- Bacaan Laa Ikraaha Fiddiin Arab, Latin, dan Artinya
- Tafsir Ayat Laa Ikraaha Fiddiin 1. Tidak Ada Paksaan dalam Beragama 2. Telah Jelas Jalan yang Benar dan Sesat 3. Peperangan Dilakukan untuk Bela Diri 4. Membayar Jizyah 5. Orang yang Menyembah Allah Mendapat Pegangan yang Kokoh 6. Allah Maha Mendengar dan Mengetahui
Laa ikraaha fiddiin merupakan penggalan ayat dari surah Al Baqarah ayat 256. Ayat ini berisi tak ada paksaan dalam menganut agama Islam.
Bagaimana bunyi lengkap Al Baqarah ayat 256? Berikut bacaan beserta arti dan tafsirnya.
Bacaan Laa Ikraaha Fiddiin Arab, Latin, dan Artinya
ÙÙØ§Ù اÙÙÙØ±ÙاÙÙ ÙÙÙ Ø§ÙØ¯ÙÙÙÙÙÙÛ ÙÙØ¯Ù تÙÙØšÙÙÙÙÙÙ Ø§ÙØ±ÙÙØŽÙد٠٠ÙÙ٠اÙÙØºÙÙÙÙÛ ÙÙÙ ÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙØ±Ù ØšÙØ§ÙØ·ÙÙØ§ØºÙÙÙØªÙ ÙÙÙÙØ€ÙÙ ÙÙÙÛ¢ ØšÙØ§ÙÙÙÙ°ÙÙ ÙÙÙÙØ¯Ù Ø§Ø³ÙØªÙÙ ÙØ³ÙÙÙ ØšÙØ§ÙÙØ¹ÙرÙÙÙØ©Ù اÙÙÙÙØ«ÙÙÙ°Ù ÙÙØ§ اÙÙÙÙØµÙا٠٠ÙÙÙÙØ§Û ÙÙØ§ÙÙÙÙ°Ù٠سÙÙ ÙÙÙØ¹Ù عÙÙÙÙÙÙ Ù Û٢٥ي
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arab latin: Lâ ikrâha fid-dîn, qat tabayyanar-rusydu minal-ghayy, fa may yakfur bith-thâghûti wa yu'mim billâhi fa qadistamsaka bil-'urwatil-wutsqâ lanfishâma lahâ, wallâhu samî'un 'alîm
Artinya: "Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam). Sungguh, telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. Siapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah sungguh telah berpegang teguh pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Secara etimologis, kata ikrah berarti paksaan. Kata tersebut terbentuk dari akraha yukrihu yang bermakna memaksa. Pemaksaan adalah pekerjaan yang menyebabkan orang lain tidak senang atau tidak suka.
Sehingga, maksud dari kalimat tidak ada ikrah dalam ayat tersebut adalah kita tidak boleh memaksa orang lain untuk masuk agama Islam. Sebab Allah menghendaki agar seseorang memeluk agama Islam dengan ikhlas, sukarela, dan tanpa paksaan.
Tafsir Ayat Laa Ikraaha Fiddiin
Dalam ayat ini, Allah menegaskan larangan melakukan kekerasan dan paksaan bagi umat Islam terhadap orang non muslim untuk masuk agama Islam. Berikut penjelasannya menurut Al Qur'an dan Tafsirnya dari Kementerian Agama RI.
1. Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Apabila kita sudah menyampaikan agama Allah dengan cara yang baik, penuh kebijaksanaan, seta dengan nasihat-nasihat yang wajar, sehingga mereka masuk agama Islam dengan kemauan sendiri, namun mereka tidak mau beriman, maka itu bukanlah urusan kita, melainkan urusan Allah. Dalam surat Yunus (10:99), Allah berfirman yang artinya: "Apakah Engkau ingin memaksa mereka hingga mereka itu menjadi orang-orang yang beriman?"
2. Telah Jelas Jalan yang Benar dan Sesat
Datangnya agama Islam sudah tampak dengan jelas dan dapat dibedakan dari jalan yang sesat. Sehingga, tidak boleh ada pemaksaan untuk beriman.
Sebab, iman adalah keyakinan dalam hati. Tidak ada seorang pun yang bisa memaksa hati seseorang untuk meyakini sesuatu jika dia sendiri tidak bersedia.
Ayar-ayat yang menyatakan kenabian Muhammad SAW sudah cukup jelas. Sehingga, semua diserahkan kepada setiap orang, apakah akan beriman atau kafir setelah ayat tersebut datang.
3. Peperangan Dilakukan untuk Bela Diri
Peperangan yang dilakukan umat Islam, baik di Jazirah Arab maupun negeri lainnya hanyalah suatu tindakan bela diri terhadap serangan kaum kafir. Selain itu, peperangan dilakukan untuk mengamankan jalannya dakwah Islam.
Jadi, berbagai tindakan kezaliman dari orang-orang kafir yang memfinah dan menganggu umat Islam karena menganu dan melaksanakan agama mereka bisa dicegah. Sehingga, kaum kafir bisa menghargai kemerdekaan pribadi dan hak assi mansia dalam menganut keyakinan.
4. Membayar Jizyah
Di berbagai daerah yang dikuasai kaum muslimin, orang yang belum memelk Islam diberi hak dan kemerdekaan untuk memilih. Jika mereka tetap memilih agama mereka (bukan Islam), maka diharuskan membayar jizyah.
Jizyah adalah semacam pajak sebagai imbalan dari perlindungan yang diberikan Pemerintah Islam kepada mereka. Keselamatan mereka dijamin sepenuhnya, asalkan tidak melakukan tindakan-tindkan yang memusuhi umat Islam dan umatnya.
5. Orang yang Menyembah Allah Mendapat Pegangan yang Kokoh
Ayat ini juga menerangkan bahwa barang siapa yang tidak lagi percaya pada thaghut atau tidak lagi menyembah patung atau benda lain, melainkan menyembah Allah, maka dia sudah mendapat pegangan yang kokoh, laksana tali yang kuat. Iman yang sebenarnya adalah yang diyakini dalam hati, diucapkan dengan lidah dan diiringi dengan perbuatan.
6. Allah Maha Mendengar dan Mengetahui
Pada akhir ayat, Allah berfirman, Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Hal ini berarti, Allah senantiasa mendengar apa yang diucapkan. Allah juga selalu mengetahui apa yang diyakini dalam hati dan diperbuat anggota badan. Allah akan membalas amal seseorang sesuai dengan iman, perkataan, serta perbuatan mereka.
Itulah penjelasan mengenai Laa Ikraaha fiddiin, surat Al Baqarah ayat 256. Dapat disimpulkan bahwa agama Islam tidak membolehkan umatnya memaksa orang non muslim untuk memeluk agama Islam. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
(elk/row)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina