Tim ngaji.ai Pastikan Teknologi AI Tak Gantikan Peran Guru Ngaji

Tim ngaji.ai Pastikan Teknologi AI Tak Gantikan Peran Guru Ngaji

Alvin Setiawan - detikHikmah
Selasa, 05 Mar 2024 20:00 WIB
Peluncuran aplikasi ngaji.ai di Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (5/3/2024).
Peluncuran aplikasi belajar Al-Qur'an berbasis teknologi AI di Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (5/3/2024). (Foto: Rahma Indina Harbani/detikcom)
Jakarta -

Aplikasi untuk mempelajari Al-Qur'an berbasis AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan artifisial resmi dirilis. Tim perancang aplikasi ini memastikan teknologi buatannya tidak akan menggantikan peran guru ngaji atau ustaz yang ada.

Pendiri ngaji.ai Sutarto Hadi menegaskan aplikasi ngaji.ai dibuat bukan untuk menggantikan peran ustaz. Sebaliknya, ia mengatakan kehadiran teknologi, yakni AI, hanya dimaksudkan untuk membantu dalam belajar mengaji.

"Sehebat apa pun, secanggih apa pun teknologi tetap tidak mungkin menggantikan peran ustaz. Tetapi, manusia, guru, (atau) orang itu akan kalah dengan manusia yang dilengkapi dengan teknologi," tegas dia saat merilis aplikasi ngaji.id di Rasuna Said, Jakarta, Selasa (5/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tidak mengatakan dia (teknologi AI) menggantikan guru mengaji, tapi pelengkap," sambung dia.

Guru Besar FKIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini juga menyebut, teknologi yang ada sudah sepatutnya dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Tidak hanya terbatas pada ilmu belajar Al-Qur'an, tetapi sebagai media untuk meningkatkan pemahaman agama lainnya.

ADVERTISEMENT

"Ya, itu poinnya di situ, kita harus melihatnya di situ. Bahwa teknologi bisa membantu banyak hal dalam bidang pendidikan dan juga dalam bidang pembelajaran," tuturnya.

Lebih lanjut, Sutarto mengatakan, teknologi AI menjadikan aplikasi ngaji.ai ini mempunyai banyak fitur canggih yang memudahkan dalam belajar Al-Qur'an. Pembuatan aplikasi ngaji.ai dengan AI ini dilatarbelakangi dengan pentingnya mengaji.

"Mengaji itu penting. Karena apa itu perintah-perintah agama, perintah Allah itu diturunkan. Salah satunya dalam Al-Quran yang ditulis dalam bahasa Arab. Kemudian juga kita mendapati angka bahwa 71 persen orang tua menganggap penting untuk mengajari anaknya mengaji," terang dia.

Untuk mengajari anaknya mengaji, orang tua biasanya mengirim anaknya untuk belajar di taman pendidikan Al-Qur'an (TPA). Namun, terkadang jumlah ustaz untuk mengajar terbatas menjadi kendala saat belajar mengaji.

"Dan tentu tujuan akhirnya adalah agar anak-anak itu menjadi orang yang berakhlakul karimah (berlaku baik). Nah, tetapi sekarang ini pilihan untuk,untuk memasukkan ke dalam TPA menjadi terbatas karena memang waktu orang tua juga terbatas, jumlah guru mengaji juga terbatas," ujar Sutarto.

Sutarto menyebut peluncuran aplikasi ngaji.ai untuk menjadi solusi tersebut. Ditambah lagi anak-anak zaman sekarang disebutnya suka memegang gawai.

"Jadi, itulah sebenarnya niat kita ini, niat yang mulia tuh untuk mengembangkannya. Jadi, upaya di era sekarang kita pun tetap bisa meningkatkan literasi agama kita melalui gadget (gawai)," pungkasnya.

Sebagai informasi, aplikasi ngaji.ai ini diluncurkan oleh perusahaan berbasis AI bidang pendidikan PT Novo Indonesia Belajar (Vokal.ai) yang dilengkapi fitur lengkap berbasis AI seperti automatic speech recognition (ASR) untuk membantu pengguna mengoreksi pengucapan bacaan Al-Qur'an sesuai tajwid. Saat ini, ngaji.ai sudah diunduh lebih dari 21.000 kali baik lewat App Store maupun Google Play Store.




(rah/rah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads