Dalam menghidupkan bulan Ramadan, mengerjakan amalan-amalan sunnah adalah hal yang hendaknya dilakukan oleh umat muslim demi meraih pahala dan ridho dari Allah SWT. Salah satunya adalah dengan mengerjakan sholat malam yang dilakukan usai waktu isya sampai menjelang terbitnya fajar.
Sholat sunnah memang tidak diganjar dosa ketika ditinggalkan, namun bisa mendapat banyak keutamaan dan pahala apabila dikerjakan secara rutin.
Rasulullah SAW bersabda,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {مَنْ صَلَّى فِى الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ اثْنَتَيْ عَشَرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ
Artinya: Rasulullah SAW mengatakan, "Siapa yang salat sunnah dalam sehari semalam dua belas rakaat, maka Allah telah membangunkan untuknya rumah di surga." (HR Muslim).
Anjuran Mendirikan Sholat Malam
Dalam sebuah riwayat, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Seutama-utama sholat sesudah sholat fardhu ialah sholat sunnah pada waktu malam." (HR Muslim). Keterangan ini menjelaskan tentang betapa pentingnya sholat yang dilaksanakan di waktu orang sedang istirahat pada malam hari.
Waktu pelaksanaan sholat malam ini sepertiga malam pertama (selepas Isya sampai pukul 22.00), sepertiga malam kedua (pukul 22.00 sampai 01.00), dan sepertiga malam terakhir (pukul 01.00 sampai waktu Subuh). Sepertiga malam terakhir itulah waktu yang paling utama.
Hal ini didasarkan pada hadits yang menerangkan tentang keutamaan diijabahnya doa pada sepertiga malam terakhir. Ust. Mahmud Asy- Syafrowi menyebutkan dalam bukunya Shalat-Shalat Sunah Penarik Rezeki, menurut keterangan yang shahih, saat dikabulkannya doa itu adalah sepertiga malam terakhir.
Abu Muslim berkata kepada sahabatnya Abu Dzar, "Pada waktu manakah yang lebih utama kita mengerjakan sholat malam?" Abu Dzar menjawab, "Aku telah bertanya kepada Rasulullah sebagaimana engkau tanyakan kepadaku ini." Rasulullah bersabda, "Perut malam yang masih tinggal adalah sepertiga yang terakhir. Sayang sedikit sekali orang yang melaksanakannya." (HR Ahmad).
Adapun berdasarkan riwayat Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, "Allah turun ke langit dunia setiap malam pada sepertiga malam terakhir. Allah lalu berfirman, "Siapa yang berdoa kepada-Ku niscaya Aku kabulkan! Siapa yang meminta kepada-Ku niscaya Aku beri! Siapa yang meminta ampun kepada-Ku tentu Aku ampuni. Demikianlah keadannya hingga fajar terbit." (HR Bukhari Muslim).
Sholat yang Dilakukan Usai Isya Sampai Jelang Fajar
1. Sholat Tahajud
Sholat tahajud artinya sholat malam setelah tidur sejenak. Tahajud berasal dari bahasa Arab, tahajjud, dari kata dasar hajada yang berarti tidur, juga berarti sholat pada malam hari.
Orang yang melaksanakan sholat malam disebut hajid. Jadi, bertahajud artinya melakukan sholat sunnah pada malam hari setelah tidur. Semua sholat sunnah yang dikerjakan pada malam hari setelah tidur disebut sholat tahajud atau sholat malam (sholatullail).
Sholat tahajud hukumnya adalah sunnah muakkad, yakni sangat dianjurkan bagi umat Islam. Dalam hadits riwayat Muslim disebutkan, "Sebaik-baik sholat fardhu adalah sholat pada malam hari." Adapun untuk sholat tahajud dianjurkan dan lebih utama dikerjakan pada sepertiga malam terakhir.
2. Sholat Hajat
Sholat hajat adalah sholat untuk memohon kepada Allah karena memiliki hajat atau keperluan yang harus diwujudkan. Sholat hajat ini boleh dilakukan pada siang hari karena tidak adanya dalil yang secara khusus menjelaskan waktu sholat hajat. Dikarenakan malam hari adalah waktu diijabahnya doa, maka hendaknya dilakukan pada malam hari.
Sholat hajat boleh dikerjakan sekali atau beberapa kali hingga terkabul hajatnya. Namun, pada umumnya dikerjakan sampai 7 malam berturut-turut. Adapun jumlah rakaatnya mulai dari 2 rakaat sampai 2 rakaat dan setiap 2 rakaat salam. Selain dengan sholat hajat, seseorang juga harus berikhtiar dan bersabar agar hajatnya terkabul.
3. Sholat Witir
Di antara mazhab-mazhab fiqih, hanya Abu Hanifah yang berpendapat tentang wajibnya hukum sholat witir. Sementara yang lain menganggapnya sebagai sunnah muakkad. Sholat ini adalah sholat dengan bilangan rakaat ganjil. Hal ini didasarkan pada hadits berikut,
"Sesungguhnya Allah adalah witir (ganjil) dan mencintai witir." (HR Abu Daud). Dalam buku Mukjizat Sholat Malam For Teens oleh Sallamah Muhammad Abu Al-Kamal, disebutkan bahwa sholat ini dimaksudkan sebagai pamungkas waktu malam untuk "mengganjili" sholat-sholat yang genap.
Oleh karena itu dianjurkan untuk menjadikan sholat witir sebagai penutup sholat malam. Nabi Muhammad SAW mengatakan, "Jadikanlah witir akhir sholat kalian pada waktu malam." (HR Bukhari).
4. Sholat Tasbih
Sholat tasbih adalah sholat al-nawafil al-laliyah wan-nahariyah (sholat sunnah yang bisa dilakukan pada waktu malam dan siang). Pada siang hari bacaannya pelan, sedangkan malam hari bacaannya keras. Namun, bacaan tasbihnya itu dibaca pelan, baik waktu malam maupun siang.
Disebut sholat tasbih karena di dalamnya memang banyak diucapkan kalimat tasbih. Dalam setiap rakaat diucapkan setiap 75 kali, sehingga dalam empat rakaat sholat sunnah tasbih ini maka akan diucapkan 300 kali tasbih.
Disebutkan dalam buku Dahsyatnya Shalat Tasbih oleh Misbahus Surur bahwa makruh hukumnya mengkhususkan sholat tasbih pada malam Jumat. Dalam sebuah hadits diterangkan bahwa orang yang hendak melakukan sholat tasbih pada setiap minggu, sebaiknya melakukannya pada hari yang berlainan (menurut Imam Ibnu Hajar Al-Haitamy).
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dipahami bahwa tidak apa-apa melaksanakan sholat tasbih setiap malam Jumat, dengan catatan tidak berniat mengkhususkan malam Jumat tersebut.
5. Sholat Sunnah Mutlak
Sholat sunnah mutlak adalah sholat sunnah yang dapat dikerjakan kapan saja, kecuali pada waktu-waktu yang dilarang untuk melakukan sholat. Sholat sunnah ini murni dilakukan semata-mata untuk melakukan pendekatan diri (taqarrub) kepada Allah, hanya untuk mendapatkan keutamaan dan pahala yang besar di sisi-Nya.
Oleh karena itu, jumlah rakaat dalam sholat sunnah mutlak ini tidak terbatas. Hanya saja, setiap dua rakaat, hendaklah orang yang mengerjakannya melakukan salam.
6. Sholat Tarawih
Sholat tarawih memiliki kedudukan yang tinggi di bulan Ramadan dan mempunyai banyak keutamaan. Pelaksanaannya adalah selepas Isya dan lebih dianjurkan dilakukan secara berjamaah.
Sholat sunnah ini dinamakan tarawih karena Rasulullah dan para sahabat biasa beristirahat sejenak setiap salamnya. Tata cara dan bilangan rakaatnya sama dengan sholat tahajud, yakni delapan rakaat ditambah dengan witir tiga rakaat. Delapan rakaat sholat tarawih tersebut dapat dilaksanakan dengan empat rakaat salam atau dua rakaat salam.
Demikian beberapa deretan sholat malam yang dapat dilaksanakan mulai dari selepas waktu isya hingga menjelang terbitnya fajar. Semoga dapat memberikan manfaat.
Baca juga: Batas Waktu Sholat Tarawih, Sampai Kapan Ya? |
(dvs/dvs)
Komentar Terbanyak
Ustaz Khalid Basalamah Buka Suara Usai Dipanggil KPK
OKI Gelar Sesi Darurat Permintaan Iran soal Serangan Israel
Iran-Israel Memanas, PBNU Minta Kekuatan Besar Dunia Tak Ikut Campur