Menag Minta Madrasah Gagah Hadapi Perkembangan Zaman

Menag Minta Madrasah Gagah Hadapi Perkembangan Zaman

Hanif Hawari - detikHikmah
Jumat, 27 Okt 2023 10:15 WIB
Menag yaqut Cholil Qoumas di Rembang, Jawa Tengah
Menag Yaqut Cholil Qoumas dalam acara Ngobrol Pendidikan Islam (Ngopi) di Rembang, Jawa Tengah. (Foto: Dok. Kemenag)
Rembang -

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas minta Madrasah mampu mengintegrasikan teknologi digital dalam pembelajaran. Tidak hanya fokus pada keilmuan agama, tetapi juga mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital.

Hal itu disampaikan Menag Yaqut saat menjadi pembicara dalam acara Ngobrol Pendidikan Islam (Ngopi) yang diselenggarakan di Rembang, Jawa Tengah. Hadir dalam kesempatan tersebut Anggota Komisi VIII DPR RI Sri Wulan, praktisi pendidikan Moh. Arifin, dan Kakanwil Kemenag Jawa Tengah Mustain Ahmad.

"Dunia itu terus bergerak. Jadi madrasah tidak boleh hanya terpaku dengan ilmu tafaqquh fiddin untuk menciptakan kader-kader agama. Namun harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital, bisa gagah menghadapi perkembangan zaman," ujar Menag Yaqut dalam keterangannya, Jumat (27/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menag juga mengungkapkan dorongan agar para guru madrasah menjadi lebih progresif dan inovatif. Ngopi ini bisa menjadi wadah bagi para Kepala Madrasah dan guru untuk berkomunikasi secara aktif demi mendorong perkembangan pendidikan.

Dimensi-dimensi Madrasah

Ada empat dimensi yang diperlukan madrasah dalam transformasinya. Keempat dimensi tersebut adalah dimensi kognitif, dimensi spiritual, dimensi estetika, dan dimensi fisik.

ADVERTISEMENT

Yaqut menjelaskan, bahwa dimensi kognitif diperlukan oleh madrasah untuk membangun daya pikir dan meningkatkan pengetahuan siswa madrasah. Sebagai contoh, ada sebuah metodologi belajar Matematika yang disebut 'Gasing,' yang merupakan singkatan dari 'Gak Pusing.'

"Dengan Gasing ini, siswa madrasah tidak lagi dijejali dengan rumus-rumus matematika. Tapi diajari bagaimana melogikakan angka-angka dalam Matematika," ungkap Yaqut di hadapan para kepala madrasah.

Kemudian dimensi spiritual. Dimensi ini harus menjadi bagian integral dari siswa madrasah sebagai lembaga pendidikan berbasis keagamaan.

Selanjutnya dimensi estetika. Dengan memiliki dimensi ini, diharapkan anak-anak dapat mengembangkan apresiasi terhadap nilai-nilai seni.

"Ketika anak-anak sudah memiliki kecerdasan, maka nilai-nilai spiritual dan seni harus dimiliki pula oleh siswa. Supaya menjadi lebih indah," kata pria yang akrab disapa Gus Men.

Terakhir dimensi fisik. Menurut Gus Men, siswa madrasah harus menjaga kesehatan dan tidak boleh lemah. Oleh karena itu, gizi anak-anak di madrasah harus diawasi dengan baik.

Dalam kesempatan tersebut, Gus Men juga mengapresiasi perkembangan madrasah di Indonesia yang memiliki keunggulan dibandingkan dengan sekolah umum. Dulu madrasah dianggap sebelah mata, hanya sebagai pelengkap saja.

"Tapi sekarang madrasah sudah menjadi destinasi pendidikan," tutur Gus Men.

Bahkan beberapa madrasah saat ini masuk dalam lima besar sekolah terbaik di Indonesia. Ini adalah pencapaian yang harus menjadi contoh bagi madrasah-madrasah lain.

"Madrasah-madrasah kita banyak yang unggul. MAN IC Serpong adalah terbaik pertama di Indonesia. Dan MAN IC Pekalongan adalah terbaik ketiga di Indonesia," imbuh Gus Men.

"MAN IC Serpong dan MAN IC Pekalongan adalah madrasah yang mampu bersaing dengan SMA dalam mencetak kader-kader intelektual. Ini harus dipertahankan," tukasnya.




(hnh/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads