Sikap sombong adalah mengagungkan diri seraya meremehkan dan merendahkan orang lain. Mari kita simak firman-Nya dalam surah Luqman ayat 18 yang artinya, " Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia ( karena sombong ) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri."
ayat ini merupakan nasihat Lukman al-Hakim kepada anaknya agar berakhlak dan memiliki sopan santun ketika berinteraksi dengan sesama manusia. Itulah indahnya ajaran Islam, berinteraksi dengan orang lain saja hendaknya berakhlak. Menghadapi seseorang ( interaksi ) dengan wajah berseri dan rendah hati, janganlah berjalan di muka bumi ini dengan angkuh, namun berjalanlah dengan lemah lembut dan berwibawa.
Ketika seseorang mendapatkan popularitas, jabatan atau kedudukan yang tinggi, dan memperoleh harta yang berlimpah biasanya ia berpotensi untuk bersikap sombong dan angkuh. Ini disebabkan oleh kurangnya kontrol diri dan hati setelah memperoleh anugerah dari Allah Swt. Akibatnya, ia kadangkala merasa superior dibandingkan orang lain atau bahkan menghina orang lain dengan segala yang dimilikinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baru-baru ini kita dipertontonkan seorang anak muda yang bangga dan pamer terhadap harta kekayaan milik orang tuanya. Kebanggaan terhadap harta itu fana, sangat mudah sekali bagi Sang Pemberi untuk mengambil lagi segala pemberian-Nya. Pamer itu merupakan tindakan menyombongkan diri dengan menilai dirinya lebih baik daripada orang lain. Bahayanya bagi yang menyombongkan diri itu tidak mau menerima kebenaran dari orang lain karena menganggap dirinya yang benar. Sebetulnya orang sombong itu dalam hatinya tahu orang lain itu benar. Biasanya orang yang takabur pada sesama bisa mendorong takabur pada Sang Pencipta. Maka janganlah sekali-kali melihat diri lebih baik dari orang lain, apalagi dengan motivasi untuk merendahkan dan meremehkan, atau orang yang menolak kebenaran sementara ia tahu itu adalah kebenaran, itulah sikap takabur pada sesama.
Pada dasarnya kesombongan itu adalah pengagungan. Dan pada hakikatnya kesombongan itu congkak, merendahkan orang lain dan tidak menerima kebenaran padahal ia tahu perihal kebenaran itu. Pengagungan terhadap dirinya itu perbuatan yang yang dibenci-Nya. Beberapa firman-Nya dan hadis Rasulullah Saw :
1. Surah an-Nahl ayat 23, "Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong."
2. Surat Ghafir ayat 36, "Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang."
3. Ibn Mas'ud meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, "Tidaklah masuk neraka orang yang dalam hatinya terdapat iman kendati hanya sebesar biji sawi, dan tidaklah masuk surga orang yang dalam kalbunya terdapat kesombongan kendati hanya sebesar biji sawi." ( H.R. Muslim ).
Inilah petunjuk bagi kita agar dengan serius untuk tidak bersikap sombong, karena sekecil biji sawi saja membuat seseorang tidak bisa masuk surga. Pendorong seseorang menjadi sombong yang sering dijumpai adalah :
O. Saat mendapatkan kedudukan. Menjadikan orang tersebut berubah sikap dari sebelumnya. Mestinya dipahami bahwa posisinya itu bukan kekal selamanya, karena ketika anugerah tadi ditarik pemberi-Nya maka ia akan kembali menjadi orang biasa.
O. Ketika harta melimpah. Dengan keadaan seperti ini, seakan dunia di tangannya. Pada tahap ini seseorang yang jauh dari iman, ia akan merasa apa saja bisa dilakukan. Ia lupa bahwa kekayaan itu bukan dari upayanya namun itu anugerah Allah Swt. Kesombongan atas harta ini membuat seseorang mudah terpleset.
O. Bisa juga datang dari keilmuannya. Biasanya jika ia merasa keilmuannya lebih tinggi, maka ia akan bersikap meremehkan pada orang yang keilmuannya lebih rendah.
O. Dari ketaatannya. Ketika seseorang merasa kalah tingkat secara lahir ( sisi kedudukan, maupun harta kekayaan ), maka ia bergumam, "Belum tentu saya kalah dibanding si Fulan meskipun dia berharta dan berkedudukan? Saya tentu lebih tinggi di hadapan-Nya karena saya taat beribadah."
Ini sudah menampakkan kesombongannya secara halus. Ketaatan yang dilakukan didorong rasa "kekalahannya" sehingga kurang ikhlas untuk beribadah karena Allah Swt.
O. Sombong karena nasab. Kebanggaan terhadap keluhuran nasabnya yang menyebabkan perilaku merendahkan sesama adalah tindakan sia-sia. Justru kehebatan leluhur itu untuk memacu berprestasi lebih baik bukan mengagungkannya tanpa berkarya.
Itulah sikap sombong yang harus kita semua hindari, penulis tutup dengan senandung syair :
Pengagungan diri seraya meremehkan.
Bersikap sombong, kelebihan berbangga diri.
Bangga pada ilmunya, menuju sikap meremehkan pada yang awam.
Bangga pada kekayaan, menjadikan sombong bersikap.
Pamer akan harta, puaskan nafsu.
Tahukah kau ? Hartamu itu fana.
Saat Sang Kuasa tentukan, hartamu sirna dan menjadi hina.
Orang berilmu, kadang tinggi hati.
Ia akan mencela, bagi yang mengajarinya.
Memberi nasihat dengan tinggi hati.
Jika diperintah melakukan kebenaran, ia akan tolak.
Jika diskusi, ia merendahkan lawannya.
Marah pada yang tidak menenuhi kebutuhannya.
Ilmu ibarat hujan.
Turun dari langit, suci, bersih dan bagus.
Pohon berbuah yg manis menjadi tambah manis.
Yg pahit tambah pahit.
Ilmu turun pada orang yang sombong, maka ia akan makin sombong.
Jika turun pada yang tawadu', maka tambah tawadu'.
Sombong akan sirna, jika ingat asal usulnya.
Tanah, lumpur dibuatkannya.
Keturunannya berasal dari tempat kotor ( air mani ).
Ingatlah kau, dari tiada menjadi ada.
Karena Allah berkehendak.
Dari tuli, menjadikan mendengar.
Dari bisu, menjadikan berbicara lancar.
Semula kau lahir lemah, dengan akal kau kuasai ilmu pengetahuan.
Dengan ilmu kau menjadi congkak.
Pada dasarnya kesombongan itu pengagungan.
Hakikatnya kesombongan adalah congkak.
Hindarilah sikap ini, ingatlah firman-firman Allah yang melarang.
Ingatlah kesombongan dan keagungan, semata milik Allah Swt.
Aunur Rofiq
Ketua DPP PPP periode 2020-2025
Ketua Dewan Pembina HIPSI ( Himpunan Pengusaha Santri Indonesia)
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih - Redaksi)
(erd/erd)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina