7 Cendekiawan Muslim pada Masa Kejayaan Islam

7 Cendekiawan Muslim pada Masa Kejayaan Islam

Nilam Isneni - detikHikmah
Sabtu, 24 Jun 2023 16:00 WIB
Ibnu Rusyd
Ibnu Rusyd, salah satu cendekiawan muslim pada masa kejayaan Islam. Foto: Wikipedia Commons/Ilustrasi Fauzan Kamil
Jakarta -

Cendekiawan muslim pada masa kejayaan Islam banyak memberikan sumbangsih terhadap kemajuan ilmu pengetahuan. Mereka mendalami bidang kedokteran hingga filsafat.

Banyak sekali ilmuwan muslim yang terkenal. Di bidang kedokteran ada Ibnu Sina, di bidang fisika ada Ibnu Haitsam, lalu di bidang fikih ada Ibnu Rusyd. Kemudian, Imam al-Ghazali mengisi deretan cendekiawan muslim bidang filsafat.

Berikut selengkapnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cendekiawan Muslim Masa Kejayaan Islam

1. Ibnu Sina

Menukil buku Filsafat dan Metafisika dalam Islam karya M. Sholikhin, Ibnu Sina memiliki nama lengkap Abu Ali al-Husain bin 'Abd Allah ibn 'Abd Allah ibn 'Ali ibn Sina. Ia dilahirkan di Afshanah, sebuah desa kecil dekat Bukhara.

Ibnu Sina mempunyai kecerdasan luar biasa, sehingga ia telah mampu menghafal Al-Qur'an sejak usia sehingga ia telah mampu menghafal Al-Qur'an sejak usia kurang dari 10 tahun. Kebesaran Ibnu Sina terlihat dari beberapa gelar yang diberikan oleh para tokoh kepadanya, seperti al-Syaikh al-Ra'is di bidang filsafat.

ADVERTISEMENT

Al-Ghazali menyebutnya sebagai ahli filsafat karena pemikiran keagamaan Ibnu Sina sangatlah mendalam dan tajam. Dari pemikirannya tersebut melahirkan beberapa karya besar baik berupa buku dan kumpul-kumpulan surat di antaranya al-syifa yang membahas mengenai penyembuhan.

Selain itu, terdapat karyanya yang lain yaitu al-Qanun fi al-Thibb (Peraturan-peraturan Kedokteran), al-isyarat wa al-tanbihat (Isyarat dan Penjelasan), Mantiq al-Masyriqiyyin (Logika Timur), Uyun al-Hikmah (Mata Air Hikmah), al-Magest (buku tentang astronomi). la juga meninggalkan beberapa esai, beberapa yang terpenting adalah Hayy ibn Yagzhan, Risalah al-Thair, Risalah al-'Isyq, Tahshil al-Sa'adah.

2. Ibnu Rusyd

Merujuk dari buku Ibnu Rusyd: Api Islam dari Andalusia karya A.R. Shohibul Ulum, Ibnu Rusyd lahir di kota Cordova, Andalusia. Keluarganya merupakan orang-orang besar yang mempunyai kedudukan tinggi di mata masyarakat Andalusia.

Pada masa itu, Andalusia termasuk salah satu pusat peradaban Islam yang cukup diperhitungkan dan gemilang. Ibnu Rusyd merupakan salah seorang filsuf yang memberikan kontribusinya dalam bidang filsafat.

Ibnu Rusyd juga merupakan seorang filsuf muslim pertama yang berpengaruh di Eropa. Nama lengkapnya adalah Abu al-Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Rusyd yang lahir di Cordova ibukota Andalusia pada 520 H.

Ia dibesarkan dalam keluarga ahli fikih dan ayahnya merupakan seorang hakim. Ibnu Rusyd juga merupakan seorang yang ahli dalam ilmu fikih dengan bukunya yang terkenal adalah Bidayatul Mujtahid.

Namanya sangat memuncak di dalam ilmu filsafat, sehingga ia diberi gelar "The Greatest Philosopher in the West, and The Famous Commentator on Aristotle" (Seorang filsuf terbesar di Barat dan seorang komentator Aristoteles yang sangat terkenal).

Karya-karya Ibnu Rusyd yang berupa al-Jawami ash-Shighar, seperti Jawami as-Sama ath-Thabi'i, Jawami as-Sama, Jawani as-Sama al-Alam, Jawami al-Kaun wa al Fasad, dan Jawami al-Atsar al-Uluwiyyah.

Adapula, karyanya yang berupa sanggahan kritik seperti Fasl al-Maqal, Al-Kasyf'an Manahij Adillah, dan Tahafut at-Tahafut. Kedua, karya-karya Ibnu Rusyd yang berupa Mukhtasar yang juga disebut Adh-Dharuri seperti Adh Dharurifi an Nahw, Adh-Dharuri fi al-Manthiq, Adh-Dharuri fi Ushul al-Fiqh aw Mukhtashar al-Mustashfa, Mukhtasar al-Majisti, Mukhtasar fi an-Nafs, dan Mukhtasar al-Ilal wa al-A'rad.

3. Al-Ghazali

Dalam buku Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali Kisah Hidup dan Pemikiran Sang Pembaru Islam karya M. Ghofur al-Lathif menjelaskan mengenai biografi Imam al-Ghazali.

Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i. Al-Ghazali lahir di Thus, Khurasan, Persia (sekarang Iran) pada 1058/ 450 H dan wafat juga di Thus, pada 1111/14 Jumadil Akhir 505 H dalam usia 52 tahun.

Imam al-Ghazali dikenal sebagai seorang filsuf dan teolog muslim Persia, yang di Barat dikenal dengan sebutan Algazel, khususnya pada abad Pertengahan.

Karya-karya filsafatnya yang terkenal di antaranya, Ihya 'Ulumuddin, ar-Risalah al-Qudsiyyah, Kimiya al-Sa'adah, Bidayat al-Hidayah, Maqasid al-Falasifah (Tujuan Filsafat), sebagai karangan yang pertama dan berisi masalah-masalah filsafat, dan Tahafur al-Falasifah (Kerancuan Filsafat) buku ini membahas kelemahan-kelemahan para filosof masa itu, yang kemudian ditanggapi oleh Ibnu Rusyd dalam buku Fahafut al-Tahafut.

4. Ibnu Khaldun

Abu Bakar Dja'far dll dalam buku Mengenal Tokoh Filsafat Muslim dan Pemikirannya menjelaskan mengenai biografi Ibnu Khaldun. Nama lengkap Ibnu Khaldun adalah Abdu al-Rahman Ibn Muhammad Ibn Muhammad Ibn al-hasan bin Jabiribn Muhammad Ibn Ibrahim Ibn Khalid Ibn Utsman Ibn Hani Ibn Khattab Ibn Kuraib Ibn Ma'dikarib Ibn al-Harits Ibn Wail Ibn Hujar.

Keluarganya berasal dari Hadramaut dan merupakan keluarga politik, intelektual, dan, bangsawan. Ia lahir di dalam keluarga elit dan lahir pada 27 Mei 1332 (734 H) di Tunisia.

Al-Allamah Abdurrahman bin Muhammad bin Khaldum dalam Mukkadimah Ibnu Khaldun juga menjelaskan mengenai karya-karya Ibnu Khaldun yaitu At-Ta'riif bi Ibn Khaldun (sebuah kitab autobiografi, catatan dari kitab sejarahnya), dan Lubab al-Muhassal fi Ushul ad-Diin (kitab tentang permasalahan dan pendapat teologi yang merupakan ringkasan Kitab Muhassal Afkaar al-Mutaqaddimiin wa al-Muta'akh-khiriin.

5. Al-Kindi

Cendekiawan muslim pada masa kejayaan Islam lainnya adalah Al-Kindi. Pemilik nama lengkap Abu Yusuf Ya'kub ibn Ishaq ibn Shabbah ibn Imran ibn Ismail Al-Ash'ats ibn Qais Al-Kindi ini lahir di Kufah (sekarang Irak) tahun 801 M, sebagaimana diterangkan dalam Filsafat Pendidikan Islam Kajian Tokoh-Tokoh Pemikiran Islam karya Suprapno.

Ia menghabiskan masa kecilnya di Kufah dengan menghafal Al-Qur'an, mempelajari tata bahasa Arab, kesusastraan Arab dan ilmu hitung.

Para sejarawan memberi julukan kepada Al-Kindi sebagai "Filosof Arab" karena ia merupakan satu-satunya filsuf muslim keturunan Arab asli yang bermoyang kepada Ya'qub ibn Qahthan yang bermukim di kawasan Arab Selatan.

Karya Al-Kindi salah satunya adalah Kammiyah Kutub Arsithateles yang membahas mengenai perbedaan antara doktrin agama dan filsafat.

6. Ibnu Haitsam

Udo Yamin Efendi Majdi dalam buku Quranic Quotient menceritakan mengenai biografi Ibnu Haitsam. Ibnu Haitsam memiliki nama lengkap Abu Ali Hasan Ibnu al-Haitsam Al-Basri Al-Mishri. Ia lahir pada 965 M.

Ibnu Haitsam adalah seorang ahli fisika, sebagaimana dijelaskan Tethy Ezokanzo dalam buku Kisah Ulul Azmi dan Tokoh Islam Hebat bahwa Ibnu Haitsam merupakan ahli fisika. Karya terbesar Ibnu Haitsam adalah Kitab Al-Manazhir yang berisi hasil penelitian tentang cahaya, warna, ilusi, dan refleksi.

Karya-karya Ibnu Haitsam dikumpulkan oleh George Sartan dalam buku Introduction to the Study of Science.

7. Al-Farabi

Cendekiawan muslim pada masa kejayaan Islam lainnya adalah Al-Farabi. Disebutkan dalam buku Al-Farabi: Sang Filsuf Muslim Pendiri Neoplatonisme karya A. R. Shohibul Ulum, Al-Farabi memiliki nama lengkap Abu Nasr Muhammad bin Muhammad bin Tarkhan bin Awzalagh al-Farabi. Ia lahir di Wasij, sebuah desa kecil di Farab (atau lebih populer Utrar) yang merupakan wilayah Turkistan pada 870 M.

Sejak masa mudanya, Al-Farabi telah belajar ilmu-ilmu Islam seperti fikih, hadits, tafsir, dan lain-lain. Diceritakan pula bahwa Al-Farabi dapat berbicara dalam 70 macam bahasa dengan 4 bahasa yang paling dikuasai yaitu, Arab, Persia, Turki, dan Kurdi.

Humaidi dalam buku Paradigma Sains Integratif al-Farabi: Pendasaran Filosofis bagi Relasi Sains, Filsafat, dan Agama menjelaskan bahwa ada tiga karya utama Al-Farabi yang secara eksplisit berkaitan langsung dengan tema politik, yaitu al-Madinah al-Fadhilah, al-Siyasat al-Madaniyyah, dan Tahshil al-Sa'adah.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads