Sejarah Munculnya Pondok Pesantren Pertama Kali di Indonesia

Sejarah Munculnya Pondok Pesantren Pertama Kali di Indonesia

Jihan Najla Qatrunnada - detikHikmah
Sabtu, 07 Okt 2023 10:03 WIB
Ilustrasi Santri
Ilustrasi sejarah pendirian pondok pesantren di Indonesia. Foto: Getty Images/iStockphoto/wichianduangsri
Jakarta -

Sejarah perkembangan Islam di Indonesia tak lepas dari peran pondok pesantren. Para ulama zaman dulu mengajarkan agama melalui pendidikan di pondok.

Pondok pesantren atau terkadang hanya disebut dengan pesantren, merupakan sebuah model khas pendidikan Islam tertua di Indonesia. Pengertian ini merupakan definisi dari Departemen Agama RI, yang diambil dari buku Doktrin dan Pemahaman Keagamaan di Pesantren oleh Syarif Hidayatullah.

Keberadaan pondok pesantren sudah lama berdiri di Indonesia. Bahkan sebelum Indonesia merdeka, pondok pesantren sudah berdiri terlebih dahulu. Pondok pesantren sudah ada sejak zaman kerajaan Islam di Nusantara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kapan Pondok Pesantren Pertama Muncul di Indonesia?

Literatur mengenai awal mula pendirian pondok pesantren pertama di Indonesia cukup bervariasi. Berbagai sumber menyebutkan waktu yang berbeda-beda mengenai kapan munculnya pondok pesantren pertama di Indonesia.

Masih dari sumber yang sama, pondok pesantren pertama kali muncul di Indonesia pada abad ke-14. Hal ini didasarkan pada Babad Demak, sebuah karya tulis literatur klasik Jawa, yang menyebutkan bahwa pondok pesantren pertama kali tumbuh pada masa Raden Rahmat atau Sunan Ampel. Masa ini berbarengan dengan periode kekuasaan Prabu Kertawijaya Majapahit.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Edy Sutrisno menyebutkan dalam bukunya yang berjudul Model Pengembangan Kurikulum Pesantren di Era Digital, waktu munculnya pondok pesantren pertama di Indonesia adalah sekitar tahun 1062 Masehi di Pamekasan Madura.

Pondok pesantren di Pamekasan Madura itu bernama pesantren Jan Tampes II. Namun hal ini diragukan karena tentunya pondok pesantren Jan Tampes I lah yang lebih tua.

Berbeda dari dua sumber sebelumnya, buku Studi Kritik Pendidikan Kontemporer: Analisis Merdeka Belajar karya Herman menyebutkan bahwa munculnya pondok pesantren pertama di Indonesia adalah sekitar tahun 1359.

Pondok pesantren ini didirikan oleh Syekh Maulana Malik Ibrahim atau biasa dikenal dengan sebutan Syekh Maghribi yang berasal dari Gujarat India. Ia dipercaya sebagai orang yang mendirikan pondok pesantren pertama di pulau Jawa.

Kehidupan di Pondok Pesantren

Sumber pertama menyebutkan pondok pesantren saat itu didirikan untuk tujuan utama mencetak calon kiai atau ulama. Kiai-kiai ini diharapkan suatu saat akan membangun pondok pesantrennya masing-masing di daerah lain atau sekedar mencetak pendakwah yang mengajarkan ajaran keagamaan kepada umat Islam.

Dalam sebuah pondok pesantren, terdapat seorang pemimpin yang disebut sebagai kiai. Di Sumatra Barat, kiai disebut dengan panggilan "buya", sedangkan di Lombok mereka dipanggil dengan "tuan guru."

Kegiatan pembelajaran dan kajian ditangani oleh kiai langsung dengan dibantu oleh asisten kiai yang disebut sebagai "badal kiai." Selain itu, juga ada ustadz atau ustadzah yang membantu menanamkan disiplin, ketekunan, dan memupuk kapasitas intelektual para santri sesuai dengan bidang keahlian masing-masing.

Ilmu-ilmu khusus yang biasanya diajarkan dalam pondok pesantren antara lain:

1. Tauhid: teologi Islam

2. Fiqh: yurisprudensi Islam

3. Akhlaq: etika Islam

4. Nahw atau sharf: tata bahasa Arab

5. Tafsir: penjelasan Al-Qur'an

6. Hadits: tradisi kenabian

7. Ushul fiqh: system yurisprudensi Islam

8. Tilawah: seni baca Al-Qur'an

9. Tahfidz: menghafal Al-Qur'an

10. Hisab: astronomi

11. 'Arudl: bagian dari sistem pengetahuan sastra Arab

12. Filsafat Islam

Sementara itu, murid yang belajar di sebuah pondok pesantren disebut dengan santri. Santri dibagi menjadi tiga macam, yang pertama adalah santri muqim atau santri yang belajar dan tinggal di dalam pondok pesantren.

Santri yang kedua adalah santri bukan muqim. Mereka adalah santri yang tinggal di luar pondok pesantren namun tetap mengikuti kegiatan belajar di dalam pondok secara intensif.

Santri yang ketiga adalah santri musiman. Mereka adalah santri yang datang ke pondok pesantren di saat-saat tertentu. Contohnya selama bulan puasa.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads