Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mengungkapkan tujuan digelarnya forum antar otoritas agama dunia R20 ISORA. Salah satunya agar agama tidak dijadikan alat untuk menciptakan konflik antarkelompok.
Mulanya, Gus Yahya, begitu ia disapa, menjelaskan bahwa para pemimpin agama di gelaran R20 sebelumnya bertekad untuk membentuk jaringan bersama. Utamanya dalam rangka melakukan tindakan nyata menjadikan agama sebagai solusi permasalahan global.
"Tidak berhenti dengan imbauan, statement (pernyataan), doa. Tapi, sungguh-sungguh mengembangkan strategi bersama agar agama-agama ini mampu hadir sebagai sumber jalan keluar, solusi dari berbagai masalah global," katanya di Hotel Park Hyatt, Jakarta, Senin (27/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gus Yahya menyebut, hal pertama yang perlu dilakukan untuk mencapai hal itu dengan mencegah agama dijadikan landasan untuk menciptakan konflik antarkelompok.
"Supaya agama tidak dijadikan alasan, tidak dijadikan pembenar atau alat untuk mengobarkan konflik antarkelompok bahkan konflik identitas antar kelompok," tutur dia.
"Di tengah-tengah suasana global hari ini yang memang sangat tegang karena konflik Palestina khususnya di Gaza, konflik-konflik yang lain yang masih terjadi di tepian Sahara, Eropa, dan lain sebagainya, para pemimpin agama ini kita ajak untuk berembuk, berdiskusi apa tindakan nyata yang bisa dilakukan bersama-sama," papar Gus Yahya.
Untuk itu, Gus Yahya juga mengatakan nantinya akan ada deklarasi bersama dari hasil forum internasional R20 ISORA tersebut.
"Insyaallah akan ada sekurang-kurangnya pernyataan bersama. Tapi, di balik itu nanti akan ada yang lebih detail berupa kesepakatan-kesepakatan tentang langkah-langkah bersama yang konkret," kata dia.
Pasalnya, kata Gus Yahya, agama tidak hanya memiliki pengaruh pada pemeluknya. Namun, agama juga disebutnya memiliki peran dan pengaruh bagi pemangku kebijakan di berbagai negara.
Gus Yahya juga menambahkan, forum antar otoritas dunia tersebut dihadiri oleh 30 tokoh agama dunia yang berasal dari berbagai agama Katolik, Protestan, Anglikan, Yahudi, Hindu, Buddha, Islam dari negara Timur Tengah, Amerika Serikat, Amerika Latin Eropa, Afrika, dan sebagainya.
"Hari ini hadir 30 orang pemimpin dan pengampu wewenang agama dari berbagai agama dan berbagai negara," ujar Gus Yahya.
"Kita semua memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa mudah-mudahan tekad bersama para pemimpin agama untuk menghadirkan agama secara relevan di tengah-tengah kehidupan umat manusia mendapatkan rida dan mencapai semua maksud-maksud baiknya," pungkasnya.
R20 ISORA adalah platform dan gerakan internasional dari para pemuka dan tokoh agama-agama besar di dunia untuk menyerukan perdamaian dan kehidupan manusia yang lebih harmoni. Forum ini mengambil tema "Peran Agama dalam Mengatasi Kekerasan di Timur Tengah dan Ancaman terhadap Tatanan Internasional Berbasis Aturan."
Didampingi Menag Yaqut Cholil Qoumas dan Menlu Retno Marsudi, forum lanjutan R20 ini dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang di Hotel Park Hyatt, Jakarta pada Senin (27/11/2023). Turut dihadiri oleh 150 otoritas agama-agama yang terdiri dari 30 peserta dari luar negeri dan 40-50 peserta dari dalam negeri.
Gagasan pelaksanaan R20 ISORA dilatarbelakangi dengan peristiwa di Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu. Para pemimpin agama yang tergabung dalam jaringan R20 bersepakat untuk mengadakan sebuah agenda untuk mendorong solusi nyata agar konflik yang terjadi di Gaza dapat diselesaikan dalam waktu sesegera mungkin.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
BPJPH: Ayam Goreng Widuran Terbukti Mengandung Unsur Babi
OKI Gelar Sesi Darurat Permintaan Iran soal Serangan Israel
Iran-Israel Memanas, PBNU Minta Kekuatan Besar Dunia Tak Ikut Campur