Istilah khiyar dikenal dalam hukum transaksi jual beli Islam. Khiyar terbagi menjadi beberapa jenis, dan salah satunya terdapat khiyar majlis.
Khiyar majlis merujuk pada hak pelaku transaksi untuk melanjutkan atau membatalkan aktivitas jual beli yang dilakukan. Tapi, khiyar satu ini berbeda dengan jenis lain. Pasalnya, syariat telah menetapkan aturan tertentu bagi khiyar majlis.
Untuk lebih memahami tentang khiyar majlis, simak penjelasannya pada uraian di bawah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Khiyar Majlis
Dikutip dari buku Metodologi Fiqih Muamalah oleh Tim Laskar Pelangi, khiyar majlis adalah hak pelaku transaksi untuk menentukan pilihan terbaiknya antara meneruskan atau mengurungkan transaksinya setelah melakukan akad (ijab kabul transaksi). Dengan syarat, selama kedua pihak transaksi masih berada di majlis akad (lokasi akad transaksi terjadi).
Khiyar majlis disebutkan berlaku pada transaksi yang sifatnya mengikat kedua belah pihak yang melakukan transaksi pertukaran, seperti transaksi jual beli atau sewa menyewa.
Sayyid Sabiq dalam kitab Fiqih Sunnah 5 mengemukakan, "Apabila ijab kabul telah dilakukan oleh penjual dan pembeli, dan akad telah terlaksana, masing-masing dari keduanya memiliki hak untuk mempertahankan akad atau membatalkannya selama keduanya masih berada di majlis (tempat akad). Asalkan keduanya tidak berjual beli dengan syarat tanpa khiyar."
Dijelaskan bahwa syariat memberlakukan khiyar bagi pelaku transaksi karena terkadang salah satu dari mereka terlalu terburu-buru dalam berakad. Dengan adanya khiyar majlis, orang tersebut dapat memperbaiki kesalahan yang mungkin telah dibuatnya sekaligus bisa lebih mempertimbangkan maslahat terbaik baginya.
Bisa dipahami, khiyar majlis adalah hak opsional bagi pelaku transaksi baik penjual maupun pembeli untuk melanjutkan atau membatalkan jual beli yang dilakukan setelah akad terlaksana. Hak khiyar ini berlaku selama kedua pihak transaksi berada di lokasi akad berlangsung dan belum terpisah secara fisik.
Hukum Khiyar Majlis Menurut Syariat
Khiyar majlis diperbolehkan dalam transaksi jual beli Islam selama memenuhi syarat yang ditetapkan oleh syariat. Terkait berlakunya khiyar majlis dalam transaksi, Nabi SAW bersabda sebagaimana diriwayatkan Hakim bin Hizam:
"Penjual dan pembeli memiliki khiyar selama keduanya belum berpisah. Apabila keduanya jujur dan menjelaskan (barang yang dijual dan penukar), keduanya akan diberkahi dalam jual beli keduanya. Tapi, apabila keduanya berdusta dan menutupi, berkah jual beli keduanya akan dihapuskan." (HR Bukhari dan Muslim)
Sayyid Sabiq menerangkan hadits tersebut. Menurutnya, kalau khiyar majlis diberikan kepada masing-masing penjual dan pembeli dalam transaksi yang jujur. Apabila transaksi tersebut berlandaskan kedustaan maka khiyar ini tidak berlaku.
Selain itu, pelaku transaksi punya hak untuk meneruskan atau membatalkan akad selama keduanya belum berpisah secara fisik. Jika kedua belah pihak sudah terpisah secara fisik dan tidak lagi berada di lokasi akad transaksi, maka khiyar majlis ini tidak diberlakukan.
Ulama berbeda pandangan tentang perpisahan fisik yang membatalkan khiyar majlis. Berdasarkan pendapat yang kuat, perpisahan ini mengacu pada tradisi masyarakat setempat di mana transaksi tersebut berlangsung.
Jika sesuatu menurut tradisi disebut sebagai perpisahan maka itu ditetapkan sebagai berpisah secara fisik, dan khiyar majlis tidak berlaku. Tapi kalau sesuatu tidak dianggap sebagai perpisahan maka bukanlah berpisah secara fisik, dan khiyar majlis diberlakukan bagi kedua pelaku transaksi.
Hal yang Membatalkan Khiyar Majlis
Ada hal yang mampu membuat hak khiyar majlis berakhir atau batal bagi pelaku transaksi, yakni:
1. Takhayur (Saling Memilih)
Di mana pelaku transaksi sudah menentukan salah satu pilihan antara melanjutkan atau mengurungkan transaksi tersebut, maka hak khiyar majlis berakhir meskipun keduanya belum berpisah dari majlis akad.
Jika ada perbedaan pilihan antara kedua pihak, misal satu pihak ingin melanjutkan transaksi dan pihak lain ingin mengurungkannya, maka pihak yang membatalkannya yang menang sehingga transaksi sepenuhnya menjadi batal.
2. Tafarruq (Berpisah)
Tafarruq yakni terjadinya perpisahan antara kedua pihak transaksi dari majlis akad. Batasan berpisah sebagaimana penjelasan sebelumnya mengacu pada tradisi masyarakat di mana transaksi tersebut berlangsung.
Walau salah satu dari kedua pihak transaksi dikatakan keluar dari majlis akad atau berpisah secara fisik menurut tradisi setempat, maka hak khiyar majlis berakhir dalam transaksi tersebut.
Itu dia penjelasan mengenai hak khiyar majlis dalam hukum transaksi Islam. Jadi, detikers sekarang sudah paham tentang hak memilih tersebut, bukan?
(fds/fds)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi