Rasulullah SAW dikisahkan pernah berjumpa dengan sejumlah nabi terdahulu di setiap lapisan langit. Terakhir, beliau berjumpa dengan seorang nabi yang berada di langit ketujuh.
Kisah perjumpaan Nabi Muhammad SAW dengan para nabi terdahulu ini berlangsung saat Isra Mi'raj, sebuah perjalanan suci dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan berlanjut ke Sidratul Muntaha di atas langit ketujuh.
Menurut sebuah hadits yang termuat dalam kitab al-Isra' wa al-Mi'raj karya Ibnu Hajar al-Asqalani dan Imam as-Suyuthi yang diterjemahkan Arya Noor Amarsyah, Rasulullah SAW melakukan Isra Mi'raj ditemani Malaikat Jibril.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat naik ke langit ketujuh, Malaikat Jibril meminta agar pintu langit dibukakan. Penjaga pintu langit ketujuh kemudian bertanya, "Siapa kamu?"
Jibril menjawab, "Aku Jibril."
Penjaga pintu langit bertanya, "Siapa yang bersamamu?"
Jibril menjawab, "Muhammad."
Penjaga pintu langit itu kembali bertanya, "Apakah dia diutus (untuk naik menghadap Allah)?"
Jibril menjawab, "Dia memang diutus (untuk naik menghadap Allah)."
Maka pintu langit ketujuh pun dibuka dan Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Ibrahim AS yang sedang menyandarkan punggungnya pada Baitul Ma'mur. Baitul Ma'mur dikenal sebagai Ka'bah-nya penduduk langit. Di sanalah para malaikat langit beribadah setiap harinya.
Penggalan kisah Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW tersebut diriwayatkan Imam Muslim dari Syaiban ibn Farukh, dari Hamad ibn Salamah, dari Tsabit al-Banani, dari Anas ibn Malik RA yang menceritakannya dari Rasulullah SAW. Menurut Ibnu Hajar al-Asqalani ini adalah hadits yang paling kuat dan bebas dari perselisihan.
Sosok Nabi Ibrahim AS, Sang Khalilullah yang Berada di Langit Ketujuh
Nabi Ibrahim AS adalah nabi ke-6 dalam urutan 25 nabi dan rasul yang wajib diketahui umat Islam. Disebutkan dalam Qashash al-Anbiyaa karya Imam Ibnu Katsir yang diterjemahkan Umar Mujtahid, nama lengkap Nabi Ibrahim AS adalah Ibrahim bin Tarikh bin Nahur bin Sarugh bin Raghu bin Faligh bin Abir bin Shalih bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh.
Menurut riwayat yang dikatakan Ibnu Asakir, Nabi Ibrahim AS lahir di Ghauthah, Damaskus, di sebuah perkampungan yang bernama Barazah, di pegunungan Qasiun. Tempat tersebut adalah gunung tinggi yang menghadap Kota Damaskus.
Nabi Ibrahim AS mendapat julukan Khalilullah yang artinya Kesayangan Allah atau Kekasih Allah. Allah SWT berfirman dalam surah An Nisa ayat 125,
وَمَنْ اَحْسَنُ دِيْنًا مِّمَّنْ اَسْلَمَ وَجْهَهٗ لِلّٰهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَّاتَّبَعَ مِلَّةَ اِبْرٰهِيْمَ حَنِيْفًا ۗوَاتَّخَذَ اللّٰهُ اِبْرٰهِيْمَ خَلِيْلًا ١٢٥
Artinya: "Siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang memasrahkan dirinya kepada Allah, sedangkan dia muhsin (orang yang berbuat kebaikan) dan mengikuti agama Ibrahim yang hanif? Allah telah menjadikan Ibrahim sebagai kekasih(-Nya)."
Menurut riwayat Ibnu Abi Hatim dari ayahnya, dari Mahmud bin Khalid As-Sulami, dari Walid, dari Ishaq bin Yashar, ketika Allah SWT memilih Nabi Ibrahim AS sebagai kesayangan-Nya, Allah SWT menanamkan rasa takut yang luar biasa pada hati Nabi Ibrahim AS, sampai-sampai degupan jantungnya terdengar dari jauh seperti terdengarnya suara burung yang terbang di langit.
Nabi Ibrahim AS juga termasuk rasul yang mendapat gelar ulul azmi. Gelar ini disematkan kepada para nabi dan rasul yang memiliki ketabahan luar biasa dalam menjalani cobaan hidup.
Kisah cobaan Nabi Ibrahim AS diceritakan langsung dalam Al-Qur'an. Salah satunya ketika ia mendapat perintah dari Allah SWT untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail AS. Kisah ini diceritakan dalam surah Ash-Shaffat ayat 102. Allah SWT berfirman,
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ ١٠٢
Artinya: "Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya, ia (Ibrahim) berkata, "Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?" Dia (Ismail) menjawab, "Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar."
Menurut Tafsir Al-Qur'an Kementerian Agama RI, ayat tersebut menerangkan ujian berat bagi Nabi Ibrahim AS. Allah SWT memerintahkan kepadanya agar menyembelih anak satu-satunya--Ismail AS--sebagai kurban di sisi Allah SWT. Menurut al-Farra' umur Ismail AS saat iu 13 tahun.
Setelah mendapat perintah Allah SWT lewat mimpi itu, Nabi Ibrahim AS dengan hati yang sedih memberitahukannya kepada Ismail AS. Sesudah mendengar perintah Allah SWT yang disampaikan sang ayah, Ismail AS dengan segala kerendahan hati mengatakan pada ayahnya agar melaksanakan apa yang diperintahkan kepadanya.
Wallahu a'lam.
(kri/erd)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
PBNU Kritik PPATK, Anggap Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Serampangan