Mad dikenal sebagai salah satu hukum bacaan ilmu tajwid yang berfokus pada panjang pendeknya kalimat Arab dalam Al-Qur'an. Simak 15 hukumnya!
Rois Mahfud dalam buku Pelajaran Ilmu Tajwid mengartikan "mad" secara bahasa, yakni memanjangkan, atau panjang, atau tambah. Sementara menurut istilah, "mad" adalah membaca panjang huruf hijaiyah di dalam Al-Qur'an sebab bertemu satu di antara tiga huruf mad, yaitu wawu sukun (وْ), ya' sukun (يْ), dan alif (ا).
Bacaan panjang yang ditimbulkan hukum mad ini memiliki ketentuan dasar, menukil buku Dasar-dasar Ilmu Tajwid oleh Marzuki & Sun Choiril Ummah sebagai berikut:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1) Dibaca panjang apabila huruf alif (ا) terdapat setelah huruf yang berharakat fathah sebelumnya (ـَـ).
2) Dibaca panjang jika huruf wawu sukun (وْ) berada setelah huruf yang berharakat dhammah sebelumnya (ـُـ).
3) Dibaca panjang bila huruf ya' sukun (يْ) terletak sesudah huruf yang berharakat kasrah (ـِـ).
Untuk mengetahui seberapa panjang kalimat Arab dapat dilafalkan, ilmu tajwid membagi hukum bacaan mad menjadi beberapa bagian. Serta masing-masing hukumnya dipengaruhi dengan sejumlah kondisi yang berbeda-beda.
Pembagian Hukum Bacaan Mad
Secara garis besar, hukum bacaan mad terbagi menjadi dua cabang; mad thabi'i & mad far'i. Adapun mad far'i punya sejumlah hukum turunannya lagi. Berikut mengenai pembagian hukum bacaan mad yang dilansir dari buku Pelajaran Ilmu Tajwid.
Mad Thabi'i
Hukum satu ini mengikuti ketentuan dasar bacaan mad, yakni apabila huruf alif (ا) terletak sesudah fathah (ـَـ), jika huruf ya' mati (يْ) setelah harakat kasrah (ـِـ) dan bila huruf wawu sukun (وْ) berada sesudah dhammah (ـُـ), maka cara pelafalannya dengan dipanjangkan sebanyak dua harakat (tempo).
Huruf alif (ا) terletak sesudah fathah (ـَـ):
بَا ، وَا ، خَا ، دَا
Bacaan dari kanan ke kiri: baa-waa-khaa-daa
Contoh: (QS An-Nas ayat 4) مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ
Huruf ya' sukun (يْ) setelah harakat kasrah (ـِـ)
ليْ ، تِيْ ، فِيْ , دِيْ
Bacaan dari kanan ke kiri: lii-tii-fii-dii
Contoh: (QS An-Nas ayat 5) فِيْ صُدُوْرِ
Huruf wawu sukun (وْ) berada sesudah dhammah (ـُـ)
رُوْ ، ذُوْ ، شُوْ ، ضُوْ
Bacaan dari kanan ke kiri: ruu-dzuu-syuu-dhuu
Contoh: (QS An-Nas ayat 1) قُلْ اَعُوْذُ
Mad Far'i
"Far'i" berarti cabang. Jenis mad satu ini terbagi lagi menjadi 14 hukum:
Mad Wajib Muttashil
Apabila ada ketentuan mad thabi'i yang bertemu dengan hamzah (ء) dalam satu kalimat atau katanya. Cara bacanya dengan dipanjangkan lima harakat. Contoh: (QS Al-Baqarah ayat 6) سَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ
Mad Jaiz Munfasil
Apabila ada ketetapan mad thabi'i yang bertemu dengan huruf hamzah (ء) dalam kata atau kalimat yang terpisah. Panjang bacaannya sebanyak lima harakat. Contoh: (QS Al-Baqarah ayat 12) اَلَآ اِنَّهُمْ
Mad Lazim Mutsaqal Kilmi
Apabila ketentuan mad thabi'i bertemu dengan huruf bertasydid (ـّـ) dalam satu kata. Cara bacanya dengan panjang enam harakat. Contoh: (QS Al-Fatihah ayat 7) وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ
Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi
Apabila ketentuan mad thabi'i bertemu dengan huruf bersukun, tetapi bukan di akhir kata, dan panjang bacaannya sebanyak enam harakat. Contoh: (Surat Yunus ayat 91) اٰۤلْـٰٔنَ
Mad Layyin
Apabila ya' sukun (يْ) atau wawu sukun (وْ) terletak setelah huruf yang berharakat fathah (ـَـ) dan bertemu huruf hidup yang diwaqafkan. Cara bacanya bisa dipajangkan dua harakat, empat harakat, dan enam harakat. Contoh: (QS Quraisy ayat 4) مِّنْ خَوْفٍ
Mad Arid Lissukun
Apabila ada waqaf atau tempat pemberhentian bacaan, sementara sebelum waqaf terdapat ketentuan mad thabi'i dan mad layyin, sehingga panjang bacaannya bisa dua hingga enam harakat (yang lebih utama). Contoh: (QS Al-Fiil ayat 1) بِاَصْحٰبِ الْفِيْلِ
Mad Shilah Qashirah
Abila ada huruf ha dhamir (ه) yang huruf sebelumnya hidup (berharakat), sehingga panjang bacaannya sebanyak satu alif (dua harakat/dua tempo). Contoh: (QS Al-Qariah ayat 9) فَاُمُّهٗ
Mad Shilah Thawilah
Apabila ha dhamir (ه) bertemu dengan huruf hamzah yang berharakat setelahnya, dan panjang bacaannya sampai lima harakat. Contoh: (QS Al-Baqarah ayat 255) عِنْدَهٗٓ اِلَّا
Mad Iwadh
Apabila ada harakat fathahtain (ـًـ) yang terletak pada tempat pemberhentian (waqaf) di akhir kalimatnya. Maka panjang bacaannya sebanyak dua harakat. Contoh: (QS An-Nisa ayat 1) كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً
Mad Badal
Apabila ada hamzah () bertemu dengan ketentuan mad, maka cara bacanya seperti mad thabi'i, yakni dipanjangkan sebanyak dua tempo (harakat). Contoh: (QS Ali Imran ayat 186) اُوْتُوا
Mad Lazim Harfi Mukhaffaf
Apabila ada huruf yang enam; huruf ha (ح), huruf ya' (ي), huruf tha' (ط), huruf alif (ا), huruf Ha (ه), dan huruf ra' (ر) di awal surat yang terdiri dari satu atau beberapa huruf yang terletak pada awal surat. Cara bacanya hanya sepanjang dua harakat saja. Contoh: (QS Yunus ayat 1) الۤرٰ
Mad Lazim Harfi Mutsaqal
Sama dengan mad lazim harfi mukhaffaf yang berada di permulaan surat, tetapi bedanya terdapat delapan huruf; huruf nun (ن), huruf qaf (ق), huruf shad (ص), huruf ain (ع), huruf sin (س), huruf lam (ل), huruf kaf (ك), dan huruf mim (م).
Panjang bacaan untuk mad lazim mutsaqal harfi sampai enam harakat, dengan contoh pada salah satu ayat Al-Qur'an pada Surat Al-Qalam ayat 1 - نۤ
Mad Tamkin
Apabila berkumpulnya dua huruf ya'. Di mana huruf ya' pertamanya berharakat tasydid (ـّـ) juga kasrah (ـِـ), sementara huruf ya' yang kedua berharakat sukun (ـْـ). Panjang bacaannya sejumlah dua harakat. Contoh: (QS Al-Baqarah ayat 61) النَّبِيّٖنَ
Mad Farqu,
Apabila dua hamzah bertemu, yaitu hamzah istifham (untuk bertanya) dan hamzah washal pada alif lam ma'rifah (ال). Dan bacaannya dipanjangkan hingga enam harakat. Contoh: (QS Al-An'am ayat 143) قُلْ ءٰۤالذَّكَرَيْنِ
Itulah ke-15 hukum bacaan mad beserta penjelasan dan masing-masing contohnya, semoga bermanfaat!
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi