Ilmuwan Muslim Pertama yang Padukan Ilmu Filsafat dan Agama

Ilmuwan Muslim Pertama yang Padukan Ilmu Filsafat dan Agama

Nilam Isneni - detikHikmah
Minggu, 19 Mar 2023 06:00 WIB
Al-Kindi, ilmuwan muslim pertama yang memadukan ilmu filsafat dan agama.
Al-Kindi, ilmuwan muslim pertama yang memadukan ilmu filsafat dan agama. Foto: Wikimedia Commons
Jakarta - Ada banyak tokoh cendekiawan Islam di bidang ilmu filsafat. Sejarah mencatat, ilmuwan muslim pertama yang memadukan ilmu filsafat dan agama berasal dari Yaman.

Ilmuwan muslim yang pertama kali memadukan antara ilmu filsafat dengan agama adalah Al-Kindi. Ia memiliki nama asli Yusuf Ya'qub ibn Ishaq al-Kindi.

Mahfud Junaedi dalam bukunya Paradigma Baru Filsafat Pendidikan Islam mengatakan, Al-Kindi merupakan keturunan suku Kindah dari Yaman. Ayahnya, bernama Ishaq ibn Shabah yang merupakan penguasa Kufah pada zaman al-Mahdi dan al-Rasyid.

Al Kindi lahir sekitar tahun 185 Hijriah atau 801 Masehi. Ia menghabiskan masa kanak-kanaknya dan mulai menuntut ilmu di Kufah. Bahkan, ia juga mendapatkan pendidikan terbaik di Bashrah lalu melanjutkannya di Baghdad, yang menjadi pusat utama pengembangan ilmu pengetahuan di bawah Dinasti Abbasiyyah.

Di Baghdad ia mempelajari ilmu pengetahuan dan filsafat lalu menyajikannya dalam bahasa Arab dan berupaya mengintegrasikannya ke dalam perspektif Islam. Al-Kindi merupakan pendukung gerakan penerjemahan buku-buku Yunani ke dalam bahasa Arab, yaitu ikut mengawasi dan mengoreksi sebagian buku terjemahan.

Al-Kindi adalah seorang Arab muslim pertama yang memahami dan menguasai filsafat, atau sebagai seorang penulis filsafat kreatif pertama di dunia Islam, sehingga ia disebut sebagai filsuf Arab. Ia juga merupakan seorang mu'tazilah dan memiliki hubungan yang baik dengan istana Khalifahan al-Ma'mun (813-833), al-Mu'tashim (833-842), dan al-Watsiq (842-847).

Kompetensinya dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan tersebut membuatnya menjadi idola di istana Abbasiyyah, sehingga ia ditunjuk untuk menjadi guru putra al-Mu'tashim. Bahkan Al-Kindi juga menempati posisi di istana yang jarang diminati oleh para filsuf sesudahnya.

Masih dalam buku yang sama, dikisahkan menjelang akhir hayatnya, selama masa pemerintahan al-Mutawakil Al-Kindi tidak mendapatkan penghormatan seperti pada masa pemerintahan sebelumnya bahkan ia mendapatkan fitnah. Al-Kindi wafat pada tahun 252 H atau 866 M, pada usia 65 tahun.

Mengenai informasi biografi tentang Al-Kindi, sumber-sumber klasik menyebutkan bahwa sumbangan besar Al-Kindi bagi perkembangan filsafat dan sains Islam. Ibnu Nadhim sebagai seorang pustakawan terpercaya menyebutkan bahwa terdapat 242 buah karya Al-Kindi dalam bidang logika, metafisika, falak, musik, astrologi, geometri, kedokteran, politik, dan lain sebagainya.

Karya-Karya Tulis Al-Kindi

Semasa hidupnya, Al-Kindi telah melahirkan sejumlah karya tulis. Berikut di antaranya:

  • Fi al-'Aql (Tentang Akal)
  • Fi al-Qaul fi al-Nafs (Pendapat tentang jiwa)
  • Kalam fi al-Nafs (Pembahasan tentang jiwa)
  • Fi al-'Aql Mahiyah fi al-Naum wa al-Ru'ya (Substansi tidur dan mimpi)
  • Al-Hilal li Daf'I al-Ahzan (Kiat melawan kesedihan)
  • Fi al-falsafah al-Ula (Tentang Filsafat Pertama)
  • Fi al-Radd 'ala al-Mananiyah (Penolakan penganut manichaeisme)
  • Naqdh al-Masail al-Mulhidin (Tanggapan atas pernyataan kaum ateis)

Al-Kindi merupakan filsuf Islam pertama, telah memberikan kontribusi sangat luar biasa bagi peradaban Islam. Sebab, ia adalah orang pertama yang merintis jalan menyesuaikan filsafat Yunani dengan prinsip-prinsip ajaran Islam sehingga lahirlah filsafat Islam.

Mustain dalam bukunya Ensiklopedia Biografi Ilmuwan Islam di Bidang Sains menjelaskan mengenai karya yang terkenal dari Al-Kindi, yaitu On First Philosophy yang membahas mengenai Tuhan. Ia berpendapat bahwa Tuhan adalah kebenaran dari semua kebenaran atau puncak dari kebenaran.

Ilmuwan muslim yang pertama kali memadukan antara ilmu filsafat dengan agama ini juga menganggap bahwa keteraturan alam tidak mungkin terjadi tanpa adanya zat yang tidak terlihat. Alam semesta yang menjadi tempat tinggal manusia, menurut Al-Kindi adalah karya Tuhan yang juga berperan dalam menjaga dan memfasilitasi ketersediaan alam.

Simak Video "4 Benda Sehari-hari yang Ternyata Ditemukan oleh Ilmuwan Muslim"
[Gambas:Video 20detik]
(kri/kri)