Berbagai peristiwa di muka bumi telah disebutkan dalam Al-Qur'an. Salah satunya dalam surah Ar Rum ayat 41.
Surah Ar Rum adalah surah ke-30 dalam Al-Qur'an yang diturunkan setelah surah Al-Insyiqaq. Surah yang terdiri dari 60 ayat ini diturunkan di Makkah, sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, sebagaimana dikatakan M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al Lubab.
M. Quraish Shihab menjelaskan, nama surah Ar Rum telah dikenal sejak masa Rasulullah SAW. Dinamakan demikian karena kata Ar Rum terdapat pada awal surah ini. Di samping itu, ayat-ayat surah ini menguraikan tentang Bizantium (Romawi).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Surah ini turut menceritakan tentang kerusakan di muka bumi. Hal ini tertuang dalam ayat 41. Berikut bacaan dan penjelasan selengkapnya.
Surah Ar Rum Ayat 41 Arab, Latin, dan Artinya
ΨΈΩΩΩΨ±Ω Ψ§ΩΩΩΩΨ³ΩΨ§Ψ―Ω ΩΩΩ Ψ§ΩΩΨ¨ΩΨ±ΩΩ ΩΩΨ§ΩΩΨ¨ΩΨΩΨ±Ω Ψ¨ΩΩ ΩΨ§ ΩΩΨ³ΩΨ¨ΩΨͺΩ Ψ§ΩΩΩΨ―ΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΨ§Ψ³Ω ΩΩΩΩΨ°ΩΩΩΩΩΩΩΩ Ω Ψ¨ΩΨΉΩΨΆΩ Ψ§ΩΩΩΨ°ΩΩΩ ΨΉΩΩ ΩΩΩΩΩΨ§ ΩΩΨΉΩΩΩΩΩΩΩ Ω ΩΩΨ±ΩΨ¬ΩΨΉΩΩΩΩΩ - Ω€Ω‘
Arab-Latin: Ε»aharal-fasΔdu fil-barri wal-baαΈ₯ri bimΔ kasabat aidin-nΔsi liyuΕΌΔ«qahum ba'αΈal-laΕΌΔ« 'amilΕ« la'allahum yarji'Ε«n(a).
Artinya: "Telah tampak kesusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."
Tafsir Surah Ar Rum Ayat 41
Menurut Tafsir Ibnu Katsir, kerusakan di darat dan laut sebagaimana dimaksud dalam surah Ar Rum ayat 41 adalah berkurangnya hasil tanam-tanaman dan buah-buahan karena banyaknya maksiat yang dikerjakan oleh para penghuninya.
Ibnu Abu Hatim mengatakan makna dari kalimat "Telah tampak kerusakan di darat" maksudnya adalah telah banyaknya manusia yang terbunuh. Sedangkan "dan di laut" berarti banyak perahu yang dirampok.
Sedangkan menurut Ata Al-Khurrasani, maksud dari daratan adalah kota dan perkampungan di atasnya. Lalu lautan adalah pulau-pulaunya.
Pendapat Muhammad ibnu Ishaq dalam kitab Sirah-nya mengakatan bahwa firman Allah SWT pada "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia" adalah ketika Rasulullah SAW mengadakan perjanjian perdamaian dengan Raja Ailah dan menetapkan jizyah dan bahr-nya (negerinya).
Karena penduduknya banyak yang berbuat kerusakan dan maksiat, maka berkuranglah hasil tanam-tanaman dan buah-buahan di sana.
Begitu pun yang diriwayatkan oleh Syaikh Zaid ibnu Aslam, Imam Malik menjelaskan bahwa kerusakan yang dimaksud pada ayat ini adalah kemusyrikan. Namun, pendapat ini masih perlu diteliti lagi.
Dalam Tafsir Al-Qur'an Juz 21 karya M. Yunan Yusuf dijelaskan, perbuatan yang menyimpang atau memilih untuk menyekutukan Keesaan Allah SWT berakibat pada munculnya Al-Fasad atau kerusakan alam.
Allamah Sayyid Quthb mengatakan bahwa kerusakan hati manusia dan akidah serta amal manusia, bisa berakibat pada kerusakan di muka bumi baik di daratan maupun lautan.
M. Yunan Yusuf menuliskan bahwa kerusakan yang terjadi adalah sebagaimana polusi udara yang sangat tinggi, pencemaran air sungai yang sangat parah, pembakaran hutan, dan semakin berkurangnya hutan-hutan sebagai paru-paru dunia.
Selanjutnya, kerusakan-kerusakan inilah yang menyebabkan datangnya banyak bencana pada manusia. Seperti munculnya penyakit baru, gangguan hewan liar ke pemukiman warga sebab habisnya habitat mereka, bahkan munculnya banjir atau bencana lain yang sering merenggut banyak korban jiwa.
Pada akhir surah Ar Rum ayat 41 dikatakan, Allah SWT memperlihatkan semua itu agar manusia sadar apabila perbuatan al-fasd mereka sudah mendatangkan kerusakan di muka bumi ini. Sehingga manusia bisa kembali ke ajaran syariat agama dalam hal memelihara alam dengan benar.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Indonesia Konsisten Jadi Negara Paling Rajin Beribadah