Sebelum manusia dilahirkan ke alam dunia, manusia pernah berjanji dan bersumpah kepada Allah SWT. Janji ini tercantum dan diingatkan pula oleh-Nya melalui Al-Qur'an. Seperti apa isi perjanjiannya?
Sayyid Muhammad Husayni Beheshti dalam bukunya God in the Quran yang diterjemahkan Apep Wayudin, mengemukakan Surat Al-A'raf ayat 172-173 berisi tentang perjanjian yang dilakukan antara manusia, dan Tuhan yakni Allah SWT.
Tercatatnya janji manusia dengan Allah SWT ini dalam Al-Qur'an bermaksud untuk memperkuat pendapat bahwa tiap insan di kala sebelum lahirnya sudah terikat dengan perjanjian itu. Dalam artian, manusia telah dibekali fitrah untuk mempercayai dan mengakui ketuhanan dan keesaan-Nya semenjak belum diciptakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut bunyi Surat Al-A'raf ayat 172-173:
وَاِذْ اَخَذَ رَبُّكَ مِنْۢ بَنِيْٓ اٰدَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَاَشْهَدَهُمْ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْۚ اَلَسْتُ بِرَبِّكُمْۗ قَالُوْا بَلٰىۛ شَهِدْنَا ۛاَنْ تَقُوْلُوْا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اِنَّا كُنَّا عَنْ هٰذَا غٰفِلِيْنَۙ - 172 اَوْ تَقُوْلُوْٓا اِنَّمَآ اَشْرَكَ اٰبَاۤؤُنَا مِنْ قَبْلُ وَكُنَّا ذُرِّيَّةً مِّنْۢ بَعْدِهِمْۚ اَفَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ الْمُبْطِلُوْنَ - 173
Artinya: "(Ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari tulang punggung anak cucu Adam, keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksiannya terhadap diri mereka sendiri (seraya berfirman), 'Bukankah Aku ini Tuhanmu?' Mereka menjawab, 'Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.' (Kami melakukannya) agar pada hari Kiamat kamu (tidak) mengatakan, 'Sesungguhnya kami lengah terhadap hal ini,' atau agar kamu (tidak) mengatakan, 'Sesungguhnya nenek moyang kami telah mempersekutukan (Tuhan) sejak dahulu, sedangkan kami adalah keturunan yang (datang) setelah mereka. Maka, apakah Engkau akan menyiksa kami karena perbuatan para pelaku kebatilan?'
Sayyid Muhammad Husayni Beheshti menjelaskan, "Ayat ini bercerita mengenai percakapan antara seluruh umat manusia dan Tuhan di mana seluruh umat manusia itu berbicara langsung dengan Tuhan mereka dan bersaksi bahwa Dia adalah sang Maha Pencipta dan Maha Pengatur alam semesta."
Lebih lanjut diterangkan, perjanjian ini dibuat untuk menggugurkan semua alasan yang nantinya akan dilontarkan oleh manusia di hari kiamat nanti. Sehingga mereka kelak tidak akan bisa membantah dengan alasan tak tahu atau tak sadar. Dan mereka juga tidak dapat mengatakan bahwa dirinya sama sekali tidak berdosa lantaran hanya mengikuti apa yang diturunkan oleh orang tua atau nenek moyangnya.
Ibnu Katsir melalui Qashash Al-Anbiya juga menyebutkan hadits Nabi SAW perihal janji manusia kepada Allah SWT ini. Dan mayoritas ulama bersandar pada hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dari Anas bin Malik.
"Hajjaj telah menceritakan kepada kami, Syu'bah telah menceritakan kepada kami, dari Abu Imran al-Jauni, dari Anas bin Malik, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: 'Pada hari kiamat nanti seseorang akan ditanya, 'Seandainya kamu mempunyai sesuatu di bumi apakah kamu akan menjadikannya sebagai tebusannya?' Orang tersebut menjawab: 'Ya.'
Allah SWT berfirman: 'Sesungguhnya, Aku menginginkan sesuatu yang ringan darimu. Aku telah mengambil perjanjian darimu ketika kamu masih berada di punggung Adam, yaitu agar kamu tidak menyekutukan Aku dengan sesuatu apa pun. Namun, engkau menolaknya dan tetap saja mempersekutukan Aku'." (HR Ahmad dalam Musnad-nya [1/272]) Hadits ini juga diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari riwayat Syu'bah.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi