Kesan Pertama Muslim Australia pada Muslim Indonesia dan Praktik Baiknya

Kesan Pertama Muslim Australia pada Muslim Indonesia dan Praktik Baiknya

Nograhany Widhi Koesmawardhani - detikHikmah
Kamis, 21 Sep 2023 18:30 WIB
14 Muslim Australia peserta AIMEP berkunjung ke UIII
Foto: (Nograhany WK/detikcom)
Depok -

14 Muslim Australia peserta Program Pertukaran Muslim Australia-Indonesia (Australia-Indonesia Muslim Exchange Program/AIMEP) tahun 2023 berkunjung ke Indonesia selama 2 pekan. Apa kesan pertama muslim Australia pada muslim di Indonesia, dan praktik baik apa saja yang bisa dicontoh?

Hal ini ditanyakan pada 2 muslim Australia peserta AIMEP Soumaya Najjarin dan Abrar Ahmad di sela-sela kunjungan ke Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Depok, Jawa Barat, Kamis (21/9/2023).

"Saya peserta AIMEP online tahun 2021, waktu bertemu secara online, kesan pertama saya muslim Indonesia itu baik, ramah, sangat fokus ke keluarga dan komunitasnya," jelas Najjarin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat mendarat di Indonesia, 2 hari lalu pada 19 September 2023, Najjarin merasakan sambutan selamat datang yang hangat dan autentik.

"Pikiran, jiwa dan hatinya itu selaras," kesan Najjarin yang seorang pegawai negeri sipil di Dinas Pendidikan New South Wales (NSW) Australia ini.

ADVERTISEMENT

Ditambahkan Ahmad, yang merupakan peserta AIMEP online tahun 2022 lalu, muslim Indonesia dan orang Indonesia pada umumnya itu menyenangkan. Dari AIMEP 2022 lalu, Ahmad mengaku menjalin persahabatan dengan muslim Indonesia peserta AIMEP.

"Kami sampai 2 hari lalu, orangnya sopan-sopan dan menyenangkan. Mereka menyambut kami bak selebriti," ujar Ahmad sembari tertawa ramah.

Tak cuma itu, Ahmad mengatakan muslim Indonesia suka memberi hadiah dan bersikap baik.

"Saat berkeliling, semua orang menyapa hai, ramah dan begini seharusnya Islam itu dipraktikkan," ujar Ahmad yang seorang relawan, pekerja sosial dan pengurus Sydney Bangladeshi Community ini.

Praktik Baik yang Bisa Dicontoh di Australia

Najjarin mengatakan beberapa poin praktik baik muslim Indonesia yang bisa dibawa ke Australia. Dalam skala komunitas muslim di Indonesia, selalu ada praktik elemen spiritualnya. Semua orang seperti bekerja sama untuk komunitas itu, dalam skala paling kecil sekalipun.

"Di Australia ada konsep komunitas itu, tapi kami harus bekerja sangat keras untuk mewujudkannya. Contoh konkret saja, waktu kami datang ke hotel di Indonesia, di situ ada satu keranjang oleh-oleh di mana semua komunitas di Indonesia berkontribusi. Ada oleh-oleh dari berbagai provinsi di Indonesia, ada dari Bali, Sumatera. Bagi saya itu menyimbolkan kebersamaan. Nah konsep kebersamaan ini yang bisa kami bawa dan lakukan saat kembali ke Australia, melibatkan empati, kasih sayang," urai Najjarin.

Najjarin juga mengungkapkan kesannya setelah mengunjungi kantor 2 organisasi muslim besar di Indonesia PB Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. "Saya menangkap semangat yang luar biasa. Di Australia, kami ini kan minoritas, bagian 3 persen populasi muslim Australia," imbuhnya.

Najjarin juga kagum saat mengetahui kiprah muslimah di Indonesia. Perempuan muslim di Indonesia, menurutnya, sangat berdaya dan banyak yang sukses di segala bidang baik di bidang politik hingga ekonomi.

Sementara Ahmad menambahkan di Indonesia, setiap dia mengunjungi masjid, selalu ada bagian ruang salat perempuan. Ruang salat perempuan itu tak sekedar ada, menurutnya, namun juga memberikan proporsi yang seimbang.

"Saya kan muslim dari Bangladesh, di Bangladesh, kebanyakan tempat salat itu untuk pria. Tempat salat buat perempuan sedikit sekali. Di Indonesia, Masyaallah, di masjid manapun, ada ruang salat buat perempuan, sama lagi (dengan ukuran tempat salat buat pria), bukan tersembunyi di pojokan, dan itu indah. Di Australia, ibu saya misalnya, ingin lebih terlibat dalam kegiatan di komunitas, tapi suka bingung karena tak ada ruang salat buat perempuan," jelasnya.

Tahun ini, AIMEP kembali berkunjung secara langsung setelah sebelumnya diselenggarakan secara daring pada tahun 2021-22. Delegasi Australia yang berkunjung ke Indonesia bulan ini adalah bagian dari 58 delegasi dari Indonesia dan Australia yang ikut dalam pertukaran virtual tahun 2021-22. Para peserta AIMEP dari Australia ini akan berada di Indonesia selama sekitar 2 pekan sejak 19 September 2023 lalu dengan kunjungan ke kantor PBNU, Muhammadiyah, Masjid Istiqlal hingga ke Yogyakarta.

Para peserta AIMEP Australia yang berpartisipasi dalam kunjungan ini termasuk para pemimpin komunitas dari Melbourne, Sydney, Perth, dan Gold Coast. Mereka merupakan para pemimpin pemuda, pengusaha, praktisi kesehatan mental, guru, pengacara, dan orang-orang yang bekerja di bidang pemberdayaan perempuan.




(nwk/dvs)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads