya, doa ini melingkupi segala bentuk kebaikan dan mencegah segala bentuk keburukan. Untuk itu, doa ini menjadi pilihan yang sangat sering dibaca ketika memasuki hari tasyrik.

Merujuk kembali buku Rahasia Dahsyat Energi Sapu Jagat Petunjuk Nabi Muhammad SAW Untuk Terkabulnya Semua Hajat oleh M Ghofur Khalil, doa sapu jagat merupakan salah satu doa yang bisa dijadikan bacaan dzikir pada hari tasyrik.

Larangan Hari Tasyrik Idul Adha

Muslim dilarang berpuasa ketika memasuki hari tasyrik. Seperti yang disebutkan dalam buku Dahsyatnya Puasa Wajib & Sunah Rekomendasi Rasulullah karya Amirullah Syarbini dan Sumantri Jamhari, larangan berpuasa di hari tasyrik tersebut tercantum dalam hadits yang dikisahkan dari Abu Hurairah RA. Diceritakan dalam hadits tersebut, Rasulullah SAW mengutus Abdullah bin Hudzafah untuk berkeliling Mina dan bersabda,

لَا تَصُومُوا هَذِهِ الْأَيَّامَ، فَإِنَّهَا أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ، وَذِكْرِ اللَّهِ، عز وجل

Artinya: "Janganlah kalian puasa pada hari tasyrik sebab hari-hari itu merupakan hari-hari untuk makan, minum, dan zikir kepada Allah Azza wa Jalla." (HR Ahmad)

Meski dilarang untuk puasa pada hari tersebut, Hasan Ayyub dalam buku Fikih Ibadah: Panduan Lengkap Beribadah Sesuai Sunnah Rasul, menyebut bahwa Auza'i, Ishak, Syafi'i dalam pendapat lamanya dan Ahmad dalam salah satu riwayat menyatakan tidak boleh puasa pada hari-hari tasyrik kecuali bagi orang yang berhaji tamattu yang tidak punya binatang sembelihan dan tidak puasa tiga hari pada tanggal sembilan Dzulhijjah.

Ini berdasarkan hadits riwayat dari Ibnu Umar, "Puasa bagi yang berhaji tamattu hingga hari Arafah, bila tidak punya hewan sembelihan dan tidak puasa, ia harus berpuasa pada hari-hari saat berada di Mina." (HR Bukhari)

Keutamaan Hari Tasyrik Idul Adha

Mengutip kembali buku Puasa Wajib dan Sunah yang Paling Dianjurkan, alasan muslim dianjurkan melakukan banyak amalan pada hari tasyrik, termasuk kedua amalan yang telah dibahas sebelumnya, karena ketiga hari itu memiliki keutamaan besar di sisi Allah SWT.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Sesungguhnya hari yang paling mulia di sisi Allah Tabaraka wa Ta'ala adalah hari Idul Adha dan yaumul qorr (hari tasyrik)." (HR Abu Dawud)

Kemudian diriwayatkan dari Al-Jashshash, dari Kinanah Al Quraisy, dia mendengar Abu Musa Al-Asy'ari berkata ketika berkhutbah di hari Idul Adha, "Tiga hari setelah hari An-Nahr (yaitu hari-hari tasyrik) itulah yang disebut oleh Allah sebagai ayyam ma'dudat atau (hari yang terbilang. (Latho-if Al Ma'arif)

Pada hari tersebut, muslim dianjurkan untuk memperbanyak dzikir dengan mengumandangkan takbir, tahmid, tahlil sesuai dengan perintah Allah SWT dalam surah Al Baqarah ayat 203,

۞ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ فِيْٓ اَيَّامٍ مَّعْدُوْدٰتٍ ۗ فَمَنْ تَعَجَّلَ فِيْ يَوْمَيْنِ فَلَآ اِثْمَ عَلَيْهِ ۚوَمَنْ تَاَخَّرَ فَلَآ اِثْمَ عَلَيْهِۙ لِمَنِ اتَّقٰىۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّكُمْ اِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ

Artinya: Berdzikirlah kepada Allah pada hari yang telah ditentukan jumlahnya. Siapa yang mempercepat (meninggalkan Mina) setelah dua hari, tidak ada dosa baginya. Siapa yang mengakhirkannya tiada dosa (pula) baginya, (yakni) bagi orang yang bertakwa. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa hanya kepada-Nya kamu akan dikumpulkan.

Jumhur ulama berpendapat bahwa dzikir dengan membaca takbir dapat dilakukan usai menunaikan ibadah salat mulai dari Hari Raya Idul Adha sampai berakhirnya hari tasyrik.

Wallahu a'lam.




(rah/rah)

Hide Ads