Keunikan Arsitektur Masjid Kampus UGM: Padukan Nuansa China-Jawa-Arab

Keunikan Arsitektur Masjid Kampus UGM: Padukan Nuansa China-Jawa-Arab

Nilam Isneni - detikHikmah
Kamis, 08 Jun 2023 17:01 WIB
Masjid Kampus UGM
Masjid Kampus UGM. Foto: Farah Ramadanti/detikHikmah
Jakarta -

Masjid Kampus Universitas Gajah Mada atau biasa dikenal dengan Maskam UGM memiliki arsitektur yang unik. Masjid ini mengadopsi gaya arsitektur post modern dengan memadukan unsur kebudayaan China, Jawa, dan Arab.

Ketua Takmir Maskam UGM Rizal Mustansyir mengatakan, masjid ini dibangun era mundurnya Presiden Soeharto. Banyaknya mahasiswa UGM yang saat itu beribadah di Gelanggang Mahasiswa melatarbelakangi pembangunan masjid.

"Masjid UGM ini didirikan pada tahun 1998, tepatnya pada 21 Mei 1998 saat pelengseran Presiden Soeharto," jelas Rizal saat ditemui tim detikHikmah di Maskam UGM, Rabu (7/6/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alasan kita untuk membangun Masjid Kampus ini, karena dahulu kita salatnya di Gelanggang Mahasiswa," sambungnya.

Rizal menjelaskan, Gelanggang Mahasiswa ini merupakan tempat umum bagi seluruh mahasiswa sehingga semakin banyaknya mahasiswa dari tahun ke tahun menjadi alasan yang kuat untuk membangun Masjid Kampus UGM ini.

ADVERTISEMENT

Meskipun masjid di setiap fakultas itu sudah ada, lanjut Rizal, tetapi wadah bagi mahasiswa UGM masih belum tersedia. Prof. Koesnadi Hardjasumantri yang pada saat itu menjabat sebagai Rektor UGM memiliki sebuah ide untuk membangun masjid kampus.

Mengenai lahan yang saat ini menjadi tempat berdirinya Masjid Kampus UGM sendiri merupakan bekas makam Tionghoa. Setelah mencapai kesepakatan akhirnya makam-makam tersebut dipindahkan ke daerah Piyungan.

Padukan Arsitektur China-Jawa-Arab

Menurut Rizal, arsitektur Maskam UGM mengikuti aliran post modern. Perpaduan gaya China dan Jawa menjadi daya tarik tersendiri dari Maskam UGM. Arsitektur China ini dapat dilihat dari ornamen warna masjid yang bercorak merah dan keemasan.

"Iya masjid ini mengikuti gaya post modern dan penggabungan dari kebudayaan yang bermacam-macam, misalnya gaya arsitektur China dan ada juga kebudayaan Jawa," ujar Rizal.

Ketika memasuki Maskam UGM melalui gerbang pintu depan, jemaah akan melihat halaman masjid yang cukup luas. Halaman tersebut banyak ditanami pohon palem yang sekilas seperti pohon kurma di halaman Masjid Nabawi.

Selain itu, terdapat kolam yang berbentuk persegi panjang yang mirip dengan Taj Mahal yang ada di India. Selanjutnya, jemaah akan mendapati gaya bangunan yang tidak berdinding sehingga bisa masuk dari mana saja, ini menganut gaya arsitektur Jawa yaitu rumah Joglo.

Menurut Rizal sendiri, tidak adanya dinding ini menjadi suatu hal yang positif dan menguntungkan bagi Maskam UGM sendiri. Ia menyebut, tidak perlu memasang AC atau kipas angin dalam masjid karena angin bisa bebas masuk.

Masjid Kampus UGMMasjid Kampus UGM tampak dari sisi samping. Foto: Farah Ramadanti/detikHikmah

Bukan hanya itu, pada saat COVID-19 Maskam UGM juga dinyatakan sebagai Masjid yang sehat dan aman untuk digunakan.

"Ketika ada COVID, masjid kita dinyatakan sehat untuk digunakan karena tidak tertutup. Untuk jaraknya itu pun kita buat persis seperti tegel yang kalian lihat, kita beri jarak dua tegel," jelasnya.

Untuk pemugaran sendiri dijelaskan bahwa Masjid Kampus UGM hanya melakukan perbaikan ketika ada kerusakan namun belum ada pemugaran. Hal itu dikarenakan dari ketua takmir ingin mempertahankan bangunan yang terkesan sangat menarik ini.

"Kalau didandani, direnovasi ya ada genteng bocor segala macam. Maka kemarin ketika ada tawaran renovasi saya nggak setuju," ujarnya.

Raih Penghargaan Nabawi Awards 2023

Salah satu prestasi yang pernah diraih oleh Maskam UGM adalah Nabawi Awards 2023. Rizal mengaku cukup terkejut ketika dihubungi bahwa Maskam UGM masuk ke dalam nominasi Nabawi Awards.

Hal itu dikarenakan pada bulan puasa yang lalu sedang sibuk-sibuknya untuk mengurusi banyak kegiatan. Alhasil, Masjid Kampus UGM mendapatkan penghargaan tersebut. Menurut Ketua Takmir Maskam UGM, adanya event-event yang diselenggarakan pada bulan puasa menjadi suatu hal yang luar biasa dan spektakuler.

Mengingat Maskam UGM berhasil dan banyak mengundang tokoh-tokoh politik, seperti Ridwan Kamil, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo. Hal ini terjadi setelah adanya COVID yang mengakibatkan banyaknya kegiatan yang terpaksa ditiadakan.

Jemaah Masjid Kampus UGMSuasana Masjid Kampus UGM lantai 2 untuk jemaah putri. Foto: Farah Ramadanti/detikHikmah

Selain itu, Maskam UGM juga menyelenggarakan acara sahur bersama di mana hal ini belum umum dilakukan dan terjadi di lingkungan kampus. Menurut penjelasan Rizal, alasannya karena untuk menghidupkan Maskam UGM yang biasanya sepi sekaligus membuat mahasiswa merasa senang.

Ditemui terpisah, Yulianto (40), salah satu jemaah haji Maskam UGM mengaku merasa nyaman selama beribadah di Maskam UGM. "Nyaman sih untuk jamaahnya nyaman, yang dicari kan itu toh nyaman beribadah, tenang," ujarnya.

Alumni UGM angkatan 2001 ini sedang nostalgia ke kampus dan melaksanakan salat jemaah di Maskam UGM. Meskipun saat menjadi mahasiswa ia jarang mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Maskam, baginya Maskam UGM memiliki kesan tersendiri.




(kri/kri)

Hide Ads