Ibnu Khaldun merupakan salah satu bapak pendidikan Islam. Ia juga dikenal sebagai sejarawan muslim dan seorang politikus pada masanya.
Cendekiawan muslim periode pertengahan asal Tunisia ini menuangkan pemikirannya dalam kitabnya yang berjudul Al-Muqaddimah. Dalam biografinya Al-Ta'rif bi Ibn-Khaldun wa Rihlatuhu Gharban wa Shaqran, ia mengatakan merancang Al-Muqaddimah dari hasil penelitian luas yang terbaik.
Ahmad Faisal Marzuki mengatakan dalam buku Mendirikan Salat, Menegakkan Peradaban, salah satu ungkapan Ibnu Khaldun yang sering dikutip adalah "manusia bukanlah produk nenek moyangnya, tapi produk kebiasaan-kebiasaan sosial."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam Kitab Al-Muqaddimah, Ibnu Khaldun mengulas tentang peradaban manusia, hukum-hukum kemasyarakatan, dan perubahan sosial, termasuk pemikirannya tentang pendidikan juga termuat di sana.
Konsep Pendidikan Menurut Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun tidak memberikan definisi pendidikan secara jelas. Namun, ia hanya memberikan gambaran-gambaran secara umum mengenai makna pendidikan yang kemudian melahirkan pengertian yang cukup luas. Salah satunya, seseorang dengan sendirinya akan terdidik oleh zamannya.
Ibnu Khaldun mengatakan, "Barang siapa tidak terdidik oleh orang tuanya, maka akan terdidik oleh zaman, maksudnya barang siapa tidak memperoleh tata krama yang dibutuhkan sehubungan pergaulan bersama melalui orang tua mereka yang mencakup guru-guru dan para sesepuh, dan tidak mempelajari hal itu dari mereka, maka ia akan mempelajarinya dengan bantuan alam, dari peristiwa-peristiwa yang terjadi sepanjang zaman, zaman akan mengajarkannya."
Menurut Ibnu Khaldun, pendidikan bukan hanya merupakan proses belajar mengajar yang dibatasi oleh empat dinding, tetapi pendidikan adalah suatu proses di mana manusia secara sadar menangkap, menyerap, dan menghayati peristiwa-peristiwa alam sepanjang zaman.
Dijelaskan lebih lanjut dalam kitabnya, dari rumusan yang ingin dicapai, Ibnu Khaldun menganut prinsip keseimbangan. Ia ingin agar kelak anak didik dapat mencapai kebahagiaan duniawi sekaligus ukhrowi.
Dalam buku Falsafah Ibnu Khaldun karya Ahmad Sunawari Long dikatakan, istilah pendidikan menurut Ibnu Khaldun dapat diterangkan sebagai suatu proses yang berkelanjutan untuk membentuk manusia dari keadaan yang tidak sempurna menuju keadaan yang lebih sempurna (insan kamil).
Selain itu, pendidikan dalam konsep Ibnu Khaldun juga dimaknai sebagai suatu proses pengalaman karena kehidupan adalah pertumbuhan dan pendidikan itulah yang membantu pertumbuhan batin tanpa dibatasi usia.
(kri/lus)
Komentar Terbanyak
Daftar 50 SMA Terbaik di Indonesia, 9 di Antaranya Madrasah Aliyah Negeri
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026