4 Kiprah LDK Jama'ah Shalahuddin Hidupkan Masjid Kampus UGM

4 Kiprah LDK Jama'ah Shalahuddin Hidupkan Masjid Kampus UGM

Tsalats Ghulam Khabbussila - detikHikmah
Minggu, 11 Jun 2023 17:01 WIB
Kegiatan Sajadha oleh LDK Jamaah Shalahuddin UGM
Potret kegiatan Sajadha tahun 2022 yang digelar oleh LDK Jama'ah Shalahuddin Masjid Kampus UGM. (Foto: Dok. Pribadi)
Jakarta -

Ada sejumlah kegiatan yang dilakukan dengan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Jama'ah Shalahudin dalam menghidupkan Masjid Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM). Tujuannya untuk meningkatkan kualitas kerohanian Islam di UGM dan masyarakat umum.

LDK Jama'ah Shalahuddin adalah salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak pada bidang kerohanian Islam lebih khususnya di bawah nama UGM. Jama'ah Shalahuddin atau kerap dipanggil sebagai JS ini sudah berdiri semenjak 1976 yang diklaim oleh JS sebagai salah satu lembaga dakwah kampus tertua.

JS berawal dari organisasi rutin tahunan bertajuk Ramadhan in Campus dan masih eksis hingga sekarang yang dikenal dengan nama Ramadhan di kampus. Periode ini, JS dipimpin oleh Indra Oktafian Hidayat, seorang mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik Nuklir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jama'ah Shalahuddin syarat akan kegiatan yang berdampak bagi anggota JS, civitas UGM, dan masyarakat umum, tidak hanya dari sisi kerohanian Islam, namun juga dari sisi kemanusiaan termasuk kesejahteraan," ungkap Indra saat ditemui detikHikmah, ditulis Minggu (11/6/2023).

"Secara umum dan historis, JS selalu mengadakan kegiatan dengan tujuan berdampak dan tepat sasaran. Cara yang digunakan agar kegiatan JS dapat tepat sasaran adalah dengan riset-riset yang dilakukan secara mandiri. Hasil riset tersebut kemudian diolah dan dirumuskan suatu acara agar bisa tepat sasaran" jelasnya.

ADVERTISEMENT

Indra menjelaskan, JS adalah merupakan lembaga dakwah kampus yang independen dan inklusif. Artinya, semua orang dari berbagai kalangan dan golongan bisa mengikuti kegiatan JS.

4 Kiprah LDK Jama'ah Shalahuddin

1. Ramadhan di Kampus UGM

Ramadhan di Kampus (RDK) tadinya adalah cikal bakal organisasi Jama'ah Shalahuddin dan memiliki nama awal Ramadhan in Kampus. Kegiatan ini sudah dilaksanakan dari 1976 dan terus diselenggarakan hingga saat ini.

2. Sajadha

Sajadha atau Safari Jama'ah Shalahuddin dalam Idul Adha adalah kegiatan rutin tahunan dalam rangka Idul Adha. Kegiatan ini adalah hasil kolaborasi JS dengan Masjid Kampus UGM dan Asar Humanity Yogyakarta yang bertujuan untuk memberikan bantuan kurban dan sembako kepada desa binaan JS.

Kegiatan Sajadha ini memberi kesempatan bagi shohibul kurban atau orang yang akan berkurban untuk bisa berdonasi melalui mereka dan akan disalurkan ke desa binaan JS. Adapun daftar hewan kurban yang bisa dipilih untuk dikurbankan lengkap dengan harganya adalah sebagai berikut.

  • Domba Reguler (21-25 kg) Rp 2.500.000
  • Domba Istimewa (31-35 kg) Rp 3.500.000
  • Domba Premium (41-45 kg) Rp 4.500.000
  • Sapi Reguler (200-250 kg) Rp 17.500.000
  • Sapi Istimewa (275-325 kg) Rp 24.500.000
  • Sapi Premium (350-400 kg) Rp 31.500.000

3. Kajian Rutin

Kajian rutin menjadi agenda mingguan yang diselenggarakan JS, baik dilaksanakan di Masjid Kampus UGM, desa binaan, bahkan melalui online. Agenda mingguan ini menawarkan topik yang beragam tiap harinya.

Seperti, pada hari Senin, Masjid Kampus UGM membahas mengenai fikih prioritas karya Dr. Yusuf Al-Qardhawy. Lalu, pada hari Selasa membahas mengenai sejarah dan peradaban Islam. Sementara pada Rabu diselenggarakan secara online dan membahas mengenai integrasi antara agama dengan sains.

"Kamis membahas mengenai perempuan dan agama yang berkesempatan untuk dilakukan kolaborasi dengan Women Institute Indonesia, dan di hari-hari selanjutnya yang topiknya menyesuaikan. Kajian juga dilaksanakan rutin tiap minggunya di hari Sabtu," jelas mahasiswa angkatan 2020 ini.

"Ahad (Minggu) itu ada tafsir Quran, Ahad pagi. Itu dari tahun 80-an sudah ada tafsir Quran," lanjut dia lagi.

4. Desa Binaan

Desa binaan JS saat ini ada dua yaitu berada di Dusun Duwet, Desa Purwoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo dan Dusun Kaligede, Desa Pilangrejo, Nglipar, Gunungkidul. Untuk Dusun Kaligede, tahun ini adalah perdana resmi menjadi desa binaan sekligus bertepatan dengan momentum Idul Adha.

"Untuk Dusun Duwet, kami sudah kurang lebih 5 tahun membina disana dengan kajian rutin tiap minggunya di hari Sabtu, mengajar TPA dan lain-lain. Untuk Dusun Kaligede, kami baru menggandeng mereka di tahun ini dengan diawali momentum Idul Adha," tutur Indra.

Dusun Duwet disebut Indra sudah mendapatkan banyak manfaat dari JS. Meski demikian, menurutnya, Dusun Duwet sebetulnya adalah desa kedua binaan JS semenjak berdirinya LDK tersebut.

Sebelumnya, JS membina sebuah desa yang letaknya tidak jauh dari Dusun Duwet. Namun, berdasarkan penuturan Indra, dusun pertama tersebut sudah mereka lepas dari desa binaan karena dianggap sudah memenuhi kriteria sebagai desa yang mandiri.

"Di Dusun Duwet sendiri selain kami memperkuat dari sisi kerohanian Islam, kami juga membina masyarakat secara umum, termasuk juga dalam mengembangkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini dilakukan salah satunya melalui program PHP2D atau Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa," terangnya.

Melalui program tersebut, kata Indra, mereka mencoba membina masyarakat agar bisa mandiri usaha dengan mengolah olahan singkong. Saat ini, mereka mencoba mengusahakan mesin pengering hasil singkong agar produksi dapat meningkat dan konsisten khususnya saat di musim penghujan.

"Selain itu, kami saat ini berfokus juga pada pemanfaatan potensi usaha wisata di desa tersebut. Hal ini karena terdapat potensi wisata, akan tetapi belum sepenuhnya dilakukan swadaya oleh masyarakat sekitar yang akhirnya penyerapan manfaat hasil dari wisata tidak terserap sepenuhnya oleh masyarakat Dusun Duwet," beber Indra.




(rah/rah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads