Indonesia memiliki sejarah panjang yang berkaitan dengan penyebaran agama Islam. Salah satu aspek yang dapat dipelajari yaitu mengenal ciri kota-kota Islam tahap awal di Indonesia.
Kota-kota tersebut memiliki peran penting dalam proses penyebaran Islam dan perkembangan awal masyarakat Muslim di kepulauan lain.
Sejarah Masuknya Islam di Indonesia
Sebelum memahami ciri kota-kota Islam tahap awal di Indonesia, penting untuk meninjau sejarah awal penyebaran Islam di wilayah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari buku Sejarah Masyarakat Islam Indonesia karya Sarkawi B.Husain, terdapat beberapa teori yang menjelaskan tentang proses masuknya Islam di Indonesia. Salah satu teori menyebut, agama Islam pertama kali masuk ke Indonesia--yang saat itu masih Nusantara--mulai abad ke-7 Masehi.
Penyebaran Islam di Indonesia masuk melalui perdagangan dan hubungan diplomatik dengan bangsa-bangsa Islam di Timur Tengah dan Asia Selatan seperti Arab, Persia, dan India. Terdapat beberapa pelabuhan-pelabuhan penting yang menjadi pusat penyebaran Islam di Indonesia pada abad ke-13 hingga ke-16.
Kota-kota pelabuhan seperti Aceh, Demak, Banten, dan Gresik menjadi pusat penyebaran agama Islam pada masa itu. Kota-kota ini menjadi pusat perdagangan dan kebudayaan Islam di Indonesia.
Ciri-ciri Kota Islam Tahap Awal di Indonesia
1. Pelabuhan dan Perdagangan yang Sibuk
Dikutip dari buku Penyebaran Islam Nusantara terbitan NUSWANTARA, karena Islam pertama kali masuk melalui jalur perdagangan yang dibawa oleh negara-negara Islam Timur Tengah dan Asia Selatan, maka perdagangan merupakan kegiatan ekonomi utama pada masa itu.
Kota-kota seperti Aceh, Demak, Maluku adalah contoh kota pelabuhan penting yang digunakan oleh pedagang muslim untuk berdagang, seperti dijelaskan dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam karya Fida' Abdilah dan Yusak Burhanudin.
Aktivitas perdagangan itulah yang membantu penyebaran agama Islam, karena pedagang membawa agama mereka bersamaan dengan barang-barang dagangan.
2. Masjid sebagai Pusat Kegiatan Keagamaan
Masjid adalah salah satu simbol utama Islam dan menjadi pusat kegiatan keagamaan di kota-kota Islam tahap awal di Indonesia. Masjid-masjid ini menjadi tempat ibadah, tempat pengajaran agama, dan pusat komunitas Muslim.
Dikutip dari buku Perubahan Eksistensi Sungai dan Pengaruhnya bagi Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Kota Cirebon pada Masa Hindia Belanda Tahun 1900-1942 karya Anwar Sanusi dkk, salah satu masjid yang digunakan untuk penyiaran dakwah agama Islam adalah masjid kecil (tajug) dengan nama Jalagrahan di Kota Cirebon.
3. Tata Kota yang Unik
Dikutip dari buku Ragam Pusaka Budaya Banten karya Tri Hatmaji, kota-kota pada masa awal perkembangan Islam di Jawa yaitu terdapatnya keraton yang umumnya mengarah ke utara dan bangunan masjid berada di sisi alun-alun atau di tengah kota.
Kompleks bangunan seperti keraton dipisahkan dari bangunan-bangunan lainnya oleh tembok keliling, parit, atau kanal.
4. Keberadaan Pasar sebagai Pusat Ekonomi Kerajaan
Masih mengutip dari sumber buku yang sama, bahwa pasar menjadi tempat berkumpulnya masyarakat dari berbagai tempat untuk bertransaksi. Pasar juga menjadi elemen penting dalam sebuah kerajaan guna keperluan perdagangan.
5. Keanekaragaman Budaya
Kota-kota Islam di Indonesia juga mencerminkan keanekaragaman budaya. Masih mengutip dari sumber yang sama, hadirnya kebudayaan yang beragam ini dipengaruhi oleh kebudayaan-kebudayaan yang dibawa oleh para pedagang Timur Tengah seperti India.
Ciri utamanya adalah masyarakat menyatakan pikiran-pikirannya dengan tulisan, baik pada prasasti dari batu atau logam maupun pada naskah cerita yang ditulis pada daun lontar.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Merapat! Lowongan di BP Haji Bisa untuk Nonmuslim