Abbas, Paman Nabi Muhammad yang Bersikap Baik pada Islam

Abbas, Paman Nabi Muhammad yang Bersikap Baik pada Islam

Jihan Najla Qatrunnada - detikHikmah
Senin, 09 Okt 2023 05:45 WIB
Symbol of the Shia Muslim religion with an Ayatollah who prays and preaches in front of his followers by stretching a finger upwards.
Ilustrasi Abbas, paman Nabi Muhammad SAW yang bersikap baik pada Islam. Foto: Getty Images/iStockphoto/Pict Rider
Jakarta -

Nabi Muhammad SAW memiliki banyak paman. Di antara paman-pamannya itu ada yang bersikap buruk dan selalu menentang ajaran Islam yang dibawa oleh keponakannya dan ada pula yang bersikap baik atas dakwah Rasulullah SAW.

Salah satu paman Rasulullah SAW yang terkenal adalah Abbas bin Abdul Muthalib. Ia merupakan saudara dari ayah beliau, Abdullah bin Abdul Muthalib. Pernyataan ini dituliskan oleh 'Abd al-Rahman 'Umayrah dalam bukunya yang berjudul Tokoh-Tokoh yang Diabadikan Al-Qur'an.

Abbas adalah nama paman Nabi Muhammad SAW yang bersikap sangat baik terhadap Islam sehingga membuatnya menjadi salah seorang yang paling akrab di hati Rasulullah SAW dan sangat dicintai oleh beliau.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karena itu, keponakan Abbas, Nabi Muhammad SAW, senantiasa berkata menegaskan, "Abbas adalah saudara kandung ayahku. Barang siapa yang menyakiti Abbas sama dengan menyakitiku."

Abbas bin Abdul Muthalib memiliki seorang istri yang sering dipanggil dengan Ummul Fadhal, sebab anak sulungnya bernama al-Fadhal. Anaknya itu merupakan pemuda yang tampan. Dirinya duduk di belakang Rasulullah SAW ketika beliau menunaikan haji Wada'.

ADVERTISEMENT

Abbas bin Abdul Muthalib memiliki beberapa keturunan yang lain. Mereka adalah Abdullah, ia seorang ahli agama yang mendapat doa dari Rasulullah SAW. Kemudian, Qutsam yang wajahnya mirip dengan Nabi Muhammad SAW. Selanjutnya adalah Ma'bad, ia wafat sebagai syahid di Afrika. Lalu, Abdullah (bukan Abdullah yang pertama), ia adalah pemuda yang baik, kaya, dan murah hati. Terakhir ada putrinya yang bernama Ummu Habibah.

Kebaikan Abbas bin Abdul Muthalib terhadap Islam atau ajaran tauhid sudah dimulai sejak dirinya masih remaja. Di zaman jahiliyah, ia bertugas untuk memakmurkan Masjidil Haram dan melayani minuman para jemaah haji.

Abbas juga menjadi salah satu orang yang sangat berjasa kepada Islam sebab ia pernah menjadi pembantu dan penasihat utama dalam Baiatul Aqabah menghadapi kaum Anshar dari Madinah. Ia adalah orang pertama yang berpidato dalam majelis kala itu.

Sejarah mengatakan, ia lahir tiga tahun sebelum kedatangan pasukan gajah yang hendak menghancurkan Ka'bah di Makkah. Natilah binti Khabbab bin Kulaib, ibunda Abbas, adalah wanita Arab pertama yang memasangkan penutup sutra pada Ka'bah.

Hal ini berkaitan dengan nazar Natilah ketika anaknya, Abbas, saat menghilang. Ia bernazar ketika anaknya ditemukan kembali, maka ia akan memasangkan penutup sutra pada Ka'bah. Abbas pun ditemukan, dan ia benar menjalankan nazarnya.

Abbas adalah nama paman Nabi Muhammad SAW yang bersikap sangat baik kepada keponakannya dan kepada agamanya dan dari keturunannya akan berdiri sebuah kerajaan bernama Kekhalifahan Bani Abbasiyah.

Oleh karena itu, Abbas bin Abdul Muthalib, nama paman Nabi Muhammad SAW yang bersikap baik kepada Islam dan Rasulullah SAW memiliki julukan "Bapak Para Raja."

Diambil dari buku 1500++ Hadis & Sunah Pilihan karya Syamsul Rizal Hamid, Abu Hurairah RA mengatakan, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda kepada paman beliau sendiri, Abbas bin Abdul Muthalib RA,

"Engkau memiliki nubuwah dan mamlakah (kerajaan)." (HR Abu Nu'aim dan Ibnu Asakir)

Rasulullah SAW juga mengatakan kepada Abbas bin Abdul Muthalib bahwa khilafah akan berakhir pada keturunannya.

Abu Hurairah RA memberitahukan, suatu hari Nabi Muhammad SAW keluar dan bertemu dengan Abbas bin Abdul Muthalib. Lalu beliau bersabda kepadanya, "Wahai Abu Fadhl, maukah engkau ku beri kabar gembira?"

"Tentu, wahai Rasulullah," jawab Abbas RA.

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Allah mengawali perkara khilafah ini dariku dan akan mengakhirinya pada keturunanmu." (HR Abu Nu'aim).

Di lain kesempatan, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Di antara (keluarga) kami ada Al-Qaim, Al-Manshur, As-Saffah, dan Al-Mahdi. Al-Qaim akan menjadi khalifah yang tidak menumpahkan darah. Al-Manshur tidak akan ditolak benderanya. As-Saffah suka mengalirkan harta dan darah. Sementara itu, Al-Mahdi akan memenuhi pemerintahannya dengan keadilan sebagaimana sebelumnya ia dipenuhi dengan kezaliman." (HR Ibnu Asakir)




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads