Berbagai kota di dunia yang berkaitan dengan sejarah Islam menarik untuk diketahui, termasuk Al Ula yang menyimpan berbagai peninggalan sejarah. Namun, mungkin tidak sedikit orang yang baru pertama kali mendengar tentang Kota Al Ula. Sebagai referensi bacaan, berikut akan diuraikan informasi menarik seputar Al Ula sebagai kota yang bersejarah dalam Islam.
AlUla atau Al Ula merupakan sebuah kota yang berada di Arab Saudi. Tepatnya di sebelah utara Kota Madinah. Sebagai salah satu kota yang erat kaitannya dengan sejarah Islam, Al Ula ternyata juga dikenal sebagai salah satu lokasi bersejarah yang diakui di mata dunia.
Mengutip dari laman resmi Visit Saudi, dijelaskan bahwa AlUla atau Al Ula merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO pertama di Arab Saudi. Lokasi ini terletak di gurun barat laut yang menjadi tempat bagi peradaban berusia sekitar 7.000 tahun. Tidak hanya itu saja, Al Ula juga dikenal memiliki makam kuno dan juga formasi bebatuan yang siap memanjakan mata siapa saja yang melihatnya.
Di balik kemegahan Al Ula, tersimpan berbagai fakta menarik yang sayang untuk dilewatkan. Lantas, sebenarnya apa itu Al Ula yang disebut-sebut sebagai lokasi yang menyimpan sejarah penting dalam peradaban Islam? Simak ulasannya berikut ini, ya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Al Ula?
Sebelumnya, mari mengenal terlebih dahulu tentang Al Ula. Mengutip dari buku 'Memoar of Jeddah' karya Jihan Davincha, dijelaskan bahwa Al Ula merupakan sebuah kota yang terletak sejauh 400 km dari Kota Madinah. Kota ini juga berada di sebelah utara dari Al Hijr. Biasanya perlu menghabiskan waktu sekitar 4 jam untuk bisa singgah ke Al Ula apabila perjalanan dimulai dari Madinah.
Salah satu ciri khas dari Al Ula adalah keberadaan pegunungannya yang begitu memanjakan mata. Al Ula menawarkan pemandangan yang dilengkapi dengan barisan bukit bebatuan alami warna cokelat. Sementara itu, dijelaskan dalam laman resmi Royal Commission For Alula (RCFA), bahwa Al Ula merupakan warisan kuno yang berisikan keajaiban alam. Luas Al Ula sendiri terbentang sepanjang 22.561 km2.
Pada Al Ula terdapat Hegra yang merupakan peninggalan sejarah yang masuk dalam Warisan Dunia UNESCO. Ini dikarenakan wilayah tersebut menyimpan sekitar 100 makam yang menampilkan ukiran dan arsitektur khas Kerajaan Nabatea.
Kemudian Syahruddin El-Fikri dalam bukunya 'Situs-situs dalam Al-Qur'an: Dari Banjir Nabi Nuh hingga Bukit Thursina' memaparkan Kota Al Ula menyimpan situs arkeologi penting. Adapun peninggalan sejarah yang ditemukan pada wilayah tersebut diketahui menunjukkan Al Ula merupakan percontohan kota Islam yang telah dikenal kembali di abad ke-11 Masehi. Inilah yang membuat Kota Al Ula memiliki makna tersendiri di dalam sejarah Islam.
Mengenal Sejarah Al Ula
Terkait dengan sejarah Al Ula dapat dirunut dari peninggalan sejarah atau situs-situs arkeologi yang ditemukan di sana. Masih merujuk dari laman resmi RCFA, bahwa ada begitu banyak situs seni cadas yang bisa ditemukan di sekitar Al Ula. Melalui situs tersebut dapat tergambar peradaban manusia yang pernah mendiami atau berinteraksi di dalamnya.
Kemudian sekitar milenium pertama SM, Al Ula menjadi saksi bisu bagi peradaban kuno di Jazirah Arab yaitu Kerajaan Dadan dan Lihyan. Dikatakan bahwa pada saat itu, perkembangan kota mengalami kemajuan yang berkaitan dengan pusat peradaban manusia. Sebagai pusat kerajaan, Al Ula sebelumnya juga dijadikan sebagai 'jantung' bagi perekonomian, politik, hingga keagamaan.
![]() |
Berjalan ke abad pertama Masehi, muncul sebuah kota bernama Hegra yang turut mendukung perkembangan Al Ula. Kota tersebut mendorong kemajuan di bidang pertanian, arsitektur, hingga teknik hidrolik. Salah satu situs sejarah yang menonjol di wilayah tersebut adalah ukiran batu yang dihiasi dengan fasad-fasad bersimbol kemakmuran para kaum Nabatea. Bahkan pada Kekaisaran Romawi, Al Ula juga menjadi tempat pertukaran budaya maupun perdagangan secara lebih maju.
Jantung perdagangan yang ada di Al Ula juga berlangsung pada abad ke-7 dan juga 12 Masehi. Pada saat itu, Al Ula dikenal sebagai rute perdagangan yang turut mampu memfasilitasi adanya pertukaran ide dan juga budaya.
Al Ula Dalam Sejarah Islam
Lantas, apa kaitan Al Ula dalam sejarah peradaban Islam? Menurut buku 'Sejarah Arab Sebelum Islam Buku 1: Geografi, Iklim, Karakteristik, dan Silsilah' oleh Dr Jawwad Ali, bahwa Kota Al Ula merupakan wilayah terpenting yang ada di Lembah al-Qura.
Kota tersebut merupakan sebuah lokasi yang pernah dilalui oleh Rasulullah SAW dalam perjalanan beliau menuju Tabuk. Pada saat itu, Al Ula terletak di kawasan Daidan, Dadan, atau Dadan kuno yang digambarkan memiliki oase sekaligus anak sungai.
Sementara itu, Kota Al Ula sempat disebut juga sebagai Kota Dedan. Ini seperti diungkap dalam buku 'Muhammad: Business Strategi dan Ethics' karya M Suyanto, bahwa Al Ula atau dulunya disebut juga sebagai Kota Dedan adalah sebuah wilayah yang dikuasai oleh kaum Nabatea di sekitar tahun 200 SM. Saat itu, kaum tersebut menggantikan kependudukan dari kaum Tsamud.
Padahal kala itu kaum Tsamud tengah mengalami kejayaan. Hal ini dikarenakan kaum Tsamud memiliki kemampuan yang sangat baik dalam melakukan perdagangan. Mereka sebagian besar mampu menjual rempah-rempah, kemenyan, hingga myrrh atau resin aromatik yang dibawa dari Arab Selatan.
Kejayaan kaum Tsamud dapat memungkinkan bagi mereka dalam membangun rumah, istana, hingga makam-makam yang dipahat pada batu karang. Masih merujuk dari buku sebelumnya, dapat diketahui juga bahwa kaum Tsamud juga dianggap mampu menghasilkan sebuah karya bernilai seni tinggi.
Mereka memiliki kemampuan dalam membuat tembikar atau barang pecah belah lainnya. Inilah yang membuat situs-situs arkeologi yang ditemukan di Al Ula sedikit-banyak berkaitan dengan seni pahatan.
Sementara itu, dilansir detikHikmah, Kota Al Ula juga disebut-sebut sebagai sebuah lokasi yang mendapatkan laknat dari Allah SWT. Hal ini berkaitan dengan kisah kaum Tsamud. Dikatakan bahwa kaum Tsamud diperintahkan untuk menyembah Allah SWT dan mengikuti ajaran Nabi Saleh AS.
Namun demikian, mereka menolak dan menganggap perintah tersebut sebagai hinaan bagi mereka. Meskipun Nabi Saleh AS telah berusaha memperingatkan, tapi kaum Tsamud tetap menolak dan cenderung angkuh. Inilah yang membuat mereka mendapatkan laknat dari Allah SWT.
Laknat dari Allah SWT kepada kaum Tsamud ini telah disampaikan dalam firman-Nya melalui Al-Quran. Tepatnya di dalam Surat Hud ayat 67-68 yang berbunyi:
وَاَخَذَ الَّذِيْنَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ فَاَصْبَحُوْا فِيْ دِيَارِهِمْ جٰثِمِيْنَۙ ٦٧ كَاَنْ لَّمْ يَغْنَوْا فِيْهَاۗ اَلَآ اِنَّ ثَمُوْدَا۠ كَفَرُوْا رَبَّهُمْۗ اَلَا بُعْدًا لِّثَمُوْدَࣖ ٦٨
Wa akhadzalladzîna dhalamush-shaiḫatu fa ashbaḫû fî diyârihim jâtsimîn. Ka'al lam yaghnau fîhâ, alâ inna tsamûda kafarû rabbahum, alâ bu'dal litsamûd.
Artinya: "Suara yang menggelegar juga menimpa orang-orang zalim itu, sehingga mereka mati bergelimpangan di rumah-rumah mereka. (Negeri itu tampak tanpa bekas sama sekali) seakan-akan mereka belum pernah tinggal di sana. Ingatlah sesungguhnya (kaum) Samud telah mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, bahwa (kaum) Samud telah binasa."
Tidak hanya itu saja, Kota Al Ula juga merupakan sebuah lokasi yang disebut-sebut mendapatkan larangan dari Rasulullah SAW untuk dikunjungi oleh kaumnya. Masih merujuk dari detikHikmah, dikisahkan bahwa Rasulullah SAW pernah dilalui oleh Rasulullah SAW semasa dalam perjalanan menuju Perang Tabuk.
Saat melewati wilayah tersebut, Rasulullah SAW bersama rombongannya mendapati adanya sebuah sumur yang sebelumnya pernah digunakan oleh Nabi Saleh AS. Alih-alih menggunakan air yang ada di dalam sumur tersebut, Rasulullah SAW justru melarangnya. Ini dikarenakan lokasi tersebut merupakan tempat yang pernah ditinggali oleh kaum Tsamud yang sebelumnya mendapatkan laknat dari Allah SWT.
Larangan Rasulullah SAW untuk singgah di wilayah tersebut telah tertuang di dalam sebuah riwayat hadits. Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya, aku takut kalian akan ditimpa musibah (azab) seperti musibah yang menimpa mereka (kaum Tsamud). Oleh sebab itu, janganlah kalian memasuki (wilayah mereka)," (HR Ahmad).
Demikian tadi sekilas mengenai Al Ula sebagai kota bersejarah yang menyimpan situs kuno berharga dan juga kisah panjang. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan baru bagi detikers, ya.
(sto/ams)