Pemerintahan Arab pra Islam mempercayakan Ka'bah di bawah penjagaan suatu kaum. Menurut berbagai literatur, kaum yang dipercaya menjaga Ka'bah adalah bani Syaibah.
Dalam ash-Shirah an-Nabawiyah ash Shahihah karya Akram Dhiya' Al-Umuri yang diterjemahkan Farid Qurusy dkk, dikatakan ada beberapa hadits mursal dan munqathi' yang menerangkan bahwa keluarga bani Syaibah adalah penjaga Ka'bah pada zaman jahiliyah dan Rasulullah SAW membiarkan tugas itu tetap berada di tangan mereka setelah datangnya Islam.
Menurut buku Risalah Menjelaskan Nur Muhammad sebagai Makhluk Pertama karya Abdullah ibn Muhammad al-Harari al-Habasyi yang diterjemahkan oleh Kholirurrohman, bani Syaibah adalah keturunan bani Abdid-Dar, dari keturunan Quraisy. Puncak keturunan bani Syaibah adalah nenek moyangnya yang bernama Abdid Dar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abdid Dar adalah keturunan Qushay bin Kilab, kakek Rasulullah SAW generasi keempat. Keturunan Abdid Dar ini menjadi pemegang kunci Ka'bah. Hal ini berawal dari Qushay yang membeli kunci-kunci Ka'bah dari Abu Ghabsyan al-Khuza'i. Setelah datangnya Islam, Rasulullah SAW tetap menjadikan bani Syaibah sebagai pemegang kunci Ka'bah secara turun-temurun.
Disebutkan dalam Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka, bani Syaibah adalah suku yang telah mengikat persahabatan dengan bani Hasyim.
Bani Syaibah Menjadi Nama Gerbang Masjidil Haram
Bani Syaibah menjadi nama gerbang Masjidil Haram. Gerbang ini juga dikenal dengan Bab As-Salam (Pintu Kedamaian).
Diceritakan dalam Al-Mursyid Al-Wajiz Fi At-Tarikh wa Al-Hadharah Al-Islamiyyah karya Salamah Muhammad Al-Harafi Al-Ballawi yang diterjemahkan Masturi Irham dan Malik Supar, penamaan ini dinisbatkan pada lengkungan batu dekat sumur Zamzam di Ka'bah. Menurut sebuah riwayat, tempat tersebut pernah dilewati Rasulullah SAW dalam perjalanannya menuju Ka'bah.
Dikisahkan kala itu kaum Quraisy meminta pendapat terkait siapa orang yang berhak meletakkan Hajar Aswad di Ka'bah. Saat itu, mereka memutuskan bahwa orang yang masuk lewat gerbang Bani Syaibah adalah yang berhak meletakkannya dan orang tersebut adalah Rasulullah SAW. Peristiwa ini terjadi saat renovasi Ka'bah.
Gerbang Bani Syaibah atau Bab As-Salam merupakan pintu gerbang kedua dari beberapa pintu gerbang istana Thub Qabi yang juga disebut Al-Bab Al-Ausath. Terdapat dua menara di kedua sisinya.
(kri/lus)
Komentar Terbanyak
Daftar 50 SMA Terbaik di Indonesia, 9 di Antaranya Madrasah Aliyah Negeri
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026