Surah Al-Maidah Ayat 48: Al-Qur'an, Kitab Suci Pembawa Kebenaran

Surah Al-Maidah Ayat 48: Al-Qur'an, Kitab Suci Pembawa Kebenaran

Diky Darmanto - detikHikmah
Rabu, 24 Apr 2024 14:00 WIB
Al-Quran yang didalamnya terdapat surat Al Waqiah. Jika dibaca setiap hari dapat mendapatkan keberkahan.
Al-Qur'an. Foto: Getty Images/iStockphoto/jackof
Jakarta -

Al-Qur'an turun sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya. Hal ini tercantum dalam surah Al-Maidah ayat 48. Berikut ini tafsir surah Al-Maidah ayat 48.

Surah Al-Maidah merupakan surah ke-5 dalam Al-Qur'an yang terdiri dari 120 ayat dan termasuk ke dalam golongan Madaniyah. Al-Maidah artinya hidangan. Di dalam surah ini Allah SWT menjelaskan tentang Al-Qur'an sebagai kitab penyempurna.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Maidah ayat 48:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ عَمَّا جَاۤءَكَ مِنَ الْحَقِّۗ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَّمِنْهَاجًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَعَلَكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَۙ - 48

Arab-Latin: Wa anzalnā ilaikal-kitāba bil-ḥaqqi muṣaddiqal limā baina yadaihi minal-kitābi wa muhaiminan 'alaihi faḥkum bainahum bimā anzalallāhu wa lā tattabi' ahwā'ahum 'ammā jā'aka minal-ḥaqq(i), likullin ja'alnā minkum syir'ataw wa minhājā(n), wa lau syā'allāhu laja'alakum ummataw wāḥidataw wa lākil liyabluwakum fī mā ātākum fastabiqul-khairāt(i), ilallāhi marji'ukum jamī'an fa yunabbi'ukum bimā kuntum fīhi takhtalifūn(a).

ADVERTISEMENT

Artinya: "Kami telah menurunkan kitab suci (Al-Qur'an) kepadamu (Nabi Muhammad) dengan (membawa) kebenaran sebagai pembenar kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan sebagai penjaganya (acuan kebenaran terhadapnya). Maka, putuskanlah (perkara) mereka menurut aturan yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu mereka dengan (meninggalkan) kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikanmu satu umat (saja). Akan tetapi, Allah hendak mengujimu tentang karunia yang telah Dia anugerahkan kepadamu. Maka, berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang selama ini kamu perselisihkan."

Tafsir Al-Maidah Ayat 48

Melansir Qur'an Online detikHikmah, tafsir Surah Al-Maidah ayat 48, bahwa Allah SWT menerangkan mengenai turunnya Taurat dan Injil yang mengandung petunjuk dan cahaya, serta adanya kewajiban bagi umat di masa itu supaya mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya.

Selanjutnya Allah SWT telah menurunkan kitab Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW yang ditunjuk sebagai nabi terakhir untuk membawa dan menyebarkan kebenaran hakiki. Membenarkan sebagian isi dari kitab-kitab terdahulu, yaitu Taurat, Zabur, dan Injil.

Bila Allah SWT menghendaki sesuai dengan kehendak-Nya niscaya semua manusia akan dijadikan dalam satu umat. Namun Allah SWT punya kehendak lain, yakni menguji semua manusia terhadap karunia dan nikmat yang telah diberikan-Nya.

Maka berlomba-lomba lah untuk berbuat kebaikan, dan ketahuilah semua manusia akan kembali kepada-Nya. Kemudian nanti mereka akan dibocorkan apa saja yang dahulu telah diperselisihkan selama hidup di dunia.

Sementara itu, selaras dengan tafsir di atas, buku tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka juga menafsirkan Surah Al-Maidah ayat 48 ini.

Penjelasannya adalah saat Al-Qur'an hadir, telah membangunkan kembali syariat yang baru tetapi tetap memakai pokok-pokok akidah lama. Maka dari itu, jalankanlah hukum menurut yang terdapat dalam Al-Qur'an, dan buanglah keraguan terhadapnya jauh-jauh.

Ketika zaman nabi Musa AS mempunyai peraturan (Syariat) sendiri. Lalu masuk ke zaman nabi Isa AS, tidak banyak perubahan pokok, melainkan perubahan cara.

Maka dari itu, agama-agama yang telah disampaikan oleh nabi-nabi terdahulu adalah satu kesatuan, dalam satu pokok dan satu tujuan. Pokoknya adalah tauhid, mengakui keesaan Allah SWT.

Bicara masalah syariat (peraturan-peraturan) ada perubahan, sebab perubahan tempat dan waktu. Oleh karena itu, syariat umat sebelumnya, tidaklah lagi menjadi syariat untuk umat selanjutnya.

Maka timbul pertanyaan, "Kenapa Allah SWT tidak menjadikan seluruh syariat menjadi satu, sejak nabi terdahulu hingga nabi Muhammad SAW?"

Jawabannya bukan Allah SWT tidak mampu melakukannya, hanya saja kita tidak tahu, sejak zaman Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW, kita itu satu bangsa, satu adat istiadat, perkembangan hidup yang sama.

Seperti para binatang, lebah yang membuat sarang dan manisan madu, sebagai naluri (Instinct) tidak berubah-ubah selama ribuan tahun. Layaknya rayap yang dapat mendirikan bangunan dengan kekokohan luar biasa.

Bila Allah SWT berkehendak bisa saja melakukannya. Tetapi manusia telah diberikan yang lebih dari naluri (Instinct) yaitu akal. Maka dicobalah kesanggupan manusia dengan mempergunakan akalnya.

Untuk menyesuaikan hidup dalam alam sekelilingnya, dengan ruang dan waktu. Alhasil bertambah lama, bertambah pula kemajuannya atas izin Allah SWT.

Demikianlah penjelasan tafsir Surah Al-Maidah ayat 48. Menjelaskan perihal Allah SWT turunkan Al-Qur'an sebagai penyempurna kitab sebelumnya. Dan dengan hadirnya Al-Qur'an gugurlah syariat umat terdahulu.




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads