Mengenal Syu'abul Iman, 77 Cabang Iman yang Penting Diketahui Umat Muslim

Mengenal Syu'abul Iman, 77 Cabang Iman yang Penting Diketahui Umat Muslim

Ratnasari Cenreng - detikHikmah
Rabu, 05 Jun 2024 07:30 WIB
Ilustrasi membaca Al-Quran
Membaca kitab suci Al-Qur'an sebagai salah satu contoh pelaksanaan syu'abul iman. Foto: Getty Images/iStockphoto/leolintang
Jakarta -

Pada dasarnya, manusia lahir dengan keyakinan akan adanya suatu entitas yang maha kuasa. Keyakinan ini dalam istilah agama disebut iman.

Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas X Kemdikbud oleh Ahmad Taufik dan Nurwastuti Setyowati, menurut bahasa definisi iman adalah kepercayaan, keyakinan, ketetapan, atau keteguhan hati.

Pilar-pilar keimanan terdiri dari enam perkara yang disebut rukun iman dalam Islam, yaitu:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Iman kepada Allah SWT.
2. Meyakini adanya rasul-rasul utusan Allah SWT.
3. Mengimani keberadaan malaikat-malaikat Allah SWT.
4. Meyakini dan mengamalkan ajaran-ajaran suci dalam kitab-kitab-Nya.
5. Meyakini akan datangnya hari akhir.
6. Mempercayai qada dan qadar Allah SWT.

Keenam rukun iman ini wajib dimiliki semua umat Muslim. Sebab tanpa mempercayai salah satunya, maka gugurlah iman tersebut.

Iman yang terdi dari enam pilar tersebut memiliki beberapa bagian (unsur) dan perilaku, yang bisa menambah amal manusia jika dilakukan semuanya. Sebaliknya, dapat mengurangi amal manusia jika ditinggalkan.

ADVERTISEMENT

Pengertian Syu'abul Iman

Syu'abul iman dikenal juga sebagai cabang iman. Syu'abul iman merupakan amalan atau perbuatan yang harus dilakukan oleh seseorang yang mengakui dirinya beriman.

Jumlah keseluruhan dalam sayu'abul iman adalah 77 cabang. Bila 77 cabang itu dilaksanakan sepenuhnya, maka sempurnalah imannya. Apabila ada yang ditinggalkan, maka berkuranglah kesempurnaan imannya.

77 syu'abul iman ini sesuai dengan yang disabdakan Rasulullah Muhammad SAW. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ، أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ : لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الْإِيمَانِ

Artinya:

"Iman itu 77 (tujuh puluh tujuh) lebih cabangnya, yang paling utama adalah mengucapkan laa ilaha illallah, dan yang paling kurang adalah menyingkirkan apa yang akan menghalangi orang di jalan, dan malu itu salah satu dari cabang iman." (HR Muslim)

Macam-macam Syu'abul Iman

Para ahli hadits menjelaskan dan merangkum 77 syu'abul iman menjadi 3 kategori atau golongan, yakni syu'abul iman berdasarkan niat atau hati, syu'abul iman berdasarkan perkataan, dan syu'abul iman berdasarkan perbuatan.

Berikut adalah penjelasan dari jenis-jenis syu'abul iman:

1. Syu'abul Iman Berdasarkan Hati

Pusat dari keyakinan seseorang adalah hati. Orang yang beriman adalah orang yang hati, ucapan, dan tindakannya sama. Bisa disimpulkan bahwa orang yang beriman berperilaku jujur serta memiliki prinsip dan pandangan yang teguh.

Jadi, yang dimaksudkan dengan iman yang sejati adalah iman dengan keyakinan penuh yang terpatri dalam hati, tanpa ada keraguan setitik pun.

Pengelompokan jenis syu'abul iman yang termasuk dalam golongan niat atau hati terdiri dari 30 hal sebagai berikut.

1. Iman kepada Allah SWT.
2. Iman kepada malaikat Allah SWT.
3. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT.
4. Iman kepada rasul-rasul Allah SWT.
5. Iman kepada takdir baik dan takdir buruk Allah SWT.
6. Iman kepada hari akhir.
7. Iman kepada kebangkitan setelah kematian.
8. Iman bahwa manusia akan dikumpulkan di Yaumul Mahsyar setelah hari kebangkitan.
9. Iman bahwa orang mukmin akan tinggal di surga, dan orang kafir akan tinggal di neraka.
10. Mencintai Allah SWT.
11. Mencintai dan membenci karena Allah SWT.
12. Mencintai Rasulullah SAW dan yang memuliakannya.
13. Ikhlas, tidak riya dan menjauhi sifat munafik.
14. Bertobat, menyesal, dan janji tidak akan mengulang suatu perbuatan dosa.
15. Takut kepada Allah SWT.
16. Selalu mengharapkan rahmat Allah SWT.
17. Tidak berputus asa dari rahmat Allah SWT.
18. Syukur nikmat.
19. Menunaikan amanah.
20. Sabar.
21. Tawadlu dan menghormati yang lebih tua.
22. Kasih sayang termasuk mencintai anak-anak kecil.
23. Rida dengan takdir Allah SWT.
24. Tawakkal.
25. Meninggalkan sifat takabur dan menyombongkan diri.
26. Tidak dengki dan iri hati.
27. Rasa malu.
28. Tidak mudah marah.
29. Tidak menipu, tidak suudzon dan tidak merencanakan keburukan pada siapapun.
30. Menanggalkan kecintaan kepada dunia, termasuk cinta harta dan jabatan.

2. Syu'abul Iman Berdasarkan Perkataan

Umat Muslim diajarkan untuk menjaga lisan atau perkataan mereka, agar perkataan senantiasa digunakan untuk sesuatu yang baik dan tidak bertentangan dengan kehendak Allah SWT.

Syu'abul iman yang dikelompokkan dalam kategori lisan atau perkataan termanifestasi dalam 7 cabang keimanan sebagai berikut.

1. Membaca kalimat thayyibah (kalimat-kalimat yang baik).
2. Membaca kitab suci Al-Qur'an.
3. Belajar dan menuntut ilmu.
4. Mengajarkan ilmu kepada orang lain.
5. Berdoa.
6. Zikir kepada Allah SWT termasuk istigfar.
7. Menghindari bacaan yang sia-sia.

3. Syu'abul Iman Berdasarkan Perbuatan

Iman adalah hal yang abstrak dan sulit diukir. Seseorang bisa mengatakan dirinya beriman tetapi perbuatannya mengingkari apa yang ia katakan.

Iman juga bukan sebatas pengetahuan tentang makna dan hakikat iman itu sendiri. Ada orang yang memahami hakikat iman, tetapi mengingkarinya.

Oleh karena itu, dalam syu'abul iman, terdapat 40 cabang iman yang mencerminkan konkritnya iman seseorang melalui perbuatannya. 40 syu'abul iman berdasarkan perbuatan itu adalah sebagai berikut.

1. Bersuci atau thaharah termasuk di dalamnya kesucian badan, pakaian, dan tempat tinggal.
2. Menegakkan salat baik salat fardu, salat sunah maupun mengqadla salat.
3. Bersedekah kepada fakir miskin dan anak yatim, membayar zakat fitrah dan zakat mal, memuliakan tamu, serta membebaskan budak.
4. Menjalankan puasa wajib dan sunah.
5. Melaksanakan haji bagi yang mampu.
6. Beriktikaf di dalam masjid, termasuk di antaranya adalah mencari lailatul qadar.
7. Menjaga agama dan bersedia meninggalkan rumah untuk berhijrah beberapa waktu tertentu.
8. Menyempurnakan dan menunaikan nazar.
9. Menyempurnakan dan menunaikan sumpah.
10. Menyempurnakan dan menunaikan kafarat.
11. Menutup aurat ketika sedang salat maupun ketika tidak salat.
12. Melaksanakan kurban.
13. Mengurus perawatan jenazah.
14. Menunaikan dan membayar utang.
15. Meluruskan muamalah dan menghindari riba.
16. Menjadi saksi yang adil dan tidak menutupi kebenaran.
17. Menikah untuk menghindarkan diri dari perbuatan keji dan haram.
18. Menunaikan hak keluarga, sanak kerabat, serta hamba.
19. Berbakti dan menunaikan hak orang tua.
20. Mendidik anak-anak dengan pola asuh dan pola didik yang baik.
21. Menjalin silaturahmi.
22. Taat dan patuh kepada orang tua atau yang dituakan dalam agama.
23. Menegakkan pemerintahan yang adil.
24. Mendukung seseorang yang bergerak dalam kebenaran.
25. Menaati hakim (pemerintah) dengan catatan tidak melanggar syariat.
26. Memperbaiki hubungan muamalah dengan sesama.
27. Menolong orang lain dalam kebaikan.
28. Amar ma'ruf nahi munkar.
29. Menegakkan hukum Islam.
30. Berjihad mempertahankan wilayah perbatasan.
31. Menunaikan amanah termasuk mengeluarkan 1/5 harta rampasan perang.
32. Memberi dan membayar utang.
33. Memberikan hak-hak tetangga dan memuliakannya.
34. Mencari harta dengan cara yang halal.
35. Menyedekahkan harta, termasuk juga menghindari sifat boros dan kikir.
36. Memberi dan menjawab salam.
37. Mendoakan orang yang bersin.
38. Menghindari perbuatan yang merugikan dan menyusahkan orang lain.
39. Menghindari permainan dan senda gurau.
40. Menyingkirkan benda-benda yang mengganggu di jalan.

Demikianlah 77 syu'abul iman yang terbagi menjadi 30 cabang iman berdasarkan hati, 7 cabang iman berdasarkan perkataan, dan 40 cabang iman berdasarkan perbuatan.

Jika seseorang mampu mengamalkan 77 syu'abul iman tersebut, niscaya ia akan merasakan nikmatnya mengimplementasikan hakikat iman dalam kehidupan. Amin.




(khq/khq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads