Wahabi adalah gerakan tauhid Islam yang didirikan oleh Muhammad bin Abdul Wahab. Kelompok ini banyak ditolak oleh kelompok ahlussunnah wal jamaah karena pemahaman pemurnian tauhidnya yang keras.
Dalam artikel ini akan kita bahas mengenai wahabi, mulai dari sejarah dan kesamaannya dengan salafi, ciri-ciri ajaran wahabi, dan perbedaan 5 manhaj yang dikenal di dunia.
Sejarah Wahabi
Dalam Jurnal Substantia Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Volume 20 Nomor 1, April 2018, dijelaskan bahwa wahabi adalah salah satu gerakan tauhid Islam yang didirikan oleh Muhammad bin Abdul Wahab pada abad ke-18 Masehi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gerakan ini mengusung pemahaman puritan atau ajaran bahwa Islam harus bersih dari bid'ah, takhayul, dan khurafat. Wahabi juga sering disandingkan dengan salafi karena memiliki agenda sama, yaitu pemurnian tauhid melalui Al-Qur'an dan hadits dengan meninggalkan pendapat ulama.
Berdasarkan Buku Pintar Salafi Wahabi oleh Tim Harakah, salafi-wahabi menggunakan pendekatan tekstual dalam memahami Al-Qur'an dan hadits. Pendekatan tekstual mereka sangat kaku dan terbatas.
Misalnya dalam memahami satu hadits, kelompok salafi-wahabi tidak membandingkan dengan hadits lainnya atau dengan ayat Al-Qur'an, agar mendapatkan pemahaman yang lebih utuh. Akibatnya, kelompok ini sering menuding kelompok lain salah, melakukan bid'ah, dan mengkafirkan orang lain.
Ciri-ciri Ajaran Wahabi
Dalam penelitian di situs UIN Raden Fatah, disebutkan sejumlah ciri-ciri ajaran wahabi. Antara lain sebagai berikut:
- Melarang acara peringatan maulid nabi di bulan Rabi'ul Awal.
- Dilarang melakukan perayaan isra' mi'raj dikarenakan bid'ah.
- Dilarang merokok dengan jenis apapun karena termasuk perbuatan syaitan.
- Dilarang ziarah ke makam nabi.
- Dilarang berdoa menghadap ke makam nabi.
- Membangun kubah di atas makam hukumnya haram.
- Tidak boleh menyalakan radio, tidak boleh menyalakan gramofon (mesin yang memproduksi suara/musik).
- Tidak memperbolehkan qasidah.
- Tidak boleh melagukan bacaan Al-Qur'an.
- Dilarang membaca kitab sholawat dalailul-khairat dan lebih-lebih lagi tidak boleh membaca burdah yaitu qasidah Amin Tadza.
- Tidak boleh mengaji sifat 20 sebagai yang tertulis dalam kitab-kitab kifayatul 'awam.
- Tidak berdoa dengan tawassul karena dianggap syirik.
Perbedaan 5 Manhaj
Abu Zahroh dalam kitab Thoriqul Madzahib yang dikutip KH Wazir Ali dalam NU Online menjelaskan bahwa ada 5 manhaj atau metode dalam Islam.
- Manhaj Falasifah, yaitu menggunakan ayat-ayat teologi dan nalar (rasio) dalam menerangkan tentang ketuhanan.
- Manhaj Mutakallimin (Mu'tazilah), yang menggunakan qodiyah aqliyah (ketetapan nalar) daripada nash Al-Qur'an. Akal digunakan untuk memaknai nash. Ayat-ayat yang berkaitan dengan aqidah harus sejalan dengan dengan rasio, meskipun terkadang keluar dari ketentuan nash Al-Qur'an.
- Manhaj Maturidiyah, yang memahami dengan nash Al-Qur'an dan hadist, tetapi juga didukung dengan rasio.
- Manhaj Asy'ariah yang selalu berpegang kepada Al-Qur'an dan Hadist, tetapi juga tidak mengesampingkan rasio (dalil aqliyah).
- Manhaj Salafi/Wahabi, yang hanya menerima nash Al-Qur'an dan Hadist tanpa melakukan takwil (menggunakan rasio) sama sekali.
Itulah tadi telah kita ketahui bahwa wahabi adalah gerakan tauhid Islam yang didirikan oleh Muhammad bin Abdul Wahab yang banyak ditolak oleh kelompok ahlussunnah wal jamaah.
(bai/inf)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI