Salat 5 waktu mengandung banyak keutamaan, begitu pun dengan salat Subuh. Waktu Subuh dan Isya dikatakan ibadah paling berat bagi orang-orang munafik.
Nabi Muhammad SAW bersabda,
"Salat terberat bagi orang-orang munafik adalah salat Isya dan Subuh. Padahal seandainya mereka mengetahui pahala pada kenya salat tersebut, tentunya mereka akan mendatanginya walaupun harus merangkak." (HR Ahmad)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut buku Panen Pahala dengan Puasa susunan Akhmad Iqbal, kedudukan salat Subuh dalam Islam sangat istimewa. Terlebih jika dikerjakan secara berjamaah.
Mengutip buku Reuni Ahli Surga karya Ahmad Abi Am-Musabbih, pergi ke masjid dan mengerjakan salat Subuh secara berjamaah juga akan diganjar pahala khusus. Ini tercantum dalam hadits yang mengatakan perolehan 119 pahala bagi mereka yang melaksanakannya.
Nabi SAW bersabda,
"Seseorang yang melaksanakan salat Subuh berjamaah, maka orang itu akan mendapatkan pahala 119 kali dibanding salat sendiri." (HR Muslim)
Selain itu, melaksanakan salat Subuh secara berjamaah akan mendapat perolehan 27 derajat sebagaimana tertuang dalam hadits Bukhari.
"Salah berjamaah melampaui salat sendirian dengan (mendapatkan) 27 derajat." (HR Bukhari)
Kata 27 derajat diartikan para ulama sebagai salat sebagaimana ditegaskan oleh Imam Ibnu Daqiq al-'Ied:
"Pendapat yang paling jelas adalah mengartikan "derajat" dengan arti "salat" karena terdapat penggunaan redaksi "salat" dalam sebagian riwayat (hadist)" (Ibnu Hajar al-Haitami, Tuhfah al-Muhtaj, hal. 370)
Dahsyatnya pahala yang diganjar dari mengerjakan salat Subuh berjamaah setara dengan haji sempurna. Hal ini bersandar pada hadits Nabi SAW yang berbunyi,
"Barang siapa salat Subuh berjamaah, lalu duduk berdzikir kepada Allah SWT sampai terbit matahari, kemudian ia salat 2 rakaat, maka amalan itu sama dengan pahala menunaikan ibadah haji dan umrah secara sempurna, sempurna, dan sempurna." (HR At Tirmidzi)
Dzikir yang dapat dibaca pada waktu subuh ada berbagai macam, sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW, Imam an-Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar menukil riwayat yang terdapat dalam Sunan Abu Dawud dan Sunan Ibnu Majah yang dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Abu Dawud, berikut salah satu dzikir yang dibaca pada pagi hari:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Arab latin: Laa ilaha illallah wahdahu laa syarikalah lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai-in qodiir
Artinya: "Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya, hanya bagi-Nya kekuasaan dan hanya bagi-Nya segala puji. Dialah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Selain itu, dalam Kitab Shahih Bukhari juga terdapat hadits yang memuat bacaan dzikir ringan di lisan, namun memberatkan timbangan amal. Rasulullah SAW pernah bersabda, sebagaimana diceritakan Abu Hurairah RA,
كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
Artinya: "Ada dua kalimat, yang ringan di lisan tetapi berat dalam timbangan dan dicintai oleh ar-Rahman, 'Subhanallah wa bi hamdih (Maha Suci Allah dan Segala puji hanya bagi-Nya)', dan 'Subhanallahil 'azhim (Maha Suci Allah yang Maha Agung)." (HR Muttafaq 'Alaih)
Kemudian juga terdapat bacaan dzikir yang paling disukai Allah SWT dalam Kitab Shahih Muslim. Berikut ini bacaannya:
سُبْحَانَ اللَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلَا إِلَهَ إلا الله، وَاللَّهُ أَكْبَرُ
Arab latin: Subhanallah, walhamdulillah, wala ilaha illallah, wallahu akbar
Artinya: "Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar."
(aeb/nwk)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana