Ketum Persis: Pilpres Satu Putaran Lebih Besar Maslahatnya

Ketum Persis: Pilpres Satu Putaran Lebih Besar Maslahatnya

Kristina - detikHikmah
Jumat, 09 Feb 2024 13:00 WIB
Pekerja membawa logistik Pemilu 2024  mengunakan perahu motor yang akan didistribusikan ke Pulau Bulang, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (7/2/2023). KPU Kota Batam menargetkan pendistribusian logistik Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden 2024 di daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar (3T) yakni Pulau Bulang, Pulau Galang, Pulau Belakangpadang dan Pulau Ngenang selesai pada 8 Februari 2024 dengan menggunakan transportasi laut. ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/foc.
Pilpres Satu Putaran Lebih Besar Maslahatnya. Foto: ANTARA FOTO/Teguh Prihatna
Jakarta -

Ketua Umum PP Persatuan Islam (Persis) Jeje Zaenudin bicara soal kemungkinan Pilpres 2024 berjalan satu putaran dengan menimbang kemaslahatan umat dan negara.

"Menurut hemat saya, siapapun pemenang Pilpres 2024, satu putaran itu Insya Allah akan lebih besar maslahatnya," ungkapnya dalam dalam rilis yang dibagikan kepada wartawan, Kamis (8/2/2024).

Jeje menjelaskan, jika Pilpres 2024 berjalan satu putaran ini baik untuk kemaslahatan agama. Jika terjadi dua putaran, kata Jeje, akan menimbulkan kekhawatiran karena umat Islam akan memasuki bulan Ramadan pada Maret 2024.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Maka kita khawatir kesucian dan kekhidmatan ibadah puasa akan terganggu dengan hiruk pikuk, pro-kontra, dan perang opini antar para pendukung capres yang tidak dapat menahan diri, meskipun sedang puasa. Apalagi hanya tinggal dua paslon (pasangan calon) yang berkontestasi," jelasnya.

Ia memandang kontestasi Pemilu 2024 saat ini menggunakan cara kampanye yang tidak sehat, bahkan merusak nilai-nilai demokrasi. Di satu pihak, kata dia, para pendukung paslon ada yang menggunakan politik uang untuk mendulang suara.

ADVERTISEMENT

"Bahkan di pihak lain, ada yang menggunakan politik 'dalil' yang semaunya untuk mencari simpati pendukung. Tentu kedua cara itu sama-sama tercelanya," tegas mantan Ketua Umum PP Pemuda Persis ini.

Jeje mengatakan, yang satu tercela membeli suara rakyat dengan uang, yang satu lebih tercela lagi karena memperalat dalil Al-Qur'an dan hadits untuk meraih simpati demi mencapai kekuasaan.

"Jika cara-cara seperti ini terus berlanjut hingga dua putaran, apa itu tidak membahayakan kesatuan dan kesolidan umat Islam dalam menjalankan ibadah puasa, idul fitri, hingga ibadah haji, dan idul kurban?," ujarnya.

Belum lagi, kata dia, dampak sosial dan ekonomi yang akan terjadi selama menunggu putaran kedua. Para investor akan menahan diri untuk berinvestasi.

"Hal ini akan berdampak pada harga sembako melambung tinggi dan kurs dolar terus melonjak, sehingga pada akhirnya terjadi krisis ekonomi dan sosial yang merugikan seluruh masyarakat Indonesia," tuturnya.

Terlepas dari itu, dia menegaskan yang terpenting Pemilu 2024 nanti berjalan langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (luber jurdil) sebagai perwujudan hak dan kedaulatan rakyat.

"Selain itu, bagaimana pemilu terlaksana dengan baik, selamat, damai, bersatu, dan bermanfaat bagi kehidupan beragama serta kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia," ujarnya.




(lus/lus)

Hide Ads