Niat puasa Ramadan harian merujuk pada pendapat mazhab Syafi'i. Pada dasarnya, niat menjadi rukun puasa Ramadan.
Mengutip buku Fikih Empat Madzhab Jilid 2 oleh Syekh Abdurrahman Al-Juzairi, niat juga menjadi kewajiban saat menunaikan ibadah lainnya. Sebab itu, puasa tanpa niat dikatakan tidak sah.
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits, "Sesungguhnya setiap amal itu tergantung niatnya. Dan tiap-tiap orang akan mendapatkan apa yang dia niatkan." (HR Bukhari dan Muslim)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Niat puasa Ramadan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu niat puasa Ramadan sebulan dan harian. Dr Thariq Muhammad Suwaidan melalui bukunya yang berjudul Rahasia Puasa Menurut 4 Mazhab menjelaskan bahwa mazhab Hanafi dan Syafi'i meyakini niat puasa Ramadan wajib dilakukan setiap hari.
Kedua mazhab itu menilai bahwa puasa untuk hari esok harus diniati sejak hari ini. Berbeda dengan mazhab Hambali yang berpendapat niat puasa Ramadan boleh diniatkan untuk puasa sebulan penuh. Begitu pula dengan mazhab Maliki.
Niat Puasa Ramadan Harian
Berikut bunyi niat puasa Ramadan harian,
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Arab latin: Nawaitu shauma ghadin 'an ada'I fardhi syahri Ramadhani hadzihissanati lillahi ta'ala
Artinya: "Aku berniat puasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadan tahun ini karena Allah Ta'ala."
Waktu Membaca Niat Puasa Ramadan
Merujuk pada sumber sebelumnya, niat puasa Ramadan yang dilakukan setiap hari bisa dilafalkan sejak malam dari setelah berbuka sebelum terbitnya fajar. Berbeda dengan puasa sunah yang boleh diniatkan setelah terbit fajar.
Biasanya, niat puasa Ramadan dibaca setelah menunaikan salat Tarawih. Suasana khidmat usai Tarawih ini menjadikan momen tersebut tepat untuk memperkuat niat dalam hati atau dengan melafalkan secara lisan.
(rah/rah)
Komentar Terbanyak
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!