Al-Qur'an telah menjelaskan tentang keindahan langit malam. Termasuk di dalamnya berisi penjelasan tentang rasi bintang dan gugusan planet-planet yang tersebar di luar angkasa.
Saat malam tiba, semua makhluk di Bumi dapat menyaksikan keindahan langit yang dihiasi dengan planet-planet dan ribuan bintang. Semuanya beredar dalam jalur yang telah ditetapkan Allah SWT.
Bintang-bintang di langit tersebut berkelompok membentuk suatu konfigurasi khusus yang oleh manusia disebut sebagai rasi bintang. Ternyata rasi bintang adalah jalur statis bagi planet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam Al-Qur'an surah Al-Hijr ayat 16, Allah SWT berfirman,
ΩΩΩΩΩΩΨ―Ω Ψ¬ΩΨΉΩΩΩΩΩΨ§ ΩΩΩ Ω±ΩΨ³ΩΩΩ ΩΨ§ΩΨ‘Ω Ψ¨ΩΨ±ΩΩΨ¬ΩΨ§ ΩΩΨ²ΩΩΩΩΩΩΩΩ°ΩΩΨ§ ΩΩΩΩΩΩΩ°ΨΈΩΨ±ΩΩΩΩ
Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang (di langit) dan Kami telah menghiasi langit itu bagi orang-orang yang memandang(nya).
Kemudian, ayat serupa juga termaktub dalam surah Al-Buruj ayat 1, Allah SWT berfirman,
ΩΩΩ±ΩΨ³ΩΩΩ
ΩΨ§ΩΨ‘Ω Ψ°ΩΨ§ΨͺΩ Ω±ΩΩΨ¨ΩΨ±ΩΩΨ¬Ω
Artinya: Demi langit yang mempunyai gugusan bintang.
Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan tentang surah Al Hijr ayat 16 bahwa Allah SWT menyebutkan tentang penciptaan langit yang ditinggikan dan apa yang digunakan untuk menghiasnya berupa bintang-bintang yang tetap bagi orang yang merenungi dan terus melihatnya sebagai sesuatu yang dilihat sebagai keajaiban dan tanda-tanda kekuasaan yang jelas dan membuat terpesona orang yang memandangnya.
Merangkum Buku Pintar Sains dalam Al-Qur'an karya Nadiah Thayyarah dijelaskan, rasi bintang atau zodiak (burj, buruj) adalah kumpulan bintang yang berjumlah dua belas dan masing-masing mempunyai bentuk tertentu.
Rasi bintang di langit adalah jalan yang bersifat statis dan sudah ditentukan bagi planet-planet. Artinya planet-planet pasti beredar pada jalurnya dan tidak bisa menyimpang dari jalan itu.
Jalan pada rasi bintang ini saling terkait dan teratur. Sama halnya seperti seluruh planet lain, termasuk bulan dan juga matahari. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur'an surah Yasin ayat 40,
ΩΩΨ§ Ω±ΩΨ΄ΩΩΩ ΩΨ³Ω ΩΩΩΫ’Ψ¨ΩΨΊΩΩ ΩΩΩΩΨ§Ω Ψ£ΩΩ ΨͺΩΨ―ΩΨ±ΩΩΩ Ω±ΩΩΩΩΩ ΩΨ±Ω ΩΩΩΩΨ§ Ω±ΩΩΩΩΩΩΩ Ψ³ΩΨ§Ψ¨ΩΩΩ Ω±ΩΩΩΩΩΩΨ§Ψ±Ω Ϋ ΩΩΩΩΩΩΩ ΩΩΩ ΩΩΩΩΩΩ ΩΩΨ³ΩΨ¨ΩΨΩΩΩΩ
Artinya: Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.
Merangkum tafsir ringkas Kementrian Agama RI, surah Yasin ayat 40 ini menjelaskan tentang sunatullah yang telah Dia tetapkan. Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan sehingga keduanya bertabrakan, dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya yang telah digariskan untuknya.
Secara umum, manusia bisa melihat dengan mata telanjang sekitar enam ribu bintang yang tersebar di langit pada saat cuaca cerah.
Allah SWT menciptakan bintang-bintang bukan sekedar hiasan semata, tentu ada hikmahnya. Salah satu manfaat yang bisa dirasakan manusia dengan adanya gugusan rasi bintang ini adalah sebagai penunjuk arah.
Sejak zaman dahulu, manusia telah belajar mengenali bintang dan menggambar peta langit untuk menentukan posisi bintang-bintang. Tujuannya yakni untuk membantu menentukan arah. Misalnya seperti bintang Kutub Utara yang membantu menunjukkan arah Utara.
Hingga saat ini, di zaman serba modern, gugusan rasi bintang masih tetap diandalkan oleh beberapa orang untuk menentukan arah. Contohnya seperti nelayan tradisional yang berlayar malam hari atau musafir yang berada di perjalanan namun jauh dari pemukiman.
MasyaAllah.
(dvs/lus)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza