4 Keutamaan Sikap Jujur Menurut Hadits, Salah Satu Akhlak Mahmudah

4 Keutamaan Sikap Jujur Menurut Hadits, Salah Satu Akhlak Mahmudah

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Kamis, 19 Okt 2023 09:30 WIB
Ilustrasi berdoa
Ilustrasi sabar (Foto: Getty Images/Gogosvm)
Jakarta -

Jujur termasuk ke dalam akhlak mahmudah atau terpuji. Bahkan, terkait kejujuran ditegaskan dalam sejumlah dalil Al-Qur'an dan Al-Hadits.

Allah SWT berfirman dalam surah At Taubah ayat 119,

ΩŠΩ°Ω“Ψ§ΩŽΩŠΩ‘ΩΩ‡ΩŽΨ§ Ψ§Ω„Ω‘ΩŽΨ°ΩΩŠΩ’Ω†ΩŽ Ψ§Ω°Ω…ΩŽΩ†ΩΩˆΨ§ Ψ§ΨͺΩ‘ΩŽΩ‚ΩΩˆΨ§ Ψ§Ω„Ω„Ω‘Ω°Ω‡ΩŽ ΩˆΩŽΩƒΩΩˆΩ’Ω†ΩΩˆΩ’Ψ§ Ω…ΩŽΨΉΩŽ Ψ§Ω„Ψ΅Ω‘Ω°Ψ―ΩΩ‚ΩΩŠΩ’Ω†ΩŽ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tetaplah bersama orang-orang yang benar!"

Mengutip buku Hijrah dalam Pandangan Al-Qur'an oleh Ahzami Samiun Jazuli, jujur termasuk sifat yang paling penting untuk dimiliki seorang muslim. Secara bahasa, jujur berarti mengakui, berkata, atau memberi suatu informasi yang sesuai dengan apa yang benar-benar terjadi atau kenyataan.

ADVERTISEMENT

Keutamaan akan sikap jujur juga dipaparkan dalam beberapa hadits Rasulullah SAW. Seperti apa? Simak bahasannya yang dinukil dari buku 42 Hadits Metode Dakwah Nabi: Hadits dan Penjelasan susunan Muhammad Nur Faqih.

Keutamaan Memiliki Sikap Jujur Menurut Hadits

1. Membuat Hati Tenang

Kejujuran membawa ketenangan hati. Orang yang jujur selalu mengungkapkan kebenaran dan tidak ada sesuatu yang perlu ia sembunyikan, Rasulullah SAW bersabda:

"Tinggalkanlah olehmu apa saja yang kamu ragukan dan beralihlah kepada yang tidak kamu ragukan. Sesungguhnya kejujuran itu ketenangan dan kedustaan itu kebimbangan." (HR Tirmidzi)

2. Diharamkan dari Neraka

Mereka yang selalu jujur dalam perbuatan dan perkataannya akan diharamkan masuk neraka. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad bersabda:

"Tiada seorang yang menyaksikan bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah saw dengan penuh kejujuran dari hatinya, kecuali diharamkan oleh Allah terhadap neraka." (HR Bukhari)

3. Termasuk Golongan Ash Shiddiq

Orang yang menjunjung tinggi kejujuran termasuk ke dalam golongan Ash Shiddiq atau orang jujur di sisi Allah. Mereka adalah golongan yang beruntung,

"Hendaklah kalian menjamin padaku enam perkara, niscaya aku menjamin surga bagi kalian. Jujurlah apabila kamu berbicara, tunaikan janji apabila kalian berjanji, laksanakan apabila kalian diberi amanah, jagalah kemaluan kalian, tundukkanlah pandangan kalian dan jagalah tangan kalian." (HR Ahmad dan Ibnu Hibban)

4. Membawa Kebaikan

Dari Abdullah bin Mas'ud, Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya kejujuran itu membawa pada kebaikan dan kebaikan itu membawa (pelakunya) ke surga dan orang yang membiasakan dirinya berkata benar(jujur) sehingga ia tercatat di sisi Allah sebagai orang yang benar, sesungguhnya dusta itu membawa pada keburukan (kemaksiatan) dan keburukan itu membawa ke neraka dan orang yang membiasakan dirinya berdusta sehingga ia tercatat di sisi Allah sebagai pendusta." (HR Bukhari dan Muslim)

Macam-macam Jujur

Dalam buku Pemasaran Syariah Era Digital oleh Idris Parakkasi dikatakan bahwa Imam Ghazali membagi sifat jujur menjadi lima, antara lain sebagai berikut:

1. Jujur dalam lisan atau ucapan, menyangkut dalam penyampaian informasi, apakah benar atau hoaks.

2. Jujur dalam niat, mengenai keikhlasan di hati. Misal ketika beribadah, seseorang hendak mengharap ridha Allah SWT atau mengikuti riya karena nafsunya.

3. Jujur dalam tekad. Maksudnya, seberapa kuat keinginan seseorang untuk menggapai apa yang diharapkannya. Apakah ia bisa tergoyahkan atau bersungguh-sungguh.

4. Jujur dalam perbuatan, perihal kesesuaian seseorang dalam menampilkan perilaku yang dilakukannya dengan apa yang di dalam hatinya.

5. Jujur dalam menerapkan maqamat dalam agama, seperti khauf (takut kepada Allah), dan raja' (berharap hanya kepada Allah). Dikatakan bahwa tingkatan jujur inilah yang paling tinggi, dan biasa dilakukan oleh para ahli tasawuf.




(aeb/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads