Apakah Membaca Al-Qur'an Harus Menghadap Kiblat?

Apakah Membaca Al-Qur'an Harus Menghadap Kiblat?

Jihan Najla Qatrunnada - detikHikmah
Selasa, 05 Des 2023 06:30 WIB
Muslim Woman Reading Koran Or Quran Wearing Traditional Dress At The Mosque.
Ilustrasi membaca Al-Qur'an menghadap kiblat. Foto: Getty Images/iStockphoto/FS-Stock
Jakarta -

Umat Islam diperintahkan untuk selalu membaca dan mengamalkan Al-Qur'an dalam hidupnya. Membacanya pun ada aturan dan adabnya. Lalu, apakah membaca Al-Qur'an harus menghadap kiblat?

Dalam membaca Al-Qur'an ada beberapa adab yang sebaiknya dilakukan oleh muslimin. Dikutip dari Buku Pintar 50 Adab Islam karya Afriani, adab membaca Al-Qur'an yang pertama adalah harus disertai dengan niat ikhlas mengharap ridha Allah SWT dan bukan karena pujian dari orang lain.

Sebelum membaca Al-Qur'an seorang muslim juga dituntunkan untuk membacanya dengan mulut yang bersih atau sikat gigi terlebih dahulu. Kemudian, tubuh juga dalam keadaan suci dan berada di tempat yang bersih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, dianjurkan juga untuk membaca Al-Qur'an dengan bacaan yang tenang, tartil, dan diawali dengan basmalah di setiap awal surah kecuali surah Bara'ah. Keadaan sekitar juga harus kondusif dengan tujuan agar bacaan semakin khusyuk.

Seorang muslim juga dianjurkan untuk menyucikan kitabnya sebaik mungkin. Oleh karena itu, ia harus mengkondisikan dirinya dan keadaan sekitar dengan sebaik-baiknya.

ADVERTISEMENT

Lantas, apakah membaca Al-Qur'an harus menghadap kiblat?

Membaca Al-Qur'an Dianjurkan Menghadap Kiblat

Dinukil dari buku Kisah Penghafal Al Qur'an oleh Ammar Machmud, tidak ada dalil, baik dalam teks ayat Al-Quran atau hadits, yang memerintahkan siapa pun yang hendak membaca Al-Qur'an diharuskan menghadap kiblat. Namun, membaca Al-Qur'an dengan menghadap kiblat merupakan sebuah anjuran.

Dalam Al-Muntaqa min Fatawa Fadhilah Syekh Shalih ibn Abdillah Fauzan Jilid 2 dikatakan,

"Jika seseorang mau menghadapkan tubuhnya ke arah kiblat, selama hal itu tidak menyusahkan dirinya, maka hal itu tergolong sebagai ibadah penyempurna dan tentu itu lebih baik. Jika pun ia tidak menghadap kiblat, maka tidak ada dosa baginya."

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, menghadap ke kiblat adalah bentuk penyempurnaan ibadah seseorang, terutama perihal membaca Al-Qur'an. Oleh karena itu, meski tidak ada kewajiban untuk menghadap kiblat, tetapi membaca Al-Qur'an dengan menghadap kiblat itu lebih utama dan lebih baik daripada tidak menghadapnya sama sekali.

Tidak ada salahnya jika seorang muslim ingin berusaha sebaik mungkin untuk memperlakukan kitab sucinya. Maka ini juga merupakan sebuah kebaikan.

Dalam Idzhab Al-Hazan wa Syifa' Ash-Shadr Ash-Saqim fi Ta'lim An-Nabi SAW Ashhabu RA Fadhail wa Aadab wa Ahkam Tilawah wa Tajwid Al-Qur'an Al-Karim karya Abdussalam Muqbil Al-Majidi juga dikatakan, Rasulullah SAW mengajarkan para sahabat agar menghadap kiblat ketika membaca Al-Qur'an sebagai salah satu upaya mengagungkan Al-Qur'an.

Di antara hadits yang menjelaskan hal ini adalah seperti diriwayatkan Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda,

"Sesungguhnya setiap sesuatu itu memiliki tuan. Dan tuannya majelis adalah menghadap kiblat." (HR Ath-Thabrani dalam Al-Awsath. Al-Haitsami dalam Majma' Az Zawa'id mengatakan hadits ini hasan)

Selain lebih baik menghadap ke kiblat, dalam sumber sebelumnya disebutkan seorang muslim juga diperintahkan untuk mentadaburi bacaan Al-Qur'an yang ia baca.

Mentadaburi Al-Qur'an maksudnya adalah memikirkan ayat-ayat yang dibaca, berusaha memahaminya, dan kemudian mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Perintah mentadaburi Al Quran juga sudah difirmankan Allah SWT dalam surah Sad ayat 29 yang berbunyi,

كِΨͺٰبٌ Ψ§ΩŽΩ†Ω’Ψ²ΩŽΩ„Ω’Ω†Ω°Ω‡Ω Ψ§ΩΩ„ΩŽΩŠΩ’ΩƒΩŽ Ω…ΩΨ¨Ω°Ψ±ΩŽΩƒΩŒ Ω„Ω‘ΩΩŠΩŽΨ―Ω‘ΩŽΨ¨Ω‘ΩŽΨ±ΩΩˆΩ’Ω“Ψ§ اٰيٰΨͺِهٖ ΩˆΩŽΩ„ΩΩŠΩŽΨͺΩŽΨ°ΩŽΩƒΩ‘ΩŽΨ±ΩŽ Ψ§ΩΩˆΩ„ΩΩˆΨ§ Ψ§Ω„Ω’Ψ§ΩŽΩ„Ω’Ψ¨ΩŽΨ§Ψ¨Ω Ω’Ω©

Artinya: "(Al-Qur'an ini adalah) kitab yang Kami turunkan kepadamu (Nabi Muhammad) yang penuh berkah supaya mereka menghayati ayat-ayatnya dan orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran."

Mentadaburi Al-Qur'an dilakukan dengan tujuan agar iman yang dimiliki seseorang semakin bertambah. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Anfal ayat 2,

Ψ§ΩΩ†Ω‘ΩŽΩ…ΩŽΨ§ Ψ§Ω„Ω’Ω…ΩΨ€Ω’Ω…ΩΩ†ΩΩˆΩ’Ω†ΩŽ Ψ§Ω„Ω‘ΩŽΨ°ΩΩŠΩ’Ω†ΩŽ اِذَا Ψ°ΩΩƒΩΨ±ΩŽ اللّٰهُ ΩˆΩŽΨ¬ΩΩ„ΩŽΨͺΩ’ Ω‚ΩΩ„ΩΩˆΩ’Ψ¨ΩΩ‡ΩΩ…Ω’ وَاِذَا ΨͺΩΩ„ΩΩŠΩŽΨͺΩ’ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩŠΩ’Ω‡ΩΩ…Ω’ اٰيٰΨͺُهٗ زَادَΨͺْهُمْ Ψ§ΩΩŠΩ’Ω…ΩŽΨ§Ω†Ω‹Ψ§ ΩˆΩ‘ΩŽΨΉΩŽΩ„Ω°Ω‰ Ψ±ΩŽΨ¨Ω‘ΩΩ‡ΩΩ…Ω’ يَΨͺΩŽΩˆΩŽΩƒΩ‘ΩŽΩ„ΩΩˆΩ’Ω†ΩŽΫ™ Ω’

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah mereka yang jika disebut nama Allah) gemetar hatinya dan jika dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhannya mereka bertawakal."




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads