14 Muslim Australia peserta Program Pertukaran Muslim Australia-Indonesia (Australia-Indonesia Muslim Exchange Program/AIMEP) tahun 2023 mengunjungi Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) di Depok, Jawa Barat. Mereka pun tertarik tentang Islam Wasathiyah.
Mereka diterima oleh Wakil Rektor UIII Prof Jamhari Makruf dan Kepala Senat Akademik UIII M Rifqi Muna. Selama audiensi, Prof Jamhari menjelaskan tentang konsep Islam Wasathiyah di Indonesia. Beberapa peserta pun langsung bertanya dan berdiskusi tentang Islam Wasathiyah ini, termasuk juga seputar UIII dan jurusan yang dimiliki.
"Jadi Islam wasathiyah itu adalah cara pandang Islam yang menengah, yang tidak ekstrim dan tidak liberal. Jadi ini adalah cara sesungguhnya, bukan definisi ya. Tapi ini adalah metode bagaimana kita bisa berdiskusi dengan berbagai macam perbedaan gitu ya dengan mereka yang punya pandangan yang berbeda untuk bisa saling menghargai," demikian tutur Prof Jamhari di sela-sela kunjungan peserta AIMEP di kampus UIII, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Kamis (21/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut Jamhari mengatakan para peserta AIMEP ada yang lahir hingga bertumbuh dari negara muslim seperti Pakistan atau Timur Tengah yang memahami Islam dari aspek dan sudut pandang negara itu.
"Dan dari sekolah mereka itu biasanya mereka sudah diajari mazhab tertentu atau pikiran agama tertentu. Sementara kalau Islam wasathiyah yang kita ajarkan itu adalah mencoba untuk mengajarkan Islam dari berbagai pandangan. Jadi semua mazhab kita ajarkan. Kemudian dari Syiah juga kita kasih perspektifnya sehingga mahasiswa itu mempunyai gambar yang luas tentang tentang perbedaan, tentang apa yang membuat perbedaan dan seterusnya. Nah, karena kita memahami apa perbedaan itu dengan baik, argumentasinya dengan baik, maka sikap respek dan sikap toleran tumbuh," jelas Jamhari.
Jamhari menambahkan kehidupan di Australia seperti halnya di Barat mengajarkan pendekatan ilmiah sehingga pelajaran agama Islam hanya jadi kajian akademik namun nol secara kejiwaan. Sedangkan Islam di Timur Tengah, kajian Islam yang ada normatif dan tekstual karena tujuannya untuk memperkuat iman.
"Ini kan kawan kawan muslim di Australia ini kebanyakan kan datang dari wilayah Asia Selatan kayak Pakistan, Bangladesh, Afghanistan atau Iran gitu ya atau kemudian bahkan dari Timur Tengah dan seterusnya. Mereka ini apa mempelajari islam turun temurun dari warisan orangtuanya dari warisan komunitasnya. Kalaupun ada asosiasi muslim, biasanya juga asosiasi yang lebih terikat kepada kedaerahan. Nah mereka diajak ke Indonesia untuk melihat bahwa ada sisi-sisi Islam yang dikembangkan di Indonesia yang sudah lama hidup berinteraksi dengan dengan agama yang berbeda dengan multikulturalisme dan seterusnya. Sehingga orang Islam Indonesia lebih moderat, lebih toleran terhadap perbedaan. Dengan diharapkan ada interaksi kayak begini, kawan-kawan muslim di Australia juga bisa mengadopsi sikap moderat dan sikap toleran yang ada di Indonesia tanpa menghilangkan identitas diri mereka," paparnya.
Pantauan detikHikmah, para peserta AIMEP berkeliling kampus UIII yang memiliki luas 142 hektare yang dibangun sejak tahun 2018 ini. Dipandu Prof Jamhari mereka berkeliling beberapa bangunan yang sudah berdiri di antaranya Library atau Perpustakaan, gedung rektorat hingga masjid dengan arsitektur yang modern. Setelah berkeliling, para peserta dijamu makan siang di UIII.
![]() |
AIMEP berfokus pada pertukaran dan dialog antarwarga, yang bertujuan untuk menghapus stereotipe, membangun pemahaman yang lebih dalam tentang komunitas dan masyarakat masing-masing, serta mendorong kolaborasi dan hubungan yang langgeng. Delegasi Australia akan mengunjungi organisasi dan lembaga-lembaga penting termasuk Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan Masjid Istiqlal. Para peserta AIMEP dari Australia akan berkunjung selama sekitar 2 pekan di Indonesia sejak 19 September 2023 lalu. Mereka juga akan berkunjung ke Yogyakarta.
Delegasi AIMEP Australia yang berpartisipasi dalam kunjungan ini termasuk para pemimpin komunitas dari Melbourne, Sydney, Perth, dan Gold Coast. Mereka merupakan para pemimpin pemuda, pengusaha, praktisi kesehatan mental, guru, pengacara, dan orang-orang yang bekerja di bidang pemberdayaan perempuan.
Tahun ini, AIMEP kembali berkunjung secara langsung setelah sebelumnya diselenggarakan secara daring pada tahun 2021-22. Delegasi Australia yang berkunjung ke Indonesia bulan ini adalah bagian dari 58 delegasi dari Indonesia dan Australia yang ikut dalam pertukaran virtual tahun 2021-22.
(nwk/dvs)
Komentar Terbanyak
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI