Sejarah peradaban Islam memiliki banyak periode penting yang membentuk kondisi dan situasi umat Islam hingga saat ini. Dituliskan dalam buku Sejarah Peradaban Islam karya Suyuthi Pulungan, Harun Nasution membagi sejarah Islam menjadi tiga periode, yaitu periode klasik (650-1250 M), periode pertengahan (1250-1800 M), dan periode modern (1800-sekarang).
Pada tahun 1800-an, di mana termasuk dalam akhir periode pertengahan dan awal periode modern, peradaban Islam sempat mengalami kemunduran sekaligus kebangkitan.
Kemunduran dalam Sejarah Peradaban Islam
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diceritakan dalam buku Historiografi Islam dan Perkembangannya karya Nyayu Soraya, dkk., pada periode pertengahan (1250-1800 M), peradaban Islam memasuki fase kemunduran dan fase tiga kerajaan besar. Kondisi umat Islam pada tahun 1800 memasuki fase kemunduran dari adanya tiga kerajaan besar.
Awalnya, terdapat tiga kerajaan besar Islam yaitu kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Safawi di Persia, dan kerajaan Mughal di India.
Sejak tahun 1700 M hingga memasuki tahun 1800 an, kejayaan tiga kerajaan besar Islam tersebut mulai memudar dan pada akhirnya mengalami keruntuhan. Sejak meninggalnya Sultan Sulaiman Al-Qanuni, kerajaan Usmani tidak memiliki sultan-sultan kenamaan yang berpengaruh lagi. Akibatnya, terjadilah pemberontakan di dalam negeri, peperangan dengan negara tetangga, dan tentara Usmani (Jenissary) juga mengadakan pemberontakan.
Bersamaan dengan kondisi tersebut, di Eropa mulai timbul negara-negara kuat dan maju yang mengakibatkan kerajaan Usmani yang semula luas menjadi hanya mencakup Asia Kecil dan sebagian kecil dari daratan Eropa Timur. Kerajaan Usmani pada akhirnya lenyap dan digantikan dengan Republik Turki di tahun 1924 M.
Kerajaan Syafawi yang ada di Persia mendapat serangan dari suku bangsa Afghan yang menganut paham Sunni sehingga mengakibatkan kerajaan Syafawi menjadi hancur. Begitupun kekuasaan kerajaan Mughal yang ada di India diperkecil oleh pukulan-pukulan raja-raja India.
Kekuatan militer dan politik umat Islam di masa ini pun menurun sehingga mereka mengalami kondisi kemunduran drastis. Menjelang tahun 1800 an, Napoleon berhasil menduduki Mesir sebagai salah satu pusat terpenting dunia Islam. Jatuhnya pusat umat Islam ke tangan Barat ini menginsafkan kemunduran peradaban Islam.
Kemajuan dalam Sejarah Peradaban Islam
Masih dalam sumber yang sama, setelah mengakhiri periode pertengahan dengan fase kemunduran, mulai tahun 1800 M umat Islam mulai mengalami fase kebangkitan kembali. Fase kebangkitan ini disebut sebagai periode modern yang berlangsung hingga sekarang.
Pada tahun 1800, adanya ekspedisi Napoleon di Mesir berhasil membuka mata dunia Islam, terutama bagi masyarakat Turki dan Mesir, mengenai kemunduran dan kelemahan umat Islam di samping kemajuan dan kekuatan Barat. Hal tersebut menjadi ancaman bagi Islam sehingga raja-raja dan pemuka agama Islam mulai mencari jalan keluar agar mutu dan kekuatan umat Islam kembali meningkat.
Kondisi umat Islam pada tahun 1800 setelah memasuki periode modern akhirnya mulai menuju ke zaman kebangkitan. Pemikiran filsafat dan ilmu kalam juga semakin berkembang. Rizem Aizid dalam buku Sejarah Peradaban Islam Terlengkap menjelaskan bahwa masa modern dalam sejarah Islam ini ditandai dengan gerakan pembaruan di berbagai bidang, di antaranya yaitu bidang agama, politik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, serta pembaruan di berbagai keilmuan lainnya.
Itulah kisah dari kondisi umat Islam pada tahun 1800 M yang mengajarkan tentang perjuangan dalam menghadapi berbagai tantangan dan keberhasilan. Meskipun sempat mengalami berbagai kondisi yang sulit dalam periode kemundurannya, tetapi umat Islam berhasil membuka mata dunia dan kembali mengalami kebangkitan.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Daftar 50 SMA Terbaik di Indonesia, 9 di Antaranya Madrasah Aliyah Negeri
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026