5 Fakta Sumur Utsman bin Affan, Berusia 1400 Tahun hingga Hasilkan Rp 200 M per Tahun

5 Fakta Sumur Utsman bin Affan, Berusia 1400 Tahun hingga Hasilkan Rp 200 M per Tahun

Devi Setya - detikHikmah
Kamis, 06 Jun 2024 10:00 WIB
Ilustrasi keran air.
Ilustrasi kran dari sumur air Foto: Istimewa/ Unsplash.com
Jakarta -

Utsman bin Affan adalah salah seorang sahabat Rasulullah SAW yang dikenal sebagai sosok dermawan. Banyak kebaikan yang dilakukan semasa hidup, salah satunya mewakafkan sebuah sumur di Madinah.

Utsman bin Affan hidup di zaman Rasulullah SAW, ia salah satu orang yang pertama masuk Islam sekaligus menjadi sahabat Rasulullah SAW. Utsman bin Affan juga termasuk satu dari 10 sahabat Rasulullah SAW yang dijamin masuk surga.

Utsman tidak pernah ragu mengeluarkan hartanya untuk membela agama Allah SWT. Salah satu yang menjadi bukti kedermawanannya adalah keberadaan sumur di Madinah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Merangkum buku Utsman bin Affan: 30 Hari Menyelami Kezuhudan Sang Ahli Sedekah yang ditulis A.R. Shohibul Ulum, disebutkan bahwa Utsman bin Affan membeli sebuah sumur milik seorang Yahudi di Madinah. Sumur ini masih terus beroperasi hingga sekarang dan bahkan hasil pengelolaan dari sumur ini masih ditabung atas nama Utsman bin Affan.

Fakta Sumur Utsman bin Affan

1. Sumur Milik Orang Yahudi

Utsman bin Affan ikut hijrah bersama Rasulullah SAW ke Madinah. Kegiatan dakwah mulai dilakukan di Madinah.

ADVERTISEMENT

Tak berapa lama sejak kedatangan kaum muslim bersama Rasulullah SAW, kawasan Madinah dilanda paceklik. Masyarakat sulit mendapatkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan juga untuk berwudhu.

Saat itu ada satu sumur yang airnya mengalir deras. Sumur ini dikuasai oleh orang Yahudi yang serakah.

Ia menjual air sumur ini. Siapapun yang membutuhkan air maka harus membelinya. Orang-orang Madinah terpaksa harus membeli air untuk memenuhi kebutuhan hidup.

2. Utsman bin Affan Membeli Sumur

Sumur yang dikenal dengan nama Bir Rumah (Sumur Rumah) tersebut kemudian dibeli oleh Utsman bin Affan.

Sebelumnya, Rasulullah SAW bersabda, "Wahai sahabatku, siapa saja di antara kalian yang membeli sumur itu, lalu menyumbangkannya untuk umat, maka kelak dia di surga," Rasulullah menyerukan tawaran.

Tawaran itu langsung disambut Utsman bin Affan.

Ternyata orang Yahudi tersebut enggan menjual sumur miliknya. Akhirnya, Utsman bin Affan melakukan negosiasi untuk membeli setengah bagian dari sumur tersebut.

"Bagaimana kalau aku beli setengahnya saja dari sumurmu," Utsman, melancarkan jurus negosiasinya.

"Maksudmu?" tanya Yahudi keheranan.

"Begini, jika engkau setuju, maka kita akan memiliki sumur ini bergantian. Satu hari sumur ini milikku, esoknya kembali menjadi milikmu, kemudian lusa menjadi milikku lagi, demikian selanjutnya berganti satu-satu hari. Bagaimana?" jelas Utsman.

Yahudi itupun berpikir cepat. "...Aku mendapatkan uang besar dari Utsman tanpa harus kehilangan sumur milikku," batinnya.

Akhirnya si Yahudi setuju dengan penawaran ini dan sepakat menjual 'setengah' bagian sumur miliknya. Utsman membeli separuh dari mata air itu dengan harga 12.000 dirham.

Kemudian, cara pemanfaatannya ialah dengan bergiliran. Untuk si Yahudi satu hari dan untuk Utsman satu hari pula.

3. Jadi Sumur Sedekah Utsman bin Affan

Setelah memiliki setengah bagian dari sumur tersebut, Utsman bin Affan mulai melakukan sedekah berupa air. Ia mengumumkan pada seluruh penduduk Madinah bahwa air sumur tersebut gratis bila diambil pada hari kepemilikan Utsman bin Affan.

Mulai dari situ, penduduk Madinah mengambil stok air untuk memenuhi kebutuhan dua hari. Hal ini dilakukan agar tidak perlu membeli air dari orang Yahudi di hari kepemilikannya.

Orang Yahudi tersebut mendapati sumur miliknya sepi pembeli, karena penduduk Madinah masih memiliki persedian air di rumah. Ia kemudian mendatangi Utsman dan berkata, "Wahai Utsman belilah setengah lagi sumurku ini dengan harga sama seperti engkau membeli setengahnya kemarin."

Utsman setuju, lalu dibelilah setengah bagian sumur itu olehnya. Dengan demikian sumur itu pun menjadi milik Utsman sepenuhnya.

4. Pohon Kurma di Sekitar Sumur

Sumur milik Utsman bin Affan ini terus mengalirkan air bersih yang bisa dimanfaatkan penduduk Madinah. Perlahan, area di sekitar sumur ditumbuhi pohon kurma.

Makin lama, pohon kurma yang tumbuh subur dan semakin banyak. Pohon-pohon ini menghasilkan buah kurma yang lebat dan berkualitas.

Daulah Utsmaniyah memeliharanya hingga semakin berkembang. Seiring berjalannya waktu, kebun kurma dan sumur ini dipelihara oleh pemerintah Arab Saudi, hingga kini terdapat lebih dari 1.550 pohon kurma di sekitar sumur.

5. Menghasilkan 200 M per tahun

Departemen Pertanian Saudi yang mengelola kebun kurma milik Utsman bin Affan kemudian menjual hasil kebun kurma. Setengah dari keuntungan itu disalurkan untuk anak anak yatim dan fakir miskin, sedang setengahnya ditabung dan disimpan dalam bentuk rekening khusus milik Utsman bin Affan di salah satu bank Saudi atas nama Utsman bin Affan, di bawah pengawasan Departemen Pertanian.

Setelah uang yang dikumpulkan sudah cukup banyak, pemerintah Saudi membeli sebidang tanah untuk membangun hotel di dekat Masjid Nabawi. Dari bangunan hotel ini diperkirakan omsetnya sekitar 50 juta riyal per tahun (setara dengan 200 miliar rupiah per tahun).




(dvs/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads